1.1 RAHASIA TETUA

86 1 0
                                    

Rasa senang jelas mengalir dalam diri member, senyum selalu terpatri dengan kebahagiaan tiada henti. Doa-doa yang terpanjatkan kemarin akhirnya perlahan mulai turun menghujani mereka, seolah terberkati maka perayaan kecil ini menjadi sangat berarti.

"SELAMAT ULANG TAHUN SEVENTEEN" begitulah sekiranya kalimat untuk menggambarkan keadaan hari ini, makanan enak terhampar di meja makan restoran dipinggiran kota yang sudah di pesan, tiada orang lain selain mereka dan team staff kebanggaan, maka dengan ini orasi singkat dari sang leader -Choi Seungcheol mengudara di ruangan.

"Terimakasih, sekali lagi saya ucapkan terimakasih kepada seluruhnya. Jika bukan karna rasa keluarga ini, rasanya kita semua tidak akan bertahan sejauh ini, kepada seluruh member dan staff.. aku benar benar menyayangi kalian" ungkapnya dengan rasa hormat sambil membungkukkan badan 90 derajat.

"Kami juga mencintaimu leader-nim"

"Semoga kita semua berbahagiaa"

"Seventeen sampai diposisi paling hebat"

Dan seruan lainnya dari para staff menjawab pidato singkat tersebut. Seungcheol menatap kearah di cantik diujung meja, tersenyum hangat sambil merapal doa dalam hatinya "semoga kita juga bertahan".

.
.
.

Usai dari perayaan, dengan keadaan beberapa member yang pulang dalam keadaan mabuk, ruang kecil itu penuh dengan kehangatan.
Samar-samar terdengar suara tawa lugu, disertai kecupan kecupan ringan dari insan yang berada di dalamnya. Kamar kecil yang seharusnya berisikan Seungkwan dan Jeonghan itu kini hanya berisikan satu pemilik asli, yang lainnya sudah terdampar di sofa ruang tengah bersama member lain sebab mabuk yang masih mendera tubuh mereka.

"awas.. aku mau bangunin seungkwan biar pindah ke kamar" ujar si cantik sambil menggeser pelukan hangat sang leader.

"Jadi aku beneran diusir?" Tanyanya dengan raut wajah yang dibuat menyedihkan

"Daripada besok jadi bahan ribut anak anak, mending sekarang aku bangunin buat pindah ke kamar" jelas sebagai bagian dari kakak tertua kedua setelah seungcheol, jeonghan tau persis seperti apa sifat anak anak yang lain. Seungkwan akan mengamuk dan berceloteh ria jika mendapati ia tidak dibangunkan untuk pindah kekamar mereka, sebab sang anak dan dirinya sudah lebih dulu berucap janji "pindahkan atau bangunkan aku jika aku tidak tidur di kamar".

"Hanieekuu.. kan aku masih mau sama kamu dulu" suara penuh kemanjaan yang mungkin akan terdengar menjijikan bagi member lainnya, jika mereka melihat leadernya yang biasa terkenal galak itu berprilaku bak anak ayam kesepian pastinya akan menjadi bahan olokan seumur hidup untuknya

"Malu sama otot kamu, udah ah.. besok lagi juga bisaa" sicantik mulai merasa jengah, sembari perlahan melepaskan pelukan hangat itu ia sedikitnya terkekeh malu.

"Mana ada bisa.. makin sibuk, makin banyak schedul, aku gak bisa nyium kamu lagi kayak gini."

"Cheol.. astag--"

Suara kecupan berujung lumatan-lumatan kecil itu mulai sedikitnya mengudara, hingga akhirnya harus terputus dengan suara dehaman dari sosok yang melihatnya

"Eh.. shua-yaa, kenapa tidak mengetuk pintu terlebih dahulu?" dengan gagap, sicantik bertanya

Joshua tersenyum ringan, sembari masuk dengan membawa tubuh lainnya -tepatnya itu seungkwan yang masih terkapar tak sadarkan diri.

"Sejak kapan mengetuk pintu kamar jadi kewajiban disini han?" Ujarnya dengan sedikit kekehan ringan, dan ini hanya dapat di respon dengan jeonghan yang menggaruk tengkuknya malu

"Maaf mengganggu lovey-dovey kalian, aku hanya takut anak-anak terbangun dalam keadaan sakit. Yang lain sudah kembali, kalian bisa lanjutkan besok lagi" ungkap joshua setelah menaruh seungkwan dengan nyaman

sedikit merasa bersalah, jeonghan berujar dengan suara kecil miliknya "maaf jadi merepotkanmu, terimakasih shua-yaa"

"Tidak masalah, toh aku juga bagian dari yang tertua.. rahasia percintaan kalian aman" jawaban ringan joshua membawa senyum manis bagi ketiganya.

namun, yang disayangkan..
sejak tadi ada sepasang mata yang melihat kegiatan mereka. Sejak kecupan hangat yang terciduk secara tiba-tiba oleh joshua, dibalik pintu itu menyisakan benak penuh tanya untuknya, tungkainya ia bawa secepat mungkin kedalam kamar lainnya. Pikirannya berkecamuk, bingung dengan fakta yang baru saja ia dapatkan, lantas kali ini dengan siapa ia harus bertanya??

"Jadi, mereka benar benar..." gumam pria jangkung yang kini terdiam kaku di kamarnya.

.
.
.
.
.

Malam berganti pagi, gelap berganti terang. Dengan suasana sunyi dalam dorm kecil itu, dan suara jam weaker yang bersahutan, para manager tidak membangunkan sebab semalam mereka katakan seventeen mendapat libur untuk istirahat sejenak.

Bibi nam sudah menyiapkan sarapan sepagi mungkin, kini ia sudah beranjak pulang tepat disaat wonwoo terbangun dari tidurnya. Dengan beberapa pesan yang disampaikan pada wonwoo, bibi nam lantas segera meninggalkan dorm yang sudah bersih dan layak tersebut, sedang wonwoo masih dalam keadaan setengah sadarnya sedikir melirik jam dinding menunjuk angka 12 siang.

"Eoh.. hyung, kau sudah bangun?" Mingyu sebagai member yang menginap semalam turut terbangun usai sang kakak beranjak dari kasurnya, dan memilih untuk membersihkan badan terlebih dahulu sebelum menuju dapur.

"Mmn.." gumaman ringan dengan anggukan kepala menjadi jawabnya. mingyu meratapi pintu didepan dapur, kamar si kakak tertua kedua yoon jeonghan masih tertutup rapat, benaknya kembali mereka ulang adegan yang dilihatnya semalam dan dengan cepat ia menggelengkan kepala

Melihat tingkah adiknya yang aneh, wonwoo segera bertanya dengan lembut,
"Ada apa?"

"Ah, nggak papa.." Mingyu segera merespon pertanyaan tersebut, dan kembali bertanya "bibi nam masak apa hyung?"

"Lihat saja sendiri, aku mau mandi. Jangan lupa bangunkan member lainnya" wonwoo menjawab dengan singkat dan beranjak pergi, mungkin karna masih mengantuk jawaban itu terkesan dingin di mata adiknya

Maka sebelum benar benar melangkah pergi, mingyu segera mengajukan pertanyaan ringan yang disukai kakaknya, sebab setidaknya pagi ini percakapannya akan jauh lebih banyak dengan yang terkasih "... hyung mau ramyeon?"

"Boleh, buatkan aku juga" jawaban ringan membawa senyum hangat yang besar untuk mingyu, meskipun hanya ramyeon setidaknya ini menjadi pagi bahagia untuknya

"Roger Captain!!"

Waktu berlalu, kini di meja dapur itu tidak hanya berisikan wonwoo dan mingyu, namun ada jeonghan, seungcheol, seungkwan, joshua, dan member lainnya. Jihoon dan hoshi memilih sarapan dengan cepat karna harus ke kantor untuk membahas album album selanjutnya si workaholic kata mereka.

Tawa hangat sukses hadir sebab si komedian berkedok artis sudah memulai aksinya, siapa lagi kalau bukan lee seokmin atau dokyeom dan tepat setelah jeonghan dan sungcheol memilih untuk pergi keluar hari ini, menyisakan beberapa member dengan aktifitas ringannya, dari arah dapur sebuah suara membuka percakapan "hyung, kalian penasaran sesuatu nggak?"

Mendengar yang termuda bertanya lantas semua mulai tertarik, jarang sekali yang termuda bertanya

"Penasaran apa?" Tanya hao sembari menutup bukunya sedikit tertarik, yang lain masih menatap menunggu si paling muda mengungkap maksudnya

"Mn... tapi jangan bilang ini ke jeonghan dan sungcheol hyung yaa"
Tutur dino membuat kesepakatan dengan yang lain.

Mendengar dua nama tersebut di sebut, membawa pertanyaan dibenak beberapa member

"Apa dino melihat kejadian semalam juga?" -mingyu

"Ada apa memangnya sampai harus bersembunyi?" -sungkwan dan dokyeom

"Ini akan menjadi menarik, kalau rahasianya terbongkar dari yang paling muda" -Joshua

BIG REPUTATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang