VOL 1

1.9K 7 0
                                    

Perkenalkan aku Dondi, aku seorang guru olahraga disalah satu SMA negeri. Aku berumur 34 tahun sudah beristri dan beranak 1. Aku menyukai pekerjaan aku sebagai guru di SMA tersebut selain lokasinya yang dekat dengan rumah, anak-anak disekolah itu juga menyenangkan sehingga tak membuatku bosan. Mungkin karena sekolah negeri sehingga anak-anaknya banyak yang bebal, namun aku menikmatinya.

Disekolah ini aku memiliki ruangan pribadi dimana alat olahraga disimpan. Biasanya aku beristirahat diruangan saat tidak memiliki jam mengajar. Selain beristirahat ruangannya juga memiliki fungsi lain, seperti yang kulakukan saat ini yaitu mengajar siswi yang belum paham ataupun mereka yang ingin beristirahat di ruangan. Aku memang dekat dengan beberapa dari mereka.

"Kan saya sudah bilang lyn, rol kedepan tuh kayak gini"

Ku contohkan kepada Elyn cara rol kedepan dengan benar dimatras. Saat ini kami hanya berdua diruangan penyimpanan. Aku mengajaknya keruangan setelah menyerah mengajarinya rol saat jam pelajaran tadi. Dikarenakan bokongnya yang besar Elyn kesusahan melakukan senam lantai sehingga menambah job ku untuk mengajarinya privat.

"nghh.. nggak bisa pak," sialan kenapa harus mendesah sih.

Kemaluanku bahkan sudah mengeras sejak tadi melihat bokongnya yang besar menampilkan garis celana dalamnya secara jelas. Tingkahnya yang menungging-menungging tidak jelas didepanku semakin membuat celana sesak. Apalagi sekarang anak itu mendesah? Benar-benar.

Dia kembali berusaha ro kedepan dengan posisi kepala dibawah dan mengangkat bokongnya naik, seberapapun usahanya dia belum bisa berhasil. Aku yang berada dibelakangnya semakin terangsang menyaksikan belahan memeknya yang tercetak jelas.

Aku berkeingat dingin. Ini bukan aku yang biasanya. Godaan Elyn benar-benar buruk untuk sesuatu diantara kedua kakiku.

"Aku bantu pegang pinggul kamu yah lyn" ku coba mendorong Elyn dengan cara memegang pinggulnya dari belakang. Sial posisi ini bahkan menambah panas suasana. Kami terlihat sedang doggy.

Elyn yang berusaha mendorong tubuhnya kedepan gagal sehingga jatuh kembali kebelakang. Aku yang tidak fokus sehingga tidak dapat membantu banyak. Bokong Elyn kini sudah menghantam selangkanganku membuat memeknya yang terbuka lebar bertubrukan dengan kontolku.

"Nghhh.." Elyn mendesah kaget, mungkin karena merasakan sesuatu yang keras ditimpanya.

"Ahhhhh..." sialnya aku medesah keenakan.

"Kamu latihan sendiri saja lyn aku bantu Elyntin dari sini"

Dengan sedikit mengintip, Elyn berkali-kali melirik kearah celanaku yang menggembung, yang didalamnya terdapat kontolku yang sudah membesar dan mengeras. Namun aku perhatikan dia masih terus mengerjakan pekerjaannya sambil tidak menunjukkan perasaannya.

Setelah mencobanya beberapa kali dan ternyata belum bisa juga, dia yang mungkin kecapekan kembali duduk dan menghadapku dengan posisi mengangkang.

"Sepertinya saya benar-benar tidak bisa pak" katanya sambil mengelap keringatnya, sial dia benar-benar kelihatan seksi sekarang.

"Aku punya cara lyn supaya kamu cepat bisanya." Sialan biar aja sekalian kuentotin disini.

"Bagaimana pak?" jawabnya dengan binar polos.

"Coba kamu ambil posisi dulu nungging kayak tadi."

Aku membantunya memposisikan diri merangkak, "Tunggu lyn jangan turunkan kepala dulu"

Kuposisikan diriku dibelakangnya, "pahanya harus dilebarin lagi" ku bantu pisahkan kedua tungkainya agar lebih mengekspos memeknya.

"nghhh" dia sedikit terkejut saat ku posisikan kontolku menggesek memeknya dari belakang.

"Nah sekarang kamu harus rapatin diri kamu ke aku supaya aku bisa banu dorong sebentar lyn"

"ahhhh" aku mendesah saat elyn benar-benar merapatkan dirinya padaku sehingga membuat barang kami semakin menempel.

Aku membungkuk sehingga terlihat menudunginya dari belakang. Tanganku yang awalnya terletak di pinggulnya kini ku letakkan di atas payudaranya, mencengkramnya seakan berpegangan erat. Tidak sesuai yang erlihat, aku kira hanya bokongnya yang montok ternyata payudaranya tidak jauh lebih montoh. Tanganku bahkan tidak dapat mencengkram penuh.

"Pak?" tanyanya kaget.

Ku tekan pinggulku agar semakin bergesekan dengannya, ku cengkramkan tanganku di payudaranya, "harus gini lyn supaya aku bisa bantu kamu. Kamu keberatan?" telinganya memerah, gadis ini mungkin udah terangsang hebat.

"ngh-nggak pak"

"bagus" kusengaja saat berbicara nafasku kutiup-tiupkan ditelinganya. Tak jarang bibirku menyentuh halus telinganya.

"Nah sekarang kamu turunin kepala kematras" kutuntun agar kepalanya turun kematras membuat posisi kami semakin menungging. Jika dilihat dari luar mungkin kami sudah terlihat seperti anjing birahi yang siap bersetubuh.

"Lemasin lyn badannya, jangan tegang, aku bantudorong yah"

...

YANG MAU JAJAN PENTOL LANJUT KE KARYAKARSA LINK DI BIO

SIASAT GURU OLAHRAGAWhere stories live. Discover now