1. Choi Seung Cheol

13 0 0
                                    

Kamu membereskan beberapa display yang terlihat sedikit berantakan. Lalu setelah dirasa lebih baik, kamu kembali ke meja kasir dan menghitung uang penjualan hari ini. Tangan kananmu sibuk mengarahkan kursor komputer sedangkan tangan kirimu memegang berberapa lembar kertas dari mesin EDC.

Mencocokan kembali nominal yang tertera pada kertas tersebut dengan laporan hasil tarikan sistem. Saat dirasa semuanya sudah cocok, kamu menyimpan file yang nanti akan dikirim ke kantor pusat.

Setelah pekerjaanmu sudah selesai, kamu melirik jam dinding yang ada dibelakangmu. Tiga puluh menit lagi toko tutup. Dan kecil kemungkinan jika pelanggan akan datang.

"Aku pulang duluan, ya? Ibuku memintaku pulang lebih awal." Itu temanmu, Lee Chaeyoung

"Boleh saja. Lagipula sepertinya tidak akan ada pelanggan lagi."

Chaeyoung segera mengambil barangnya dan berpamitan padamu. Tidak lupa ia mengatakan terima kasih karena kamu sudah membiarkannya untuk pulang lebih dulu.

Hening melanda saat Chaeyoung sudah pergi, karena memang hanya kalian berdua yang bekerja pada shift siang hari ini. Sebenarnya ada bagian gudang, namun orang gudang biasanya pulang pukul enam sore karena hanya memiliki satu shift.

Saat tersisa dua puluh menit lagi, tiba-tiba seorang pria masuk ke dalam store. Dengan pakaian casual­-nya ia masuk ke dalam dan melihat-lihat beberapa barang. Dari penampilannya terlihat biasa saja, tapi kamu tahu jika pakaian dan beberapa aksesorisnya memiliki nilai tinggi.

Seperti t-shirt yang dikenakannya adalah merk Balenciaga. Belum lagi tas dengan merk Louis Vuitton. Dan jangan lupa jam tangan Rolex yang harganya bahkan lebih dari dua belas ribu dollar.

"Ada yang bisa saya, bantu tuan? Tuan mencari apa?" dengan ramah kamu menyapa lelaki itu yang sedang melihat display pakaian

"Aku akan lihat-lihat dulu. Jika aku butuh bantuanmu, aku akan memanggilmu." Pria itu menjawab tanpa menatapmu, lalu ia melangkah menuju display lain

Kamu hanya patuh, dan kembali berdiri di meja kasir. Kamu hanya berharap jika pria itu tidak melakukan transaksi apapun karena jika dia melakukannya, maka kamu harus kembali menyunting laporan yang tadi sudah kamu selesaikan.

Kamu kembali melirik jam yang sudah hampir menunjukan pukul sepuluh malam. Baiklah, lima menit lagi toko akan tutup dan kemungkinan besar jika pria itu tidak akan melakukan transaksi apapun.

Doamu mungkin terkabul, karena setelah hampir lima belas menit pria itu tidak melakukan transaksi apapun. Tapi dia juga tidak pergi padahal jam operasional store sudah habis. Melihat satu persatu karyawan toko di dekat tokomu mulai pulang, membuatmu ingin cepat pulang juga.

Dengan hati-hati kamu mendekati pria itu. Namun langkahmu berhenti saat seorang pria lain datang menghampirinya.

"Ya! Choi Seung Cheol, ini sudah jam berapa hah? Tidak lihat sudah banyak toko yang sudah tutup?" pria bernama Choi Seung Cheol itu akhirnya melirik jam Rolex dipergelangan tangannya

"Astaga, aku lupa waktu."

"Kalau begitu ayo kita pulang sekarang."

Ingin rasanya kamu berteriak dan berterima kasih pada pria yang baru datang itu. Namun niatmu itu harus terkubur saat pria tersebut menimpali ajakan temannya itu.

"Tidak Jeong Han-ah, aku harus membeli beberapa koleksi baru ini."

Kamu hanya bisa membelalakan matamu. Pria bernama Seung Cheol itu sudah membuatmu harus lembur karena menunggunya memilih barang-barang. Dan sekarang dia ingin membuat transaksi juga. Sudahlah, sekalian saja kamu menginap di store.

"Hey hey hey, pembayaran menggunakan kartu biasanya sudah ditutup jam segini."

Kamu bersorak dalam hati saat pria yang dipanggil Jeong Han itu mencoba menghentikan kawannya.

"Kalau begitu aku bisa pakai uang tunai." Kebahagiaanmu itu lagi-lagi harus kandas saat mendengar jawaban pria itu

"Aku baru mengambil uang di ATM." Dia memperlihatkan dompet lipatnya yang bahkan sudah tidak bisa dilipat lagi karena uang yang di dalamnya melebihi kapasitas

Dengan langkah berat kamu mengambil posisi di bagian kasir, siap melayani pria yang sejak tadi hanya melihat-lihat saja tapi pada akhirnya melakukan transaksi juga.

🌸

"Hello everyone!" kamu menyapa semua orang yang ada di toko, setelah sebelumnya kamu meyakini jika sedang tidak ada pelanggan

Satu hari setelah insiden 'pelanggan malam' itu kamu mendapatkan jatah libur di hari berikutnya dan ditambah tiga hari karena badanmu drop setelah kehujanan dan tertinggal bus terakhir. Barulah hari ini kamu kembali ke rutinitas harianmu.

"Kau sudah sehat?" Chaeyoung yang sedang berdiri di meja kasir langsung melayangkan pertanyaan dan kamu mengangguk dengan pasti

Kamu meminta Chaeyoung untuk pindah dari posisi kasir, karena memang sebentar lagi pergantian shift. Chaeyoung mendapatkan shift pagi dan lagi-lagi kamu mendapatkan shift siang. Kamu hanya berharap jika pria seperti tempo hari tidak datang lagi.

Saat malam, kamu melihat seseorang yang sejak tadi mondar-mandir di depan toko. Kamu tidak bisa mengenali siapa dia, karena dia menggunakan masker juga topi. Tidak sampai lima menit dia masuk dan langsung mengambil sebuah hoodie lalu melakukan transaksi.

"Kau tidak terlihat beberapa hari ini, apa kemarin kau mengambil cuti?" kamu melirik pria yang sedang berdiri dihadapanmu, memastikan jika dia temanmu atau bukan

"Ah tidak, saya kemarin sakit karena kehujanan tempo hari kemarin." Jawabmu setelah dirasa kamu memang tidak mengenalnya

"Maaf ya, sepertinya karena melayaniku sampai larut malam kau jadi sakit." Kamu diam, lalu pada detik yang sama pria itu membuka masker juga topinya

"Aku tidak tahu jika malam itu hujan turun dan temanku bilang jika bus terakhir sudah lewat." Kamu kaget bukan main, karena orang yang ada di hadapanmu sekarang adalah orang yang sama saat tempo hari kemarin.

Raut wajahnya memperlihatkan jika dia tulus meminta maaf. Jangan lupa seulas senyuman yang dia pamerkan memamerkan lesung pipinya, membuat pesonanya bertambah berkali-kali lipat.

"Aku sebenarnya melihatmu di halte bus saat keluar parkiran, tapi bodohnya seorang Yoon Jeong Han –maksudku temanku, dia baru mengatakan jika tidak ada bus yang lewat setelah kami memasuki tol."

Kamu tersenyum mendengar penjelasaannya. Padahal itu bukan benar-benar salahnya karena mungkin jika kamu membawa payung hari itu, kamu tidak akan kehujanan dan berakhir sakit seperti kemarin.

Walaupun sebenarnya pria itu yang membuatmu harus lembur satu jam karena harus kembali membuat laporan.

"Itu sudah menjadi resiko pekerjaan saya. Anda tidak perlu khawatir, tuan."

"Semuanya jadi 785.499 won, tuan. Mau membayar dengan uang tunai atau menggunakan kartu?"

Seung Cheol langsung mengeluarkan dompetnya, dan memberikan sebuah kartu padamu. Kamu segera menyelesaikan transaksinya dan mengembalikan kartu itu pada pemiliknya.

Setelah memasukan hoodie itu ke dalam paperbag, kamu baru menyadari jika pelangganmu tadi sudah tidak ada dihadapanmu. Dia sudah berjalan menuju pintu keluar sembari mengutak-atik ponselnya.

"Tuan, barangmu!" ucapmu sedikit berteriak

Dia memberhentikan langkahnya. Masih berdiri di tempatnya, dia hanya membalikan badannya tanpa mengambil langkah untuk kembali mendekat sekedar mengambil barangnya.

"Namaku Seung Cheol. Choi Seung Cheol." Kamu hanya bisa mengangkat satu alismu karena tidak mengerti respon yang diberikan oleh pria bernama Choi Seung Cheol itu

"Dan itu untukmu, Ahn Mi Rae-ssi. Jangan sampai sakit lagi, sampai jumpa."

🌸🌸🌸

FIRST SIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang