P R O L O G☘️

7 3 1
                                    

Cerita ini terinspirasi dari sebuah film, namun tidak begitu sama persis. Dan, nama-nama tokohnya juga lokal.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kala itu, di sore hari yang indah dengan cahaya senja yang berada di sebuah pantai. Terlihat adanya satu keluarga yang beranggota empat orang, tampak bahagia dengan senyuman yang terlukis di wajahnya.

Gadis cantik dengan baju pink, serta rambut yang terikat seperti ekor kuda di kepalanya. Gadis cantik itu menghampiri ayahnya, "ayah, aku mau balon, mau balon...." Rupanya gadis itu merengek menginginkan sebuah balon yang di jual tak jauh dari sekitaran pantai.

"Lain kali saja, ya, kita akan segera pulang." Jawab Hendra ayah dari gadis itu.

"Aku mau balon, ayah!!" teriak gadis itu yang mulai sedih dan semakin merengek untuk membeli balon tersebut.

"Lala... Besok saja, ya? Ini sudah mau gelap dan kita harus pulang." Kata lembut itu keluar dari mulut Windy, ibu dari gadis itu.

Gadis yang merengek itu bernama Nabila Syifanazia, dia tetap terdiam ketika kedua orang tuanya berbicara karena masih menginginkan balon tersebut.

"Lala, ayo pulang. Kita bisa membelinya sepulang sekolah besok," ajak Ranita Thulfaila, adik Nabila yang tidak jauh jaraknya. Ranita mencoba untuk meraih tangan Nabila, namun di hempas begitu saja oleh Nabila.

"okey, ayah akan membelikannya tapi setelah itu kita pulang." Ujar Hendra dengan tidak tega nya melihat anaknya menatap balon yang diinginkan dengan tatapan sendu.

Ketika mendengar kalimat itu, Nabila menjadi senang dan menatap ayahnya. Namun, ayahnya sudah lebih dulu melangkah menghampiri tukang balon itu, ia pikir ayahnya tidak tahu balon apa yang diinginkan oleh dirinya. Tetapi, begitu sudah sampai di tukang balon tersebut, ayahnya membelikan balon dengan ukuran yang cukup besar, serta memilih warna favorit Nabila, pink.

Sudah terlihat jelas wajah anak kecil itu sangat bahagia melihat sang ayahnya membelikan balon dengan warna kesukaan nya. Nabila tampak gembira. Namun, itu hanya sesaat...

BRAKK!!

"AYAHH!!!" teriak Ranita dan Windy secara bersamaan, kemudian berlari menuju Hendra.

Awalnya Nabila sangat gembira, tapi perasaan itu hilang seketika saat melihat sang ayah di tabrak oleh mobil truk dan terlindas truk tersebut. Anak gadis itu hanya terdiam dengan kaki yang bergerak dengan sendirinya melangkah menuju ayahnya. Bisu. Itulah yang dirasakan oleh Nabila ketika melihat itu semua. Mulut mungil itu menjadi kaku untuk berbicara.

Mata itu berhasil mengeluarkan air deras air terjun dengan mulut yang ber-bisu. Mata itu hanya menatap sang ayah yang di masukkan ke dalam mobil ambulance. Ranita menarik-menarik tangan Nabila untuk menghampiri ibu nya yang terduduk lemas di samping mobil ambulance.

Bahkan, sampai di dalam rumah sakit pun Nabila hanya terdiam merenung sebuah kejadian yang tersebut yang sedang terjadi saat ini. Ini salah ku, salah ku!! Itulah yang di pikirkan oleh Nabila dengan sedihnya.

Mata itu beralih ke arah ibu nya ketika mendengar suara teriakan dari ibu nya. Ternyata....

"Maaf, tapi kami sudah semaksimal mungkin untuk menyelamatkan nyawa suami anda...."

Kalimat itu berhasil membuat ibu nya terlihat depresi sangat, hingga detik itu pingsan.

"Jadilah anak perempuan yang selalu ayah kenal. Jangan sakiti adikmu dan ibumu, Lala... Ayah ingin, kamu menjadi anak perempuan yang lebih baik dari sebelumnya, ya, Lala.... Ayah titip adikmu dan ibumu kepada kamu Nabila Syi-syifanazia, putri pertama a-ayah, yang ayah cintai..."

Semua tidak akan tahu tentang kejadian di waktu yang akan datang. Semua tidak akan pernah bisa menebak akan ada musibah apa yang nanti nya tiba di saat itu. Itu hanyalah ketakdiran milik tuhan semesta alam.


"Jagalah lisanmu, maka hatimu akan terlindungi."

__
tbc
___
Note: cerita ini akan update sesuai waktu kosong yang dimiliki author nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ruang Waktu ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang