2

86 19 3
                                    

Yoongi dan Ryeon kembali dari Amerika tiga minggu yang lalu. Mereka akan tinggal lagi di Seoul karena Yoongi ingin anaknya bersekolah sesuai dengan identitas kewarganegaraannya. Sebenarnya Jisuk ingin menyekolahkan di sana saja, mengingat Ryeon sudah terbiasa di sana, dan tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan di sana selangkah lebih maju daripada di sini. Namun ia juga tidak terlalu mempermasalahkan keputusan Yoongi itu. Jisuk justru sangat senang jika cucunya tinggal bersamanya setiap hari, mengingat selama ini, ia sering bolak-balik ke Amerika demi bisa bertemu dengan cucu kesayangannya.

Dengan terpaksa Hoseok menuruti permintaan Yoongi yang menyuruhnya untuk ikut ke rumahnya, menginap di sana. Ia mengatakan bahwa, ia ingin Ryeon bertemu dengan sang ayah. Tentu saja hoseok ingin bertemu anaknya, namun ia belum siap jika harus bertemu dengan ayah Yoongi. Awalnya ia ingin menginap di tempat Jisung, lalu pulang ke Gwangju esok hari. Namun ia juga sulit menolak permintaan Yoongi. Untungnya saat di perjalanan, Jisuk mengatakan pada Yoongi bahwa pria itu tidak pulang malam ini karena harus pergi ke luar kota selama dua hari ke depan.

Yoongi sedang fokus menyetir mobilnya, sedangkan Hoseok menikmati pemandangan kota Seoul di malam hari. Sekian lama terisolasi dari dunia luar, membuat hoseok justru bernostalgia, mengingat bagaimana ia pertama kali menginjakkan kakinya di Seoul. Ini mirip. Kala itu, ia baru lulus SMA, ia ke Seoul bersama beberpa orang temannya dengan naik kereta. Namun ketika telah sampai di stasiun, entah bagaimana ia bisa terpisah dari teman-temannya. Lalu ada seorang wanita baik yang menolongnya, mengantarkannya ke alamat kos mereka. Ia ingat, itu juga malam hari seperti ini, bedanya saat itu ia masih polos, belum banyak mengerti tentang banyak hal.

"Apa yang kau pikirkan hoseok, kau melamun?"

Pertanyaan Yoongi menyadarkannya dari dejavu yang ia miliki.

"Oh tidak, aku hanya merasa asing saja, bertahun-tahun aku tidak keluar, sekarang di sini rasanya banyak dejavu, haha"

"Emm, yah aku paham, kau hebat, aku tidak bisa membayangkan bagaimana jadi kalian, mungkin aku sudah gila"

"Itu mengalir dengan sendirinya, kita bisa karena terbiasa"

"Besok biar sopirku yang mengantarkanmu ke Gwangju ya, daripada naik kereta. Meski, sebenarnya aku ingin kau masih akan tinggal di sini selama beberapa hari ke depan. Ryeon pasti ingin mengenalmu lebih jauh"

Hoseok tersenyum mendengar nama Ryeon. Tentu saja ia juga sangat ingin mengenal anak itu. Namun keluarganya menyuruhnya untuk langsung pulang ke Gwangju terlebih dahulu.

"Dua minggu lagi aku juga harus kesini lagi, aku masih harus wajib lapor ke pihak kepolisian.

Yoongi mengangguk. "Di depan, kamu tunggu sebentar ya, aku akan membeli makanan sebentar di restoran itu" katanya sambil menunjuk ke arah depan, sebuah restoran mewah bernuansa western.

Sebenarnya Jisung telah mengusulkan sebelumnya, untuk merayakan kebebasan kakaknya hari ini, namun karena ada acara mendadak, Jisung tidak bisa melakukannya, dan Chanyeol juga ada urusan lain.

Sejam kemudian mereka telah sampai di kediaman Yoongi. Ini kedua kalinya Hoseok berada di rumah ini, pertama saat ia menculik Yoongi beberapa tahun silam.

Yoongi membimbingnya masuk ke rumah besar nan luas itu. Saat membuka pintu, mereka langsung disambut oleh Jungkook yang tengah menggendong Ryeon, yang tampak mulai tertelalap.

Hoseok dan Jungkook bertatapan dengan canggung. Terlintas di benak hoseok, tidak menyangka jika Jungkook masih di rumah ini. Tetapi ia sudah mendengar dari Chanyeol bahwa keluarga mereka baik-baik saja. Jungkook benar-benar bisa menjaga perkataannya, dia tidak terpengaruh lagi dengan ibunya yang kini masih mendekam di penjara.

Unexpected Love 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang