Prolog

5 1 0
                                    

Di masa lampau, dunia ini pernah diselimuti oleh cahaya kebajikan yang melingkupi setiap sudut negeri. Langit membentang biru tak berawan, matahari bersinar hangat, dan kedamaian memeluk erat setiap jiwa yang menghuninya. Harmoni bukan sekadar impian, melainkan kenyataan yang dirasakan oleh semua makhluk hidup. Namun, seperti semua legenda yang pernah ada, keindahan ini hanya berlangsung hingga takdir menguji batas keseimbangan.

Legenda kuno mencatat sebuah era sebelum kegelapan menyelimuti bumi, ketika "Tujuh Dosa Besar" dilepaskan dari kurungan mereka. Dosa-dosa ini bukanlah makhluk biasa, melainkan entitas kegelapan yang lahir dari keinginan manusia paling rendah dan paling gelap-ciptaan nafsu, ketamakan, kemarahan, kerakusan, kemalasan dan iri hati yang melampaui batas. Setiap dosa merasuki jiwa, menggoda manusia untuk menyerah pada dorongan mereka, sementara kekuatan gelap ini menghancurkan dari dalam. Seperti racun yang menggerogoti, mereka menghancurkan segalanya: cinta, harapan, dan kebajikan.

Para Kebajikan, yang pernah duduk di atas takhta kebaikan, mulai melemah, disingkirkan oleh kekuatan dosa yang semakin kuat. Kehancuran mengintai di setiap sudut, dan sedikit demi sedikit, dunia berubah. Kerajaan-kerajaan yang dulu berjaya mulai runtuh, satu per satu. Tanah yang subur menjadi tandus, dan langit yang pernah cerah kini dipenuhi awan gelap yang enggan pergi. Manusia tidak lagi hidup dalam harmoni; mereka terperangkap dalam ketakutan, saling mencurigai, dan menyalahkan satu sama lain atas segala kemalangan yang menimpa. Mereka mulai lupa tentang kebajikan, tentang cahaya, dan tentang masa lalu yang penuh kedamaian.

Legenda Tujuh Dosa Besar yang dulu hanya menjadi bisikan dari generasi ke generasi, kini menjadi kenyataan yang mengerikan. Dunia berada di ambang kehancuran, terpecah oleh perang, perpecahan, dan ketamakan yang disebarkan oleh para pengikut dosa. Sedikit yang menyadari bahwa kegelapan ini tidak hanya datang dari sesama manusia, tapi dari kekuatan yang jauh lebih besar yang bekerja di balik bayangan. Para pelayan dosa semakin kuat, menyebar ke seluruh pelosok dunia, merusak segalanya yang tersisa dari masa-masa kejayaan kebajikan.

Di tengah kekacauan dan kehancuran ini, berdirilah seorang ksatria yang tak pernah menyerah pada keputusasaan. Namanya Elion, Elion Foxane. Dia adalah sosok yang teguh, dengan jubah yang berkibar di setiap langkahnya dan pedang yang berkilau di bawah sinar rembulan. Kehadirannya selalu menjadi simbol harapan bagi mereka yang masih percaya bahwa kebajikan belum sepenuhnya mati. Namun, di balik keberaniannya yang tak tergoyahkan, ada api dendam yang membara di dalam dirinya. Elion bukan sekadar ksatria biasa; dia adalah pemburu.

Bertahun-tahun sebelumnya, kehidupan Elion hancur ketika keluarganya dibunuh oleh salah satu entitas dosa. Ibu, ayah, dan saudara-saudaranya, semuanya direnggut dari hidupnya oleh kegelapan yang tak kasat mata namun sangat nyata. Sejak saat itu, Elion bersumpah akan menemukan sumber kekuatan dosa-dosa ini dan menghancurkannya, tidak peduli apa yang harus dia korbankan. Dendamnya bukanlah hanya balas dendam pribadi-itu adalah perang melawan dosa itu sendiri. Dunia ini, pikirnya, layak untuk diselamatkan, meskipun harganya adalah jiwanya sendiri.

Namun, Elion tidak sendirian dalam perjalanannya. Di sisinya, ada seorang wanita bernama Olydia Niorun. Olydia adalah keindahan dan kekuatan dalam satu wujud. Rambutnya putih seperti salju yang menyelimuti dunia dengan indah, dan matanya, biru keunguan secerah tanzanite, mampu menembus kedalaman pikiran musuh-musuhnya. Namun, lebih dari sekadar fisik, Olydia adalah penyihir yang sangat kuat. Dia adalah keturunan dari penyihir besar masa lalu, dan dalam darahnya mengalir kekuatan kuno yang jarang ditemukan di zaman ini. Sihirnya bukanlah sekadar alat pertempuran, tapi juga pelindung bagi dunia yang terus-menerus diserang oleh kegelapan.

Elion dan Olydia adalah dua jiwa yang sangat berbeda. Olydia dengan sikap keras kepala dan tanpa komprominya, sementara Elion penuh kebijaksanaan dan pendekatan yang lebih hati-hati. Namun, mereka berbagi satu tujuan yang sama: menghentikan Tujuh Dosa Besar dan menyelamatkan dunia dari kehancuran abadi. Setiap langkah yang mereka ambil membawa mereka lebih dekat pada kebenaran di balik legenda, namun juga mendekatkan mereka pada kegelapan yang mengintai di setiap sudut.

Legenda itu mengatakan bahwa untuk menghentikan dosa-dosa ini, seseorang harus menemukan tujuh permata kuno yang tersebar di seluruh dunia. Permata-permata ini diyakini memiliki hubungan langsung dengan kekuatan dosa dan kebajikan yang ada. Jika dikumpulkan, mereka dapat mengendalikan atau bahkan menghancurkan dosa-dosa tersebut. Namun, tugas ini bukanlah sesuatu yang bisa diselesaikan dengan mudah. Setiap permata disembunyikan dengan sangat baik, dijaga oleh makhluk-makhluk gaib yang telah diperbudak oleh dosa. Menemukan permata-permata ini seperti mencari jarum di tumpukan jerami-bahkan lebih sulit dari itu.

Perjalanan Elion dan Olydia membawa mereka melewati hutan terkutuk yang penuh dengan makhluk-makhluk bayangan, melewati lautan yang gelap dengan ombak yang menelan kapal, dan menembus kerajaan-kerajaan yang telah jatuh di bawah pengaruh dosa. Mereka menghadapi musuh-musuh dari berbagai penjuru: dari prajurit-prajurit yang telah dirasuki oleh dosa hingga entitas kegelapan yang lebih tua dari sejarah itu sendiri. Setiap pertempuran yang mereka lalui adalah ujian, tidak hanya untuk kekuatan fisik mereka, tetapi juga untuk kekuatan jiwa mereka.

Karena dosa-dosa ini bukanlah hanya ancaman dari luar. Setiap kali mereka mendekati salah satu dosa, mereka merasakan tarikan gelap yang mencoba merasuki jiwa mereka. Keserakahan berbisik di telinga mereka, menawarkan kekayaan dan kekuasaan. Amarah membakar dada mereka, memaksa mereka untuk menyerang tanpa pikir panjang. Iri hati menggerogoti hati mereka, menabur bibit-bibit kebencian dan ketidakpuasan. Elion dan Olydia harus berjuang tidak hanya melawan musuh di luar, tetapi juga melawan diri mereka sendiri.

Namun, meskipun begitu banyak tantangan, mereka tidak pernah kehilangan harapan. Setiap langkah yang mereka ambil adalah untuk dunia yang lebih baik. Setiap pertarungan yang mereka menangkan mendekatkan mereka pada tujuan akhir: mengembalikan keseimbangan dunia yang telah hilang ratusan tahun yang lalu. Elion tahu bahwa meskipun Tujuh Dosa Besar sangat kuat, mereka bukanlah makhluk yang tak terkalahkan. Dan di balik setiap tantangan, dia semakin dekat pada jawaban tentang cara menghentikan kegelapan ini.

Perjalanan mereka masih panjang. Rahasia-rahasia kuno yang tersembunyi di balik dosa-dosa ini harus diungkap. Musuh-musuh yang jauh lebih kuat masih menunggu mereka. Tetapi Elion dan Olydia, dengan tekad yang tak tergoyahkan dan keyakinan yang kuat, siap untuk menghadapi segala sesuatu yang datang di hadapan mereka.

Dalam hati mereka, mereka tahu bahwa satu-satunya cara untuk menyelamatkan dunia adalah dengan menghadapi dosa, baik yang ada di luar sana, maupun yang ada dalam diri mereka sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

7 Deadly SinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang