Hyunjin bergegas menuju apartemen Seungmin setelah menerima pesan dari Jeongin. Langkahnya cepat, seolah tidak ada waktu untuk membuang detik demi detik. Saat tiba di depan pintu apartemen Seungmin, ia mengetuknya. Tidak butuh waktu lama, pintu terbuka, menampilkan sosok Seungmin yang masih tampak mengantuk, rambutnya berantakan, dan raut wajahnya kebingungan.
"Hyunjin? Ada apa? Kenapa kau terlihat terburu-buru?" tanya Seungmin dengan nada cemas.
“Ayo cepat bersiap-siap. Kita harus ke rumah sakit” desak Hyunjin.
Seungmin mengerutkan kening. "Siapa yang sakit? Apa kau sakit?"
“Bukan aku. Tadi Jeongin memintaku membawamu ke rumah sakit tempat Ayahnya dirawat."
Seungmin semakin bingung. "Ada apa? Apa yang terjadi?"
Hyunjin terdiam sejenak, menatap Seungmin dengan tatapan penuh pertimbangan. Ia tahu apa yang akan ia sampaikan bisa saja memperburuk keadaan, tapi ia tidak punya pilihan lain. Ia menghela napas panjang sebelum berbicara dengan nada hati-hati.
“Aku tidak tahu apakah aku harus mengatakan ini. Tapi ini berkaitan dengan Minho-ssaem.”
Seungmin langsung tegang. Matanya melebar, mencerminkan rasa takut yang mendadak muncul. "M-Minho Hyung? Hyunjin, Minho Hyung baik-baik saja, kan? Apa yang terjadi?"
“Tenang, Seungmin," kata Hyunjin, mencoba menenangkan. "Ayah Jeongin dan Minho-ssaem baik-baik saja. Tapi… situasinya sedikit rumit.”
“Maksudmu?”
Hyunjin menarik napas dalam, menatap Seungmin dengan serius. "Seungmin, dengarkan aku baik-baik. Kau harus janji untuk tidak berburuk sangka setelah mendengar ini."
Seungmin mengangguk perlahan, meskipun dadanya terasa semakin sesak.
“Jeongin bilang… Minho-ssaem sedang dekat dengan seseorang di rumah sakit.”
Kalimat itu menghantam Seungmin seperti palu. Ia terdiam, matanya berkedip beberapa kali, seolah tidak yakin dengan apa yang baru saja ia dengar. Dalam hatinya, rasa takut yang selama ini ia coba abaikan mendadak menyeruak, menguasai pikirannya.
“Seungmin?” panggil Hyunjin, menyadari bahwa Seungmin melamun.
Seungmin akhirnya kembali tersadar. Suaranya nyaris tidak terdengar saat ia bertanya, "H-Hyunjin… a-apa semua itu benar?"
"Aku juga tidak tahu pasti. Karena itu, kita perlu pergi ke sana untuk memastikannya."
“Tapi… bagaimana kalau...” Suara Seungmin mulai bergetar. “Bagaimana kalau Minho Hyung sudah menemukan orang lain? Bagaimana kalau dia sudah bahagia tanpa aku?” Air mata mulai mengalir di pipinya. "Hyunjin, hatiku sakit..."
Melihat itu, Hyunjin merasa tidak tega. Ia refleks maju selangkah, menyentuh bahu Seungmin dengan lembut, lalu mengusap-usapnya untuk menenangkan.
“Seungmin, dengar" ujar Hyunjin, suaranya penuh kelembutan. "Jangan langsung membuat kesimpulan. Aku tahu kau cemas, tapi kau tidak akan tahu apa yang sebenarnya terjadi kalau kau hanya diam di sini."
“Tapi… aku takut Hyunjin," lirih Seungmin, suaranya semakin melemah. "Bagaimana kalau Minho Hyung benar-benar sudah tidak menganggapku penting?"
“Jangan berkata seperti itu," ujar Hyunjin, menatapnya dengan serius. "Aku yakin dia mencintaimu. Minho-ssaem bukan tipe orang yang akan melakukan hal seperti itu. Untuk itu, kau harus melangkah untuk mengetahuinya sendiri."
Seungmin semakin terisak hingga akhirnya ia berjongkok, menyembunyikan wajahnya di antara kedua lututnya. Hyunjin ikut berjongkok, berada sejajar dengannya. Kemudian, ia mengangkat wajah Seungmin dengan lembut, menghapus air mata di pipinya, lalu menggenggam kedua tangan Seungmin erat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Lecturer ! (2min) || Lee Know X Seungmin
FanficJisung sahabat Seungmin telah dijodohkan dengan seorang dosen. Tapi karena ia tidak mau, ia meminta tolong kepada Seungmin untuk menggantikan dirinya di kencan buta bersama dengan lelaki yang dijodohkan itu. Siapa sangka ternyata lelaki yang dijodoh...