SMA Surabaya
Surabaya-Indonesia 09.30Istirahat sedang berlaku, Rasya dan Zenanda sangat keberatan untuk terus bersama gadis tinggi bersifat seperti anak kecil tersebut, karena atas perintah Asgata. Mereka harus selalu menjaga gadis tersebut, karena gadis itu sangat suka kelayapan kemana-mana jika istirahat sedang berlangsung.
"Arine! Jalan yang bener"Teriak Zenanda menatap punggung Arine yang terus berlenggak lenggok berjalan nya yang di khawatirkan gadis tersebut tidak melihat bebatuan di taman sekolahnya. "Haduh.. Lo yakin jagain ni bocil SD?" Lenguh Rasya yang sedari tadi harus mengikuti gadis tersebut. "Ya iyalah, mau gimana lagi. Yang ada pelanggaran melanggar janji gue nambah" Lenguh balik Zenanda.
"Arine ke kantin aja yok, lo ga laper?" Arine menoleh menatap dua pemuda manis yang terus mengikuti dirinya.
"Yaudah ayo ke kantin, Arine pengen bakso koko Udin" Ujarnya yang di dapati kata bersyukur dari dua insan yang tenggorokan nya kering karena terus-terusan meneriaki Arine.
***
"Koko Udin, aku mau bakso nya satu ya. Gausah pake gorengan, ga dibolehin mamah" Sebenarnya kebanyakan memanggil pedagang bakso di sekolah nya ini dengan sebutan 'mang Udin' tetapi mang Udin melarang Arine untuk memanggil nya 'mang' karena katanya terlihat terlalu tua.
"Oke dek Arine, duduk di meja nya neng Ashala aja ya. Biar ga jauh-jauh koko anterin bakso nya" Arine mengangguk mengacungkan jempolnya. "Kata gue sih mang, ga cocok lo di panggil pake koko koko an" Cibir Zenanda.
"Oh sampean gitu ya sekarang aa Enan, awas aja kalo minta gratisan waktu makan berdua ama neng Masya" Zenanda menggaruk tengkuknya.
"Jangan gitu dong mang, iya iya koko Udin kaya chindo!" Rayu Zenanda menoel noel tompel mang Udin yang menjadi ciri khas darinya.
"Lucu bet njir, Enan" Tawa Rasya lepas dari kendala nya, ia tak kuasa mendengar jokes garing dari mang Udin. Memang sesama bapak-bapak dan juga calon bapak-bapak selalu nyambung.
"Diem deh lo, gue takut si neng Udin ini ngambek" Bisik Zenanda yang membuat Rasya sedikit mengecilkan suara tawa nya. "Ekhm, yaudah koko Udin. Kita ikutin Arine dulu ya"
"Jangan lupa jus jeruk 5 gelas!"
***
"Boleh gabung ga kak Masya dan yang lain lain?" Tampak yang ada di meja tersebut mengangguk. "Kalian habis nurutin perintah Asgata ya?" Ucap Ashala di akhiri kekehan nya melihat kedua pasang sahabat yang terus bercucuran keringat.
Berbeda dengan Arine, gadis itu sedang menggoyang goyangkan kaki nya menunggu bakso dari koko-koko yang mempunyai resep yang lezat. "Iya kak cape banget" Ashala mengeluarkan tisu basah milik nya yang selalu ada si sakunya karena lenguhan Rasya.
"Ini, biar adem" Rasya menerima nya dengan senang hati, mengusap tisu basah bergambar bayi tengkurap tersebut, "Makasih, noh!" Sangat berbeda bukan, tanpa berdosa nya Rasya melemparkan tisu bekas keringatnya.
"Kan, kurang ajar" Batin Zenanda.
"Sya, yang sopan dong. Nih Nan, jangan pake yang itu" Tegur Ashala memberikan tisu basah baru ke Zenanda, tentu saja hati pemuda berambut belah tengah itu iri dengan Zenanda.

KAMU SEDANG MEMBACA
FRANS!SCO! [END]✓
Romance"Aku menyukaimu, sangat." Mengenalkanmu dan menceritakanmu itu tak ada habisnya, sama seperti rasa ini. **** Susah ya bergulat dengan perasaan yang tak tau kapan terjadinya, aku hanya mengenal bahwa aku secinta itu padamu, Ashala Fransisco. Wanita...