Kedua : LDKS

10 0 0
                                    

Pagi ini angkatan kelas 10 tengah digemparkan dengan informasi LDKS yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini, beberapa menunggu informasi selanjutnya dan beberapa lainnya merasa gelisah karena harus mengikuti kegiatan tersebut.

"Eh, Sina."

Merasa namanya dipanggil, Risseana menoleh pada Yura yang tengah sibuk membuka sarapannya pagi ini. Omong-omong ia memang selalu membawa sarapannya ke sekolah tiap pagi, menu hari ini adalah bubur ayam kesukaannya.

"Lu udah dengar belum? Soal ldks?" Tanyanya tanpa menatap si lawan bicara.

Risseana yang kembali menatap ponselnya pun berdeham pelan, "Hm, udah dengar dari kelas sebelah. Katanya dua minggu dari sekarang, kan?"

Yura mengangguk dan menelan makanannya perlahan, "Iyaa, katanya gitu. Kira-kira nanti gimana ya, waktu smp belum pernah ldks karna covid."

"Entah, gue juga belum pernah." Jawab Risseana.

"Kalau dari pengalaman gue, sih, kita bakal di kerasin. Kayak kalau makan harus tegak, sendok yang nyamperin, kalau salah dikit dimarahin. Yahh, panitianya tukang marah-marah yang jelas."

Itu Asteria, matanya kini tengah fokus pada ponselnya, ia tengah bermain game. Tidak lama kemudian ia mengumpat kesal karena kalah.

Risseana yang melihat itu menghembuskan nafasnya, ia menaruh ponselnya dan menatap Ayu yang tengah menonton anime favoritnya di ponsel. "Yuu, kamu mau kantin gak?" Tanyanya.

Ayu menoleh menatap Risseana, ia pun mengangguk dan bangkit dari duduknya. "Asteria, mau ikut?" Tawar Risseana pada Asteria yang kini tengah scroll tiktok.

Gadis yang ditanya pun berpikir sejenak dan mengangguk, "Ikut deh!"

"Iih! Mau ikut!" Seru Yura kala melihat ketiga temannya itu mulai menjauh darinya.

Baru saja kaki mereka menginjak tangga pertama, bel penanda masuk berbunyi bersamaan dengan kedatangan Elara dan Dianna.

"Lah, mau kemana?" Tanya Dianna.

"Paling ngantin," celetuk Elara.

Risseana menggaruk lehernya dan menoleh pada tiga temannya yang di belakang, "Udah bel, padahal gue mau beli minum, botol gue ketinggalan."

"Udah, minum punya gue dulu aja. Nanti keburu guru masuk," ajak Yura.

Keenamnya pun berjalan ke kelas, sesaat tangan Ayu akan membuka pintu kelas, suara dari mikrofon sekolah menghentikan pergerakannya. Secara bersamaan mereka menoleh menatap ke arah pengeras suara, menunggu informasi yang akan disampaikan.

"Selamat pagi kepada seluruh siswa-siswi SMK Kertaja, kami ingin menginformasikan bahwa 10 menit dari sekarang akan ada informasi terkait LDKS angkatan kelas 10. Bagi siswa kelas 10 semua jurusan diharapkan segera menuju aula lantai 1, membawa alat tulis. Sekali lagi, bagi seluruh siswa kelas 10 semua jurusan diharapkan segera menuju aula lantai 1 dan membawa alat tulis. Terimakasih."

Bersamaan dengan terbukanya pintu kelas, Ayu pun menginformasikan pada anak kelas bahwa mereka diminta ke aula lantai 1.

"Beneran ldks ya kita?" Tanya Wulan sambil berjalan malas keluar kelas.

Safira yang disampingnya pun mengangguk, "Iyaa, aselinya males banget ikut, tapi harus."

"Hayoloh, Ipan, rambutnya bakal gundul nih. Muahahahaha," ledek Rafa pada Ivan sambil tertawa jahat.

Sedangkan Ivan hanya merengut kesal, ia paling tidak suka rambutnya harus dipotong terlalu pendek. Lelaki satu ini memang paling mencintai rambutnya itu.

F-R-I-E-N-D-S Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang