18

654 65 37
                                    

Seungmin merasa waktu berjalan begitu cepat. Ia melirik jam dinding yang menunjukkan pukul sembilan malam. Sudah hampir kurang lebih 5 jam ia berada di rumah Minho.

Awalnya, ia sudah berusaha untuk pamit pulang, namun setiap kali mengatakannya, selalu saja ada alasan yang membuat kepergiannya tertunda. Sana, dengan senyum ramahnya selalu punya cara untuk menahannya. Mulai dari ajakan makan malam, tur singkat mengelilingi rumah, sampai meminta Seungmin untuk memberi makan ke tiga kucingnya.

Entahlah, Seungmin kira itu akan berakhir sampai disana tapi ternyata Sana malah menyuruhnya untuk menginap dengan alasan 'Sudah malam, Seungmin. Lagipula, besok kan hari Minggu, jadi menginap saja ya?'. Ia jadi tak enak hati menolak permintaan itu.

"Ini kamar tamu. Jadi, kau bisa istirahat di sini ya, Seungmin," ujar Sana sambil tersenyum hangat yang di balas anggukan oleh Seungmin.

"Kalau ada yang dibutuhkan, jangan sungkan untuk memanggil Jeongin atau Minho, ya ? Maaf, karena Ibu sudah mengantuk rasanya, jadi sehabis ini sepertinya langsung tidur. Oh iya, jangan khawatir, nanti Minho yang akan mengantar baju tidur untukmu." lanjut Sana yang kemudian pamit.

Setelah Sana pamit, Seungmin berjalan mendekati ranjang, hatinya masih menghangat dari percakapan sebelumnya dengan Sana. Ia duduk di tepi kasur, matanya menyusuri setiap sudut kamar. Bingkai-bingkai foto keluarga yang menghiasi dinding seakan menceritakan kisah hangat sebuah rumah. Senyum tipis terukir di bibirnya saat membayangkan kehangatan keluarga yang selama ini ia rindukan. Ah, betapa bahagianya bisa memiliki seorang ibu seperti Sana. Namun, seketika perasaan itu sirna, digantikan oleh kenyataan yang mendalam. Kapan ia bisa merasakan kasih sayang seorang ibu seperti ini?

Beberapa saat kemudian, ketukan pelan terdengar di pintu, menyadarkannya dari lamunan.

Tokk

Tokk

Tokk

"Masuk," sahutnya lirih.

Minho kemudian masuk dengan membawa tumpukan kain di tangannya. Kaus oblong berwarna putih yang melekat di tubuhnya menonjolkan otot lengannya.

"Kau sedang apa ?" tanya Minho dengan suaranya yang agak berat.

"Tidak ada"

"Oh... Oh iya, ini. Hanya ini pakaian yang menurutku paling kecil, sisanya pasti akan kebesaran di tubuhmu. Jadi, kau pakai punyaku yang ini saja dulu untuk tidur malam ini. Semoga pas di tubuhmu yang kecil. Kalau kau merasa dingin, aku sudah menyiapkan selimut juga." ucap Minho sambil menyodorkan tumpukan berisi selimut dan satu pakaian tidur.

Seungmin langsung menerimanya dan menaruhnya di atas kasur tapi dengan ekspresi yang terlihat kesal. Bibirnya terkatup rapat, matanya menatap tajam ke arah Minho. Tentu saja kesal, karena dirinya selalu dibilang kecil dengan Minho dari awal. Bahkan, Minho kerap memanggilnya dengan sebutan 'Bocah' terkadang.

"Aku bukan anak kecil, dan tubuhku tidak sekecil itu." kata Seungmin menekankan kata "kecil" sambil menunjuk dadanya sendiri, seakan ingin membuktikan sesuatu.

"Yaaa terserahmu, lihat saja nanti. Kita tidak akan tau apakah itu pas atau tidaknya kalau kau belum mencobanya."

"Aku akan mencobanya nanti kalau kau sudah tidak ada disini, terima kasih. Yasudah, sana cepat keluar" pinta Seungmin dengan suara sedikit agak menahan emosi.

Tapi bukannya keluar, Minho malah menatapnya dengan penuh arti yang membuat Seungmin refleks menyilangkan tangannya ke depan dada. Ia sudah tahu betul bagaimana sifat Minho yang suka jahil terhadapnya, apalagi perkataan Minho sebelumnya yang mengakui bahwa dirinya posesif dalam menjalin hubungan, membuat Seungmin sedikit—agak khawatir.

Oh My Lecturer ! (2min) || Lee Know X SeungminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang