01.

35 8 0
                                    

radio
jaeyong —by alfi
. . . .
"Raga ini, jiwa hingga nafas masih sama pemiliknya, kamu."



kepulan asap menggulung dengan cepat —terbawa hembusan angin kemudian menghilang dalam sekejap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

kepulan asap menggulung dengan cepat —terbawa hembusan angin kemudian menghilang dalam sekejap. taeyong tersenyum samar, memandang ke bawah dimana sosok lelaki gagahnya sedang berjalan menuju keramaian, berharap dapat menemukannya di sana. lihatlah nafas itu, taeyong bisa merasakan hembusan tersebut meskipun dari jarak begitu jauh, dada bidang perkara naik turun tanda bahwa prianya dilanda kegelisahan.

ia terkekeh ringan, kembali menyesap barang rokoknya selagi mengamati pujaan di ketinggian. “jung, kenapa kau bodoh sekali.” tawanya kembali terdengar, kian nyaring seolah menandakan sebuah ejekan —nyatanya benar. kala kedua pasang netra bertemu, taeyong melambai tangan, memanggil sang kekasih agar datang ke atap sekolahan.

“sayanggg!” teriakan riang membuat sang lawan bernafas lega, si manis meloncat kegirangan, tangannya melambai semakin tinggi tidak sabar mendapat pelukan dari dominant, baiklah jangan lupakan puntung rokok telah taeyong buang ke bawah sana. “jaeee, yongieee di sini!!”

gigi mungilnya menyembul lucu, sang dominant —jaehyun menggigit bibir, dirinya bergegas menaiki tangga menyusul kekasih. kucing nakalnya harus diberi pelajaran, membolos pelajaran, keluar sekolah tanpa izin, baju di keluarkan, dan bisa jaehyun tebak, si manisnya sedang melakukan pelanggaran fatal

nafasnya berhembus kesal, lihatlah wajah kecil kemerahan sedang tersenyum lebar ke arahnya dengan tak berdosa. bagaimana jaehyun menghukum makhluk selucu ini? bukankah termasuk hak asasi manusia?

“yongie membuatkan tempat untuk kita makan siang, lihat di sana jae, bagus bukan hasil kerja yongiee uhmmm!! ah sudah sudah jangan memuji yongiee dengan mata tajam mu itu, yongie tau yongie hebatt!!” tunjuknya begitu bangga dan percaya diri. jaehyun mengikuti kemana telunjuk mungil itu pergi sebelum menggenggamnya halus —di sudut bangunan, dua sofa buah sofa kecil berpayungkan selimut ukuran sedang. sang dominant menghela nafas ke kedua kali, ingin sekali memasukkan si cantiknya ke dalam kolam.

tangan seputih susu itu jaehyun kecup manis, memeluk taeyong membawanya ke gendongan guna meredakan kemarahan. “bagus sayangkuu.” ingatkan jaehyun memangku kekasihnya nanti, selimut itu hanya menutupi satu orang.

ungkapan dominant berhasil menyalakan semangat, taeyong melompat kegirangan mengalungkan tangan pada leher tebal pujaan. bibirnya masih terbuka lebar sembari memberi banyak kecupan di pipi lawan. “ayo makan jaehyun, yongie sudah lapar, jaehyun masak apa hari ini?” tanyanya penasaran.

“hari ini ibun yang masak sayang.” jaehyun terkekeh, begitu gemash akan sosok di hadapannya hingga melupakan bahwa mereka masihlah di tempat umum, untung ia sempat mengunci pintu rooftop sebelum menghampiri kekasihnya. “jaehyun pangku ya? pipi kamu udah merah banget.”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

radio, jaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang