Peace

47 5 2
                                    

"Kak, aku benar-benar merasa tidak enak pada kalian berdua" wanita yang tiga tahun lebih muda darinya itu merengut saat mendengar pertengkaran rumah tangga Nari dan Hoseok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak, aku benar-benar merasa tidak enak pada kalian berdua" wanita yang tiga tahun lebih muda darinya itu merengut saat mendengar pertengkaran rumah tangga Nari dan Hoseok.

"Kenapa harus tidak enak? Kalau kau tidak bilang kau mau wanita itu benar-benar hamil dan aku yang menjadi wanita menyedihkannya?" tanya Nari sambil mengunyah kacang polong yang berada dalam toples di pelukannya.

Wanita itu lantas menggeleng cepat "Tapi gara-gara aku mengatakannya jadi kalian bertengkar. Mana sudah bilang akan bercerai lagi untung tidak jadi" bibir tipisnya masih saja mengerucut kalau kata Jungkook sudah seperti bebek saja.

"Sora, dengar ya!" titah Nari lembut mengapit kedua lengan Nari setelah menaruh toplesnya.

"Bagaimana kalau kau yang berada di posisiku. Bagaimana kalau suami yang budak cinta itu dekat dengan wanita lain. Kau tidak tau, tapi aku tau karena aku melihatnya. Tapi ya aku tidak beritahu padamu, karena tidak ingin kalian bertengkar"

"Ya jangan dong!" Sewotnya cepat.

"Nah, begitu juga denganku. Kau sayang sekali dengan Jungkook begitu juga aku yang sayang dengan suamiku, Hoseok. Sudah dalam ikatan pernikahan begini rasanya terkhianati sekali kalau masih saja bermain wanita"

"Tapi tuh aku masih merasa tidak enak" sahut Sora lagi belum sepenuhnya tenang.

"Sudah-sudah jangan dipikirkan terus. Pikirkan kandunganmu, perut sudah mau pecah begini malah sibuk overthinking, heran" Nari mengusap perut besar Sora dengan tatapan dalam.

"Kak..."

"Nanti kakak juga pasti akan diberikan anak kok. Kakak jangan sedih terus ya" seolah sangat mengerti tatapan itu.

Sahabat sekaligus istri dari adik sepupunya itu sangat mengerti tentang Nari, bahkan wanita itu yang menjadi saksi kisah percintaan Nari dan Hoseok sedari awal. Bukan hanya tau tapi wanita itu sudah sangat mengerti, kerap kali ia menemani Nari untuk menemui dokter-dokter obgyn hebat yang ia dengar dari orang-orang.

Nari tersenyum tipis "Aku dan Hoseok sudah memutuskan untuk tidak membahas soal anak lagi. Kalau di pikirkan terus akan menjadi tekanan untuk kami berdua. Biarlah semua berlalu, kalau diberi anak ya bersyukur tapi kalau tidak ya sudah tidak apa-apa" Nari masih betah menatap lekat perut Sora.

Wanita hamil itu tampak berkaca-kaca sebelum mendekat untuk memeluk sahabatnya itu dari samping.

"Aku akan selalu siap menjadi teman ceritamu, kak. Aku akan memberi saran terbaik dan kata-kata terbaikku untuk menenangkan mu. Kau harus bahagia ya" Sora justru menangis. Air mata yang tadinya hanya menumpuk di bola matanya kini sudah mengalir perlahan.

"Terima kasih banyak Sora. Kau pasti akan menjadi Ibu yang baik nanti" Nari mengusap punggung ibu hamil yang sangat sensitif hatinya itu.

"Loh kenapa istriku menangis? Kau apakan istriku kak?" Panik pria bongsor dengan pearching di bibir dan alisnya itu baru saja tiba di hadapan mereka.

Hope | J-Hope | COMPLETED | BELUM REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang