CHAPTER 13

3 2 0
                                    

Keesokkan harinya

"Anak-anak, kalian bosen ga?" Tanya Carolline. "Iya nih bun, enaknya ngapain ya" Jawab Salsa.

"Gimana kalo kita pergi ke Dupan mau ga?" Tanya Carolline. "Wah mau bun mau" Jawab Salsa dan Bimo bersamaan dengan mata yang berbinar.

"Kalo gitu ayo siap-siap, jangan lupa kabarin orangtua kalian yaa" Ujar Carolline sambil pergi memasuki kamarnya. "Oke bunda" Jawab mereka bersamaan.

Sesampainya di tempat tujuan

"Anak-anak, mainnya jangan jauh-jauh ya, bunda tunggu di kursi deket bianglala oke?" Ujar Carolline, "Oke bun" Jawab mereka bersamaan. "Ken? Ayo" Teriak Bimo. "Bentar" Teriak balik Kenzie.

Kenzie berlari ke arah bundanya. "Kenapa sayang?" Tanya Carolline.

Much

Carolline kaget saat Kenzie mencium pipinya. "Makasih banyak ya bun, love you" Ujar Kenzie.

"Hahaha, iya sayang sama-sama, love you more my son, dah sana tuh temen-temen kamu nungguin" Balas Carolline sambil mencium kembali pipi anaknya.

Kenzie dkk tertawa bersama karena keasikan bermain wahana-wahana, "Guys, kita naik rollercoaster yokk" Ujar Verrel sambil menunjuk rollercoaster yang sedang berjalan.

"Ayo!!" Teriak mereka bersamaan, mereka semua pun naik rollercoaster tanpa rasa takut. Saat rollercoaster sudah jatuh, mereka teriak sekencang-kencangnya.

"Mama aaaa nyawa gue aaaa" Teriak Salsa. "Aaaaa bejir tinggi banget aaaaa" Teriak Bimo. "Oiii lepasin tangan gue!!!" Teriak pula Paramita.

"Aaaaaa bundaaaa" Kenzie pun ikut teriak karena kaget mendengar suara teriakan dari belakangnya. Selang beberapa menit, mereka pun turun.

"Ahh lemah lo Bim, gitu aja udah teriak" Ujar Verrel. "Yee kan gue refleks" Jawab Bimo.

"Refleks boleh, tapi liat kondisi juga, ga elo, ga Salsa sama aja, teriak boleh, tapi jangan tarik-tarik tangan gue anjir" Ucap Paramita dengan kekesalan memenuhi emosionalnya.

"Udah puas main-mainnya?" Tanya seseorang yang berada di belakang mereka.

"Loh? Om josh? Tante Ayu? Mama? Papa? Kalian di sini juga?" Tanya Kenzie kaget.

"Iya, kami di sini, kan kami juga mau healing, bukan kalian aja" Jawab Aurora sambil mencubit kecil hidung Kenzie.

"Ayo kita makan, kalian pasti udah pada laper kan?" Tanya Aaroon dan diberi anggukan yang semangat oleh anak-anak.

Mereka pun pergi ke restoran terdekat untuk makan, mereka semua makan dengan penuh canda tawa, meja mereka penuh dengan suara, entah itu perbincangan antara orangtua atau bahkan teriakan dari anak-anak mereka.

Malam harinya

Mereka pergi ke mall, tempat di mana Kenzie ikut audisi. Mereka semua ikut karna ingin menyemangatinya. Dan tepat saat mereka berdiri di depan panggung, acaranya dimulai, dan sekarang tiba giliran Kenzie.

"Ken semangatt lo pasti bisa!!" Ujar Bimo. "Bener ken, lakuin sebisa lo, jangan mau kalah sama yang lain!!" Lanjut Verrel.

Kenzie melihat ke arah Karel, dan Karel memberikan semangat dengan gerakan tangannya, begitu pula dengan Olivia yang menyemangatinya lewat mulut tanpa suara. Suara alunan musik mulai terdengar dan menggema 1 mall.

Kita remaja yang sedang dimabuk asmara
Mengikat janji bersama selamanya
Hati telah terikat, sepasang mata memikat

Melambungkan asmara
Yang selalu meminta
Mengulur senja menanti datang
Sang pemilik hati

Dear BundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang