Di kedalaman dunia bawah, tersembunyi sebuah lembaga pendidikan yang tiada duanya—Babyls Academy, sekolah para iblis yang namanya telah menggaung hingga ke segala penjuru neraka. Tempat ini bukan sekadar sekolah, melainkan tempat di mana calon penguasa kegelapan ditempa. Di sinilah sang Raja Iblis, dalam masa mudanya yang jauh, pernah mengukir takdirnya. Kini, setiap iblis muda berlomba-lomba untuk mendapatkan tempat di sana, menjadikan ujian masuknya seleksi yang penuh tantangan, hanya menerima mereka yang memiliki kekuatan dan kecerdasan di atas rata-rata.
Pada hari itu, lembaran tahun ajaran baru pun dimulai. Gerbang-gerbang Babyls terbuka lebar, menyambut ribuan iblis dari berbagai pelosok dunia bawah. Para siswa berduyun-duyun datang, menciptakan arus gelap yang menghiasi alun-alun sekolah. Sosok-sosok dengan sayap hitam pekat, tanduk-tanduk tajam, dan kulit bersisik berdiri berdampingan dengan makhluk-makhluk yang tak kalah mengerikan. Dari kalangan bangsawan sampai rakyat jelata, mereka semua hadir, menyatukan perbedaan dalam hasrat yang sama—menuntut ilmu dan mengukir takdir.
Di antara lautan makhluk tersebut, terlihat seorang dara dengan sosok anggun namun penuh wibawa. Dia adalah Astaroth [Name], iblis bangsawan yang dikenal dengan keanggunannya. Rambut putih panjangnya tergerai lembut, berkilauan dalam cahaya redup, kontras dengan iris matanya yang berwarna maroon—tajam dan dingin seperti bara api yang terpendam. Kulitnya pucat, seolah tercipta dari es abadi, membuat siapa pun yang menatapnya merasakan dinginnya hingga ke tulang. Kehadirannya segera menarik perhatian, tatapannya yang tak berperasaan membuat siapa saja yang berpapasan dengannya tak bisa menahan diri untuk bergidik.
"[Name]?" Suara lembut namun akrab memecah keheningan di sekelilingnya. Gadis itu mengangkat kepalanya, mengarahkan pandangannya ke arah asal suara. Di hadapannya berdiri seorang lelaki dengan senyum simpul yang sudah tak asing lagi.
"Alice," gumamnya. Alice, seorang bangsawan dari Klan Asmodeus, berdiri dengan postur tegap dan senyuman yang seakan selalu penuh rahasia. Dari ujung rambut hingga ujung kaki, Alice adalah gambaran sempurna dari pesona yang mematikan. [Name] hanya menaikkan sebelah alis, memberi isyarat tanpa kata meminta penjelasan atas panggilan tiba-tiba itu.
"Kau masih terlihat malas seperti biasanya," canda Alice, diiringi dengan helaan napas yang panjang.
[Name] hanya mengangguk pelan, tanpa sedikit pun mengelak. Malas adalah perasaannya yang paling mendominasi hari itu. Jika bukan karena kewajibannya untuk mempelajari sihir, dia pasti akan lebih memilih bersantai di rumah, membiarkan waktu berlalu tanpa jejak.
Alice, tanpa banyak bicara lagi, mengulurkan tangannya. Sentuhan tangan dingin [Name] disambutnya dengan kehangatan yang jarang ia tunjukkan pada orang lain. Mereka berjalan bersisian, memasuki aula utama sekolah yang megah, langkah mereka mengiringi gemuruh keramaian para siswa.
"Ayo semangat! Kita akan melalui ini bersama!" seru Alice dengan penuh antusias.
Sementara itu, [Name] hanya mendesah pelan. "Alice... kau terlalu berisik..." katanya, dengan suara datar yang sama sekali tidak mengurangi keanggunan yang terpancar darinya.
──────⊹⊱✫⊰⊹──────
Masih dalam hari yang sama, seluruh siswa tahun ajaran baru berkumpul di aula utama sekolah. Suasana yang khidmat terlukis di sana, seiring deretan bangku yang tertata rapi. Sementara para siswa duduk dengan pandangan yang bervariasi—sebagian bersemangat, sebagian cemas, dan ada pula yang terlihat bosan—beberapa guru dan kepala sekolah berdiri megah di panggung depan, menatap para murid dengan penuh wibawa.
Di antara lautan wajah-wajah muda yang tak sabar menanti, Asmodeus Alice, dengan wajahnya yang elok dan anggun, melirik ke samping, tepat pada sosok yang telah terlelap dalam kebosanan. “[Name], jangan tidur,” bisiknya lembut sembari menggoyangkan lengan temannya. Dengan perlahan, kelopak mata [Name] terbuka, dan sepasang mata yang menyimpan kelelahan menatap Alice.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐓𝐄𝐀𝐋 𝐘𝐎𝐔𝐑 𝐇𝐄𝐀𝐑𝐓! || A. Jazz
Fantasy➤ ; Kisah tentang Jazz yang berusaha mencuri hati seorang [Name] dan membuktikan kalimatnya ini─"Aku Andro M. Jazz. Tidak ada yang tidak bisa kucuri termasuk hatimu, [Name]!" Mairimashita Iruma-kun ©Osamu Nishi Story by ©cruyffox Happy reading!