𐙚˙⋆ 𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈 ˚ ᡣ𐭩
"𝑱𝒊𝒌𝒂 𝒌𝒂𝒖 𝑹𝒐𝒔𝒆. 𝑴𝒂𝒌𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒃𝒆𝒍𝒂𝒕𝒊 𝒕𝒂𝒋𝒂𝒎 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒌𝒂𝒏
𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒅𝒆𝒌𝒂𝒑𝒎𝒖 𝒅𝒊𝒔𝒊𝒔𝒊𝒌𝒖."
- 𝑿𝒂𝒗𝒊𝒆𝒓 𝑯𝒂𝒍𝒍.🕷️︎☠︎︎☠︎︎☠︎︎🕷️
Seringai Xavier semakin dalam saat ia sedang menikmati view yang ia lihat di layar iPad nya sejak tadi. Ya, benar saja di layar itu terdapat CCTV live yang sedang merekam pergerakan Lea di ruang tempat gadis itu di rawat pagi ini.
"Seperti biasa kau selalu terlihat cantik, bahkan tanpa make up apapun." Gumamnya. Suaranya rendah dan serak yang khas.
Xavier menyesap whisky, tatapannya tak pernah lepas dari lea di layar iPad. Seringai Xavier kembali saat memperhatikan lea yang perlahan membuka kotak hitam yang tak lain berisi buket black rose darinya, dan sesuai dengan apa yang di katakan Lucas katakan pada lea, buket satunya, yang tak lain adalah bunga red rose, itu juga pemberian dari Xavier.
Namun xavier sengaja tidak mencantumkan namanya di kedua kartu catatan di buket itu. Karena Xavier sengaja ingin membuat lea kebingungan. Ia ingin membuat Lea sendiri lah yang akan mencari tahu tentang dirinya.
"Kedua mawar itu memiliki arti tersendiri bagiku, little dove." Monolog xavier.
"Red rose itu seperti, namamu yang selalu mengalir didalam nadiku bagaikan darah. dan, black rose... bagai tinta hitam permanen yang menuliskan namamu dalam hatiku, dan akan ku pastikan tak seorangpun bisa menghapusnya." xavier sejenak menjeda ucapannya.
"Namamu sudah berhasil mengisi hatiku yang kosong dan gelap. Sebelumnya tidak pernah ada satupun wanita yang berhasil memasukinya, namun kau bisa, kau wanita yang berbeda. Kau indah dan sempurna seperti Rose."
"Jika berarti kau Rose, maka aku belati tajam yang akan selalu mendekapmu di sisiku." Ucap Xavier. Suaranya mengandung kepemilikan yang tak terelakkan.
Jujur Xavier sedikit menyayangkan hal itu, padahal ia sungguh ingin mengatakannya pada Lea secara langsung, namun sayangnya tidak bisa— lebih tepatnya. Belum.
Pergerakan Lea yang tertangkap kamera CCTV live tidak pernah luput dari tatapan Xavier. Seolah tanpa harus berkata pun gadis bernama lengkap Azalea Luvi Jhonson itu adalah miliknya.
Mata Xavier melesat pada kapas yang menutupi luka di sisi dahi Lea yang terjadi karena ulah Aaron pada malam itu, hal itu seketika kembali membangkitkan hewan buas dalam dirinya. Ia benci Aaron, ia benci siapapun orang yang menyakiti Lea. Ia benar-benar benci Lea tersakiti oleh orang lain.
Melihat luka di dahi Lea membuatnya kembali ingat dengan Aaron. Jari-jari Xavier bergerak cepat di layar iPad nya untuk membuka aplikasi khusus yang memantau Aaron lewat CCTV live di salah satu villa pribadi Xavier— tapi lebih tepatnya Aaron di taruh di gudang kosong yang hanya ada sedikit pencahayaan.
Xavier memperhatikan dengan teliti. Di layar iPad nya, Aaron terlihat duduk di bangku dengan keadaan terpikat kencang, matanya di tutup oleh kain, serta mulutnya disumpal dan di ikat kain sehingga Aaron berteriak pun tak akan ada yang bisa mendengarnya. Dan ada beberapa pria bertubuh besar yang Xavier perintahkan untuk berjaga di villa itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐑𝐀𝐏𝐏𝐄𝐃 [𝐎𝐆]
Hành động"Baby, if you want me to be the villain here, I will be. But remember... You're mine. Mine." - Xavier Hall. - Azalea Luvi Jhonson, gadis itu tak sengaja melihat seorang pria terkapar bersimbah darah di tanah didalam sebuah gang kecil antara bangunan...