Selingkuhan sepupu di karyakarsa

1.5K 7 1
                                    

Pernah gak sih kalian ngerasa monoton sama hidup, gak punya masalah tapi bosen. Bawaannya gak punya gairah hidup. Itulah yang lagi aku alami. Kehidupan yang settle dalam segala hal bikin aku nggak bersyukur, bisa dibilang begitukan.
Orang tuaku seimbang antara keluarga dan pekerjaan, aku dibesarkan dengan sangat berkecukupan sampai akhirnya aku dipersunting oleh Riko, dokter spesialis yang memilih dinas ke desa, padahal itu gak harus dia lakuin tapi dia punya cerita yang ngena banget. Itulah kenapa aku juga ikut mendampingi Riko di desa ini.
Seperti yang aku bilang kehidupanku ini monoton, meski tinggal di desa aku dapat semua fasilitas wah dari keluargaku dan kelurga suami. Aku benar benar di titik jenuh hidup dan bikin aku bad mood, sampai suatu hari aku berpikir harus dikusiin hal ini sama Riko.

“Rik, aku mau ngomong sama kamu.”
“Kamu mau ngomong apa sayang?”
“Aku rasanya bete banget, dan gak guna, kayak ya ampun ngapain sih gue hidup.”
“Kok kamu tibatiba ngomong gitu, kamu ada masalah sayang? Cerita sama aku ya.” dia belai rambutku, kami tatapan lalu ciuman, ciuman bibir Riko udah gak semanis dulu, kaya aktifitas yang memang harus dilakuin aja antara suami dan istri, udah gak ada chemistry, bosen…
“Gak tau kenapa, aku rasanya bosen aja.”
“Kamu mau kita balik ke Jakarta?”
“Bukan itu maksudku tapi, kamu pernah gak sih kayak cape sama hidup, bosen sama rutinitas.”
“Hhmm mungkin karena kamu lama di rumah ya sayang, gimana kalau kamu aku ajak aktif di desa sebelah.”
“Ngapain tuh, kamu tau kan Rik, aku susah berbaur, nanti malah ganggu gimana?”
“Gak apa sayang, namanya juga nyoba dulu, kalau cocok lanjut kalau gak yaudah kita cari cara lain biar kamu gak bosen ya.”
“Hmmm.. boleh deh.”
Malam itu habis ngobrol sebagai istri, aku melayani Riko dengan baik, kami melepaskan pakaian, saling berciuman, berpelukan, bercumbu di atas ranjang, dia yang selalu mencium lembut, sambil bisik mesra di telingaku, “Kilaa sayang, istriku sayang..”
Kecupan dan jilatan Riko seakan biasa buatku, seakan rutinitas aja, bahkan ketika Riko mulai menenggelamkan kontolnya di memek aku, semua tuh biasa aja, memang aku menikmati persetubuhan ini, tapi aku benar benar ga seexcited dulu.
“Oohh sayaangg ahh.. Emmhh Kilaaa.. Peluk yang erat sayang.. Oohh enaak ahhh.. Sayang ahh..” aku bisa mendesah tiap kali Riko ngisep pentilku,

” aku bisa mendesah tiap kali Riko ngisep pentilku,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Muasin Teman 🔞💦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang