一O6

315 55 29
                                    

This book contains a lot of drama, harsh words, dirty talks, kiss scene.

🦋

Tubuh Karina yang awalnya tidak memakai apapun itu sudah dibaluti handuk kering oleh Jeno. Setelah selesai Jeno menggendong istrinya, ia lalu menduduka tubuh Karina di atas sofa.

Gigi Karina terlihat bergemelatuk akibat menahan dingin, matanya masih sembab dan merah karena menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

Setelah Jeno tadi memarahi dan menyuruh Jena keluar, Jeno langsung menghampiri Karina dan membawanya ke kamar mandi.

Dan di kamar mandi, Jeno memandikan tubuh Karina dengan teletan dan penuh kehati-hatian. Jeno takut ia menyakiti Karina lagi, ia bahkan sedikit lama memandikan Karina karena gerakannya terlalu pelan dan lembut. Bahkan Karina juga sempat mendapatkan kecupan berkali-kali saat Jeno sudah selesai memandikannya.

"Kamu tunggu disini ya."

Jeno kini melangkah ke arah lemari pakaian mereka, ia mengambil baju dan celana, ia juga mengambil pakaian dalam Karina. Setelah selesai, Jeno menghampiri istrinya lagi dan menaruh potongan kain-kain itu di atas meja.

"Aku bisa pake sendiri Mas" Ucap Karina ketika melihat gelagat Jeno yang ingin melepas lilitan handuknya. Namun saat Karina hendak mengambil celana dalam, tangannya langsung ditepis.

"Kamu bisa gak, sekali aja gak usah bikin aku emosi? Nurut" Balas Jeno sambil mengambil celana dalam milik Karina dengan kasar.

Dan respon Karina hanya mengangguk, ia sudah ingin cepat-cepat selesai berurusan dengan suaminya itu. Jeno menarik handuknya, sehingga menampilkan tubuhnya yang penuh luka, apalagi luka yang paling sakit itu adalah di punggungnya.  Semalam Jeno menorehkan luka dengan mencabuk punggungnya dengan gesper.

Jeno meringis, ia sadar telah memecutkan gespernya itu terlalu kuat sehingga menampilkan hasil luka sebetan yang terlihat mengerikan. Dengan hati-hati, Jeno memasangkan pakaian dalam pada istrinya dan berusaha tidak menekan luka sang istri.

"Kaitan branya yang mana?" Tanya Jeno yang kini mulai memasangkan bra.

"Paling terakhir Mas" Jawab Karina pelan.

"Ukurannya nambah?"

Karina tak menjawab, ia sempat meringis ketika Jeno tidak sengaja menyenggol memarnya. Selesai memasang pakaian dalam, Jeno kemudian memasangkan pakaian pada tubuh Karina.

"Rin," Jeno memanggil Karina. Menginterupsi wanitanya untuk menatap wajahnya.

Setelah mata mereka saling menatap, Jeno menaruh kedua telapak tangan di pipi Karina dan mengelusnya dengan pelan. Kemudian Jeno memberikan beberapa kali kecupan pada bibir istrinya itu dengan pelan, namun kecupan itu berubah menjadi lumatan ketika Jeno meraup bibir Karina menggunakan bibirnya.

Awalnya Karina hanya diam namun lama-kelamaan ia terbuai dengan permainan Jeno, ia bahkan sampai mengalungkan kedua tangannya dileher Jeno dan sedikit meremas rambut suaminya ketika lidah suaminya itu berhasil masuk menyusup kedalam mulutnya.

Ciuman itu semakin lama semakin intens, sebagaimana kedua belah bibir mereka yang bertarung seakan tak ada hari esok. Bagaimana Jeno melumat habis bibir Karina, menggigit dan ia menarik bibir bawah Karina sehingga membuat lenguhan Karina keluar tanpa sadar.

Lalu setelah dirasa nafas keduanya melemah, mereka sama-sama saling melepaskan bibir mereka. Tatapan mereka begitu sayu apalagi Jeno langsung memberikan kecupan di seluruh wajah Karina.

"Aku minta maaf ya sayang, aku selalu nyakitin kamu. Aku gak bisa ngontrol diri aku sendiri" Ucap Jeno dengan nada lirih.

"Jangan pergi tinggalin aku ya? Apalagi kan kamu cuma punya aku disini. Keluarga kamu aja udah buang kamu, kamu juga kamu gak punya temen. Gak ada yang peduli dan sayang kamu kecuali aku."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝑴𝑶𝑻𝑯𝑬𝑹Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang