1. Tantrum semua

1 0 0
                                    

2022





















Vano berlarian menyisiri taman mencari gadis yang sudah menunggunya begitu lama. Bukan karena sengaja, melainkan Vano mendadak ada pekerjaan tambahan dari kantornya.



Matanya tertuju pada gadis berambut hitam pendek dengan bando kupu-kupu menonjol di kepalanya. Ia tahu, benda semacam itu bukanlah tipe kesukaan kekasihnya. Tapi Vano tetap memberinya karena ingin melihat penampilan yang berbeda.




"Sayaaanggg" Panggil Vano sambil merentangkan kedua tangannya.





Gadis itu menoleh dengan alis yang sudah mengerut.






"Gawat, mode snowball" Gerutu Vano.












"Evanooo!!!" Gadis itu berdiri dari kursi taman dan meneriaki Vano.


"Kamu udah bikin aku duduk di sini dua jam capek duduk capek berdiri capek jalan jalan cari cemilan sendiri kamu gak ada kabar bodohnya lagi aku masih nunggu" Lanjut Jihan dengan nada cepat.
















"Sayang, maaf. Abisnya tadi partner aku tuh gak selesai ngerjainnya, belum lagi ada tambahan dari bos. Tahu sendiri kan di tempat aku kalau ada satu anak di divisi belum selesai, semua gak boleh pulang" Tambah Vano bercerita sambil memonyongkan bibirnya, sebal.






Kedua mata Jihan membulat, raut wajahnya seperti akan merengek, lemak di pipinya menggumpal akibat menahan rasa sedihnya yang gampang keluar itu. Ia kemudian mengelus rambut Vano pelan layaknya perlakuan pada anak kucing.



"Kerja bagus, sayangku. Mau peluk?"




Mendengar itu, Vano langsung memeluk Jihan. Tenaganya terisi kembali setelah terkuras habis.



"Aku punya lolipop tapi cuma satu" Ucap Jihan seraya membuka kemasan dan langsung melahapnya.



Vano menghentakkan kedua kakinya sebal, mulutnya mencucu lagi, "Pelit amat"



"Ini karena tadi sisa kembalian lima ratus perak, yaudah aku ambil permen aja" Jelas Jihan, kemudian gadis itu mengeluarkan lidahnya mengejek kekasihnya.



Lolipop tersebut disahut cepat oleh Vano, Jihan berjinjit dengan ketinggian terbatasnya untuk meraih lolipop yang dipegang Vano. Alhasil, kecupan manis mendarat di bibir gadis itu. Senyuman langsung terukir, lalu disusul dengan teriakan.




"Aaaa Vano! Beli sendiri sana"





"Wle" Ledek Vano sambil melayangkan lolipop ke atas dan berlari.
















Setelah berlarian, Vano duduk di rumput taman. Ia meluruskan kakinya. Sedangkan Jihan tetap berdiri dengan melipat kedua tangannya di dada.




"Iya iya, ambil sini" Kata Vano dengan suara lembutnya.






Jihan langsung duduk di sebelah Vano, menggandeng lengan pria yang mulai terbentuk otot bisepnya. Kemudian menggigitnya.





"Aaaa sakit, Sayang" Pekik Vano.




Jihan tidak menggubris, ia lanjut menyedot gumpalan otot itu sampai membekas warna merah. Tak lupa Jihan membersihkan sisa air ludahnya yang tertinggal.






"Ini bukti kalau kamu itu punyaku" Ucap Jihan sambil tersenyum.






Vano melirik sinis, "Ya masa harus digigit gini"
Lelaki tersebut kemudian merebahkan tubuhnya di atas rumput. Disusul Jihan, mendekatkan wajahnya pada Vano.





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RumahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang