1. Dunia Arwah

26 1 0
                                    

Penyesalan...

"Xxx kapan-kapan ayo buat karangan bunga lagi, ya!"

... dendam...

"Janji, ya?"

"Unn."

... dan, amarah.

Tiga hal yang sering ku rasakan ketika melihat waktu kematian seseorang. Apa itu? Aku hanya mampu bertanya dan menduga dengan pikiran seadanya. Mereka yang telah tiada dan jiwanya dikirim ke akhirat mungkin masih memiliki beberapa hal yang belum terselesaikan selama hidupnya.

Karena itulah, tiga hal tersebut selalu bersemayam dan menghantui mereka, menduga-duga kehidupan seperti apa yang akan ada usai kematian nantinya.

Di antara kerumunan orang di trotoar hanya gadis itu yang sibuk dengan berbagai macam suara dalam pikirannya. Tanpa peduli beberapa kali ia menyenggol orang lain, kakinya tetap membawa kemana pun arah langkahnya. Pikiran dan tubuhnya seakan tak sama, semuanya saling bertentangan.

TAK

Sampailah ketika ia memberhentikan langkahnya dan melihat seorang pemuda bersurai biru muda yang nampak berlari menuju zebra cross. Tanpa memedulikan lampu pejalan kaki yang menyala merah, larinya tak ragu sekalipun turun ke jalanan.

10 detik...

Badannya berpaling, hendak menghentikan langkah sang empu yang tahu-tahu sudah tergeletak dengan darah berceceran di atas aspal.

Mengapa?

Padahal tadi tersisa 10 detik. Harusnya bisa, kan?

BRAK

"HARUSNYA KAU BISA LEBIH DARI INI!"

Telinganya ditutup begitu suara bentakan seorang pria memasuki memorinya tanpa permisi. Padahal dia tahu, bahwa ini bukanlah ingatannya, bukanlah hal yang dialaminya. Namun, mengapa pilunya begitu ketara?

"Maafkan aku, otousan. Aku akan lebih bekerja keras untuk ke depannya."

"Ayah sudah, kasihan kakak yang sudah bekerja keras."

Nampak anak-anaknya yang lain menenangkan amarahnya. Pemilik surai biru muda itu menangis setelah sang ayah meninggalkannya begitu saja, tanpa kata "maaf" terlontar dari mulutnya.

Anak-anak tadi yang merupakan adik pemuda itu turut menenangkan sang kakak. Bahunya yang tegak meskipun telah dicaci maki oleh ayahnya, mendadak merosot lemah begitu saja.

Tanpa memedulikan apa yang baru saja dia lihat, gadis itu kembali berjalan seperti biasa. Mengabaikan keributan serta sirine ambulan di belakangnya, tempat anak itu telah kehilangan berbagai impiannya.

***

"Anak itu aneh."

"Iya, selalu menyendiri dan terlihat sering menangis."

"Cengeng sekali padahal tidak ada apa-apa."

"Orang tuanya kurang memberinya kasih sayang, mungkin."

"Hush, jangan bilang begitu. Orang tuanya kan sudah meninggal sejak dia lahir. Makanya sekarang dia tinggal sendiri."

Hidup selama 17 tahun dengan berbagai kata-kata menjijikkan yang ditujukan padanya, gadis itu mulai membuat jarak dengan membangun dunianya sendiri dengan mereka yang hanya bisa dilihat dan didengar olehnya.

Kemampuan tak biasa yang dirinya miliki sejak umur 9 tahun. Ia ingat, ketika satu-satunya sahabat yang ia miliki tiada, kemampuan terkutuk ini menyeruak begitu saja. Di mana si gadis bisa melihat waktu atau hitungan mundur seseorang sebelum kematian mereka.

BEAUTIFUL ROSE GARDEN [Ensemble stars x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang