-Happy Reading!!-
Tandai typo!!
Pemuda dengan kemeja navy lengan panjang menatap kerumunan orang-orang yang nampak sangat heboh menyambut kepulangannya, entahlah, karena orang tuanya yang merupakan orang terpandang di desa itu menjadikan dirinya sangat dihormati oleh warga setempat.
Membalas setiap sarapan yang dilontarkan orang-orang kepadanya dengan ramah, tak lupa senyum manis yang menawan juga memikat hati gadis-gadis penduduk desa itu.
"Le, sampean muleh kota maneh nopo mboten?" Tanya salah seorang ibu-ibu berdaster merah muda, panggil saja Bu Indri. Kakak perempuan ibunya.
"Menetap wonten mriki, bude."
"Oalah, ayo mlebet, ten mriki dingin, le."
Harjuna, cowok itu mengangguk lantas mengikuti langkah bude nya, masuk ke dalam rumah sembari menarik sebuah koper berisi baju-bajunya. Sedangkan barang-barang lainnya dibantu dibawakan oleh beberapa saudara beserta tetangganya. Memang setiap daerah adatnya berbeda-beda, di daerah tempat tinggal Juna, tetangga berkumpul guna menyambut sanak saudara mereka yang baru saja pulang dari tempat perantauan akan disambut dengan hangat.
Warga yang tadinya sibuk berbincang di dalam ruang tamu serentak menyapa kedatangan Juna dengan ramah, dan dibalas tak kalah ramah pula oleh empunya.
Untung aku beli oleh-olehnya banyak, pikir Juna.
"Ya Allah, le. Tambah ganteng tenan. Lek tak jodone mbi anakku gelem pora?"
"Masyaallah, le Juna umur e pinten to?"
Dan masih banyak lagi perbincangan ibu-ibu yang sibuk memperebutkan dirinya menjadi menantu.
Lagipula, memang siapa sih yang menolak pesona anak tunggal kaya raya?
Mas-mas Jawa yang berpawakan tinggi?
Jangan lupakan bahwa parasnya yang rupawan sebagai nilai plus, serta sudah memiliki bisnis sendiri. Tentu menjadi kandidat menantu idaman bagi ibu-ibu.
•••
Hari sudah semakin larut, sudah menunjukkan pukul 23.35 dan kegiatan makan bersama, atau lebih tepatnya acara syukuran dirumah ibu Wiji baru saja selesai.
Gurat lelah nampak sekali diwajah tampan rupawan yang sedang duduk bersandar di sofa ruang tamu itu.
"Juna, kamu istirahat gih, capek banget ibun perhatian." ujar ibu Wiji dengan senyum hangat, tak lupa mengelus lembut Surai hitam putra semata wayangnya itu.
"Iya, ibun. Sebentar lagi, nggih?"
"Pindah kamar sana, ibun nggak tega liatnya."
Juna tersenyum ke arah ibunnya, "iyaaa ibun, ini Juna pindah ke kamar." Lantas berdiri berjalan ke kamarnya yang sudah lama ia tinggal, tak lupa sebelumnya mencium kening ibunnya terlebih dahulu.
Sesampainya di kamar, cowok itu tidak langsung tidur, entah mengapa rasa kantuk yang tadi sudah menghampirinya mendadak sirna begitu saja.
Tatapan cowok itu jatuh pada sebuah bingkai foto yang didalam frame foto itu terdapat beberapa anak manusia yang salah satunya adalah dirinya semasa putih abu dulu.
Perasaannya tiba-tiba merindukan teman-teman putih abunya dulu, apakah dirinya mengadakan reuni saja ya?
Apakah mereka masih tinggal disini? Entahlah.
Selain teman-temannya, dirinya juga sangat merindukan gadis yang yang sudah mengisi hari-harinya sejak kecil.
Kira-kira, siapakah dia?
-TBC-
KAMU SEDANG MEMBACA
HARJUNA (ON GOING)
Novela JuvenilManusia dimuka bumi ini tidak pernah lepas dari kesalahan, begitupula dengan pemuda tampan bernama HARJUNA SASTRAWIJAYA itu. Pemuda dengan sejuta pesona dan kelebihan yang menarik bagi lawan jenis. Sangat memukau dan mengagumkan. Tapi, bukankah seti...