Fourth

73 18 3
                                    


Sore hari ini langit tampakkan semburat jingga yang terpadu dengan apiknya violet. Menemani Heeseung yang masih setia berdiri di depan gerbang sekolahnya.

Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari arah belakang gerbang sekolah. Heeseung menduga bahwa itu adalah siswa yang memang sengaja keluar akhir, mungkin.

"Heeseung?, masih disini? nunggu siapa?"

Heeseung bisa lihat bagaimana raut wajah Sunghoon yang dihiasi senyum tipisnya. Benar-benar tampan.

"Oh, nunggu jemputan. Aku tadi diantar soalnya, hehe."

"Mau nebeng gua gak seung?"

Sejenak Heeseung terkejut atas penawaran yang Sunghoon lontarkan, namun ia dengan cepat menetralkan keterkejutannya. Mungkin keberuntungan sedang berpihak kepada Heeseung, karena penawaran tak terduga dari Sunghoon. Yang mana Sunghoon adalah laki-laki yang ia kagumi.

bolehkah kalau menolak? apa tidak masalah?

Sebelum Heeseung menjawab penawaran yang telah diberikan oleh Sunghoon, hela nafas terdengar dari belah bibirnya.

"Eum... Kayaknya nggak usah deh, hoon." cicit Heeseung.

Kening sang lawan bicara secara mendadak berkerut dalam, menandakan adanya pertanyaan yang ia simpan dan ingin ia lontarkan. Sedangkan Heeseung, ia menolak penawaran Sunghoon dengan kepala yang menunduk.

"Kenapa? Lo udah dijemput?"

"Belum..."

"Nah, nebeng gua aja gak papa kok. Dari pada lu pulang malem kan, emang mau?"

.

.

.

.

.

.

.

"Mami kenapa telat jemput Hee tadi? Emangnya Mami kemana kok gak ngabarin? Hee tadi nunggu lama banget sampe sepi gak ada orang, Mami lupa kalau punya Hee kah?" Heeseung langsung menodongkan beribu pertanyaan dengan alis yang menukik tanda ia sedang kesal.

"Mami minta maaf, tadi Mami ada meeting dadakan makannya telat jemput dan gak bisa ngabarin Hee dulu."

Heeseung bisa lihat tatapan Maminya yang teduh dan senyum lembut diberikan kepadanya. Dengan ini, Heeseung hanya bisa menghela nafas dalam dalam tuk mengurangi rasa kesalnya.

Bagaimana-pun, ia tetap orang tuanya kan.

"Kamu tadi pulang naik taxi? kalau iya mami gantiin uang kamu."

"Enggak, aku pulang sama temenku. Untung dia lihat aku sendirian di depan gerbang tadi."

Mendengar jawaban dari sang Anak, rasa bersalahnya semakin menyeruak. Ia membayangkan Heeseung yang sendirian di depan gerbang sekolah, berdiri menunggu kehadiarannya untuk mengantarkan pulang ke rumah yang hangat, bersamanya.

Apa besok besok Heeseung dikasih supir pribadi saja, ya?

"Besok besok ajak temen kamu itu ke rumah ya, Mami mau kenalan sekalian mau ngucapin terima kasih ke dia. Karena dia udah nganterin anak Mami satu satunya ini, Mami yakin temen kamu itu anak yang baik." Ujar Mami dengan senyuman yang melekat.

Heeseung total terkejut atas permintaan sang Mami, yang benar saja mengajak Sunghoon yang notabenenya crush dari Heeseung untuk ke rumahnya..... sekali lagi, rumahnya.

"Iyaa Mamii, itupun kalau anaknya mau." Jawab Heeseung dengan nada yang terdengar lesu.














hii dengan Mysie disini, mohon maaf kalau updatenya lama. Aku baru selesai praktik beberapa materi, dan sekarang sedang menyusun laporannya. Mohon ditunggu untuk kelanjutannya yaa! Terima Kasih!

-Mysie

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Friend With Affection - HoonseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang