13. -Basket [Clingy]

67 13 0
                                    

SMA Surabaya
Indonesia Surabaya at 11.00

Sekarang Rasya dan juga Ashala sedang menjadi pokok pembicaraan siswa-siswi SMA Surabaya. Terutama fans keduanya, tentu saja dua primadona mendadak ini tak peduli akan celotehan pujian maupun ledekan untuk mereka.

"Ashala, aku kurang ngerti tentang sains. Bisa ajarin aku tentang zat tumbuhan? Aku masih gabisa" Ucap Rasya sedikit mencondongkan tubuhnya ke Ashala.

"Oh ini" Mereka tak luput dari pembicaraan tentang pelajaran, yang satu ahli dalam semua bidang. Yang satu ahli dalam akademik, kekurangan mereka selalu terlengkapi satu sama lain.

"Aku kira bakal sesusah itu, makasih ya atas ilmu nya" Ashala mengangguk menyedot jus melon nya, sedikit melirik tiga manusia di depan nya.

"Baru inget ada kita-kita?" Cibir Masya disetujui oleh Asgata dan Zenanda.

"Sorry, btw bang. Lo deket ya sama Arine?" Asgata menoleh kepada Rasya lalu menggedikkan bahunya, pemuda tersebut sedikit sensitif jika membahas tentang gadis tinggi yang selalu telat.

"Gue pikir iya, soalnya dia banyak di ganggu sama Reon. Freoniva" Masya mengerutkan keningnya sembari mengaduk makanan nya. "Maksud lo anggota OSIS?" Sekarang mereka-mereka sudah akrab dan menyepakati bahwa memanggil menggunakan bahasa anak Jakarta banget.

"Iya, kenapa emang?" Tanya Zenanda mampu membuat Masya menggeleng.

***

"Ayoo dong kamu ikut basket! Aku dari dulu pengen banget tau punya pacar anak basket!" Rayu gadis yang lebih tua darinya sembari menggoyangkan lengan nya yang telanjang, karena dirinya sedang memakai jersey futsal.

"Huftt.. Aku udah lupa gerakan nya Ashala" Nada pemuda tersebut berubah menjadi dingin membuat gadis tersebut berhenti menggoyang lengan nya.

"Yaudah." Ashala langsung menyelenong pergi, dengan cepat ia menarik pergelangan tangan Ashala erat lalu menghela nafasnya berat.

"Oke, I grant your wish but.." Ashala dengan mata berbinarnya menatap Rasya yang menjeda kaiimatnya.

"Kamu juga harus ikut, deal Ashala Fransisco?" Ashala membulatkan matanya memukul lengan Rasya kuat membuat Rasya meringis.

"Ishh kok aku!"

"Nanti kita bisa basket date tau" Bisik Rasya langsung tertawa keras, sedangkan Ashala terdiam dengan pipi merona merah.

"Ashala salting Ashala" Jahil Rasya menusuk husuk pipi tembam Ashala dengan jari telunjuk beruratnya.

"Diemm!"

***

"Nan, bisa ajarin gue basket lagi ga?" Zenanda memberhentikan aksi menulisnya menatap cengo Rasya yang sibuk menulis catatan dengan mulut yang terus bertanya tentang basket.

"Abis ngapain lu kok kebelet ngebasket lagi?" Ejek Zenanda terkekeh kecil.

"Ashala ngerayu gue buat jadi anak basket, soalnya keinginan dia pengen punya pacar main basket" Zenanda menahan tawa nya ketika pemuda itu terus menerus mematuhi Ashala.

FRANS!SCO! [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang