Ep.4

36 6 6
                                    

Tersedia di karyakarsa dan PDF
Dengan diskon yang luar biasa dengan harga terjangkau
[ Perchapter 2k]

.

.

.





Sasuke, yang kini kembali berusia 18 tahun, memulai hari pertamanya di sekolah dengan penampilan yang keren dan karisma yang tak tertandingi. Dia mengenakan seragam sekolah yang rapi namun tetap bergaya khasnya, dengan rambut hitam yang tergerai dan tatapan tajam yang sulit diabaikan. Meskipun usianya telah kembali muda, pengalaman hidupnya sebagai shinobi tangguh tetap membuatnya terlihat berbeda dari siswa lainnya.

Sekolah yang ia masuki adalah sekolah yang sama tempat dirinya belajar di masa lalu, yang penuh dengan kenangan masa mudanya bersama teman-teman lama seperti Naruto, Sakura, dan yang lainnya. Namun, kali ini situasinya berbeda; dia harus berbaur dengan generasi baru, termasuk putrinya sendiri, Sarada, dan seorang pemuda bernama Sarusuke—teman dekat Sarada yang selama ini selalu berada di sisinya.

Ketika Sasuke berjalan di lorong sekolah, secara tidak sengaja dia bertemu dengan Sarada dan Sarusuke yang sedang berbicara di dekat loker mereka. Hatinya berdebar, bukan karena perasaan gugup sebagai remaja, tetapi lebih kepada kekhawatiran jika mereka mengenalinya. Dia menyadari betapa sulitnya ini, karena meskipun dia tampak lebih muda, wajah dan auranya mungkin tetap mengingatkan orang-orang pada dirinya yang dulu.

Beruntung bagi Sasuke, baik Sarada maupun Sarusuke tidak mengenali wajah mudanya. Mereka hanya melihatnya sebagai siswa baru yang tampak menarik perhatian karena aura misteriusnya. Sarada, yang memiliki tatapan tajam dan rasa ingin tahu yang tinggi, sempat menatap Sasuke sejenak dengan raut penasaran. Namun, dia kemudian mengabaikannya dan kembali berbicara dengan Sarusuke tentang tugas sekolah yang sedang mereka diskusikan.

Sasuke merasa lega karena identitasnya masih aman, namun melihat putrinya dari dekat tanpa bisa mengakui siapa dirinya membuatnya merasa sedikit hampa. Ia menyadari betapa besar jarak yang ada di antara mereka, bahkan lebih dari sekadar perbedaan usia atau keadaan. Sekarang, dia memiliki kesempatan untuk mengenal putrinya lebih baik dari sudut pandang yang berbeda, sebagai teman sekelas dan bukan sebagai seorang ayah.

Melihat Sarada berbicara begitu hangat dengan Sarusuke membuatnya tersenyum kecil, menyadari bahwa putrinya telah tumbuh menjadi gadis yang kuat dan mandiri. Meskipun aneh berada di usia muda kembali, Sasuke bertekad untuk menggunakan kesempatan ini untuk memahami dunianya lebih baik, dan mungkin—di saat yang tepat—menjadi sosok yang bisa diandalkan oleh Sarada, baik sebagai teman maupun, suatu hari nanti, sebagai ayah yang sebenarnya.

Sasuke tahu bahwa perjuangannya baru dimulai. Kini, dia tidak hanya harus menjalani kehidupan sebagai siswa SMA, tetapi juga harus menemukan cara untuk memperbaiki hubungannya dengan keluarganya tanpa mengungkap identitas aslinya.

...

Di kantin sekolah yang ramai, Sasuke duduk sendirian di salah satu meja sambil menikmati makan siangnya. Mengangggap dirinya etelah bertahun-tahun menjalani misi berat sebagai shinobi, seperti di film yang ia tonton. Sambiri menikmati makanan sederhana di kantin sekolah terasa seperti pengalaman baru yang menyenangkan baginya. Dia makan dengan lahap, tak peduli pada tatapan heran dari siswa-siswa lain yang memperhatikan betapa nikmatnya dia menyantap makanannya.

Namun, momen makan tenang itu terganggu ketika Sasuke melihat sesuatu yang menarik perhatiannya. Di sudut kantin, dia melihat Sarusuke, pemuda yang dekat dengan putrinya, Sarada, sedang dikelilingi oleh sekelompok siswa bertubuh tinggi dari tim basket sekolah. Pemimpin dari kelompok itu adalah seorang anak dengan rambut merah tajam, putra Gaara, yang dengan sikap angkuh mendorong Sarusuke ke dinding.

18 A G A I N  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang