Menceritakan tentang (Keynara Florencia) siswa SMA yang hamil setelah melakukan kesalahan fatal bersama pacarnya ( Ryder Valentine Vincent).
(Keynara Florencia) memberitahukan pada Ryder untuk mengugurkan janin itu tapi ada sesuatu hal yang membua...
"Siapa sih yang menginginkan kata perpisahan? Semua orang pasti tidak ingin ada yang namanya berpisah akan tetapi garis takdir sudah menetukan." - ARUNA VELORA ILESHA.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ryder sudah keluar dari dalam kamarnya, sambil membawa koper dan juga tas yang ia selempang. Vincet yang baru duduk di sofa lantas berdiri menghampiri anak bungsunya yang akan segera pergi ke Inggris.
Papa," panggil Ryder, langsung memeluk ayahnya, Vincent juga membalas pelukan Ryder, entah kenapa matanya mengeluarkan cairan bening yang merembet jatuh mengenai baju nya.
"Hati-hati di sana yah nak, teruslah belajar sampai kamu selesai di sana, papa bakal mantau kamu dari jauh," ucap Vincent setengah berbisik.
Ryder mengusap wajahnya, namun yang mmbuatnya terkejut adalah Aruna yang juga sedang menangis menatap Ryder dan Vincent berpelukan.
"Papa sama Rey pelukan, aku gak diajak yah?" Ryder dan Vincent menoleh melihat Aruna yang sejak tadi melihat mereka.
"Sini sayang," Vincent menjulurkan tangannya, Aruna seketika tersenyum dan bergabung berpelukan bersama mereka, sebelum Ryder pergi ke luar negeri.
"Aaaaa, makin sayang deh sama papa," ucap Aruna sangat senang, bisa berpelukan setelah beberapa tahun. Mungkin ini pertama kali lagi setelah bertahun-tahun.
"Ouhh jadi gitu sekarang, adiknya ini nggak di sayang yah?" timpal Ryder, serasa di acuhkan dengan kakaknya sendiri, Aruna.
"Ciee ada yang cemburu nihh," Aruna menggoda biar Rey makin cemburu.
Ryder hanya menampilkan wajah pasrah, yang mampu membuat Vincent dan Aruna tertawa melihatnya. "Hahahaha adik kakak ini lucu banget sih, kakak sayang kok sama kamu," ucap Aruna sambil mengacak-acak rambut Ryder yang sudah rapi.
"Kak rambut aku!" tegur Ryder, melotot.
"Udah-udah, sekarang ayo Ryder, papa antar ke bandara sekarang," ucapnya.
"Nggak usah pa, udah ada temen-temen Ryder yang bakal nganterin, papa istrahat aja pasti capek banget," Ryder mengerti jika Vincent memang sedang capek.
"Iya pa," Ryder menjabat tangan ayahnya sebelum berangkat, tak ketinggalan juga pamit dengan kakak nya, Aruna.
****
Sejak tadi Key terus mondar-mandir di dalam kamarnya, sambil memencet tombol panggilan, entah siapa yang ingin ia telpon.
"Ayo dong, angkat!" Key mengigit tangannya karena kerasa cemas, sudah beberapa kali Key menghubungi Ryder namun tidak ada balasan dan hanya sura operator yang terdengar.
"Aaaaa!" Key meluapkan emosinya dengan berteriak sambil melempar handphone nya, sudah kesel dengan semua ini, mungkin salahnya juga sih, karena dia kan? Tapi ga nyalahin yah.
Jevan yang baru balik, kaget. Saat mendengar suara teriakan Keynara dari balik kamar. "Astagfirullah Key!" Jevan sudah terkejut saat Key menangis di bawah tempat tidurnya, maksudnya di samping kasur.
"Kak Jevan?" Key sudah menangis sejadi-jadinya, beberapa kali ia menghisap kembali air matanya. Jevan mencoba mendekati Key, ia tahu kalo adiknya sedih, gamau di ganggu tapi ini kan urgent, takutnya kenapa-napa.
"Kak Jevan, tolongin Key. Ryder ga angkat telpon dari Key!" Jevan akhirnya tahu penyebab air mata Key.
"Yaudah jangan nangis, abang bakal nelpon Aruna, siapa tau dia tahu keberadaan Ryder," balasnya, dari sini Key sudah mulai berhenti menangis, tidak seperti tadi.
Namun beberapa menit kemudian, Aruna juga tidak mengangkat telpon nya. Entah kenapa dua orang bersaudara ini secara kompak offline.
Jevan menggeleng menandakan tidak, Aruna tidak membalas chat ataupun panggilannya. Kemana sebenarnya mereka, timbul pertanyaan Jevan sekarang.
Tok tok tok... Dari luar terdengar seseorang sedang mengetuk pintu, Jevan langsung bergegas ke luar untuk membukakan pintu, dan melihat siaoa yang datang bertamu ke rumahnya.
"Aruna?"
"Hai," Sapa Aruna dengan tersenyum manis.
Jevan langsung memasang ekspresi wajah jutek. "Tadi gue chat sama telpon gak dibalas?"
"Ohh aku, eh maksudnya gue, hp nya ketinggalan, hehehe."
"Yakin ketinggalan? Gada sesuatu hal?" tanya balik dari Jevan tidak percaya dengan ucapan Aruna.
"Yaudah lo masuk, hibur adek gue, dia sedih karena Ryder gada kabar."
"Hah?" Aruna langsung masuk, karena dari luar sudah terdengar jelas ratapan Key dari dalam.
Pintu kamar Key yang terbuka membuat Aruna melihat jelas Key sedang menangis. "Astaghfirullah Key, jangan nangis,"
"Kak Aruna?" Key tidak menyangka jika Aruna datang ke rumahnya.
"Iya ini kakak, kamu jangan nangis."
"Ryder udah pergi ke Inggris, kamu udah tau kan?" Aruna takut jika Ryder tidak memberitahukan Key jika dirinya bakal ke Inggris.
Key tidak menjawab, ia menunduk saat mendengar jika Ryder sudah pergi ke Inggris. "Jadi Ryder pergi, dia gamau tanggungjawab? Aku hamil anak dia kak, aku hamil anak Ryder!" tegas Key, air matanya mulai terjatuh kembali.
Jevan juga tidak tahu harus berkata apa-apa sekarang, lebih baik dia dima saja, memandang dua perempuan yang sedang berbicara ini.
"Tapi kenapa harus berpisah kak, yang aku butuhin sekarang adalah dia, dia yang buatku begini!" hancur sudah harapan Key untuk membina rumah tangga, masa depan dan juga kariernya.
"Siapa sih yang menginginkan kata perpisahan? Semua orang pasti tidak ingin ada yang namanya berpisah akan tetapi garis takdir sudah menetukan."
Aruna lanjut membalasnya, "Ryder nggak lari dari tanggungjawab nya, dia pergi karena dia wakilin sekolah sebagai siswa pertukaran pelajar," Aruna mencoba menjelaskan tentang Ryder agar tidak terjadi kesalahpahaman berikutnya.
"Oke kalo begitu, kakak punya ide? Gimana kalo kita masak aja, apalagi ini udah siang, waktunya makan, daripada sedih terus. Badan kan butuh tenaga buat nangis.
Key mulai mengusap air mata di wajahnya. "Yaudah kak kita ke dapur, kebetulan Key juga lapar."
"Yeyy, kita masak bareng!" seru Aruna, mampu membuat Jevan menyunggingkan senyuman melihatnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ahmad fitrah | 09 Oktober 2024.
Gaes jangan lupa vote dan komen dehh, btw kalian masih baca ceritanya? Makasih yah buat semuanya. 🙂