"Baby, if you want me to be the villain here, I will be. But remember... You're mine. Mine." - Xavier Hall.
-
Azalea Luvi Jhonson, gadis itu tak sengaja melihat seorang pria terkapar bersimbah darah di tanah didalam sebuah gang kecil antara bangunan...
Sudah lebih dari dua bulan semenjak Xavier menaruh kamera tersembunyi di dalam apartemen Lea. Dan semenjak itu setiap harinya Lea mendapatkan bunga mawar merah di depan kamarnya.
Kini gadis itu sudah siap untuk berangkat bekerja. Ia membuka pintu dan lagi-lagi mendapatkan bunga mawar yang tergeletak di depan pintu apartemennya.
Lea menatap mawar itu cukup lama, lalu meraihnya. "Lagi? Sebenarnya kau siapa? Siapa yang terus menerus mengirimkan bunga mawar padaku?"
Lea merasa frustasi, ini membuatnya tidak nyaman.
Disisi lain. Xavier kini sudah duduk di depan komputer, mengawasi gadis-nya seperti biasa. Ia menyeringai saat melihat raut frustasi Lea.
"Mawar merah cantik untuk gadis cantikku." Tuturnya.
𐙚˙⋆
"Silahkan dinikmati." Ucap Lea, pada pelanggan yang mengunjungi restoran tempatnya bekerja.
Sekarang weekend dan sudah pasti restoran akan ramai. Sejak pagi tadi Lea dan teman-teman kerjanya tak berhenti melayani pengunjung yang terus berdatangan.
"Permisi, nona."
Suara rendah dan berat itu menghentikan langkah Lea yang hendak kembali ke dapur. Lea berbalik, kemudian langsung melangkah menuju pemilik suara itu. "Ya? Ingin memesan apa?"
Pria itu menyeringai tipis, matanya yang berwarna coklat menatap Lea dengan lekat. "Aku ingin segelas bir."
Lea mengernyit heran, mengapa pria itu memesan bir padahal sudah jelas minuman itu tidak ada di dalam daftar menu. "Maaf. Tapi kami tidak menjual minuman beralkohol disini."
Pria itu kembali menaruh buku menu di meja. Seringainya semakin terlihat saat mendengar kata-kata Lea.
"Ah, begitu ya?" Pria itu berpura-pura tidak tahu. "Kalau begitu, bisakah kau menemaniku minum malam ini?"
Lea semakin di buat heran dengan setiap kata yang keluar dari mulut pria itu. "Maaf?"
Pria itu terkekeh pelan, jelas menikmati kebingungan Lea.
"Nothing." Matanya tak pernah lepas dari Lea. "Aku ingin segelas Americano."