PROLOG

369 70 9
                                    

"Akan ada pelangi setelah hujan"
-z-

Seorang gadis yang terbalut seragam putih biru mengaitkan cantolan besi sampah ke arah botol akua bekas di pinggir jalan. Siang hari cuacanya kurang bersahabat, teriknya cahaya sinar matahari menusuk lekat hingga ke tubuh mungil nan lusuh itu. Kaki rapuhnya terus berjalan mencari dan memilah sampah yang layak untuk di jual kan kembali pada agen barang bekas.

"Bi Wati mau kemana bi?."

Dia, zeevanca arabella melqueen sosok perempuan berbandana merah, gadis manis, cantik, putih, rambut sebahu, tidak terlalu tinggi dan memiliki lesung pipi yang memikat, itulah Zee. Siapa yang tidak mengenal dirinya? Gadis periang dengan segala keramahannya pada semua warga di sekitar. Kerap banyak sekali pria yang ingin mengenal dirinya lebih jauh namun Zee menolak.

Wanita paruh baya itu tersenyum manis kearahnya. "Bibi mau ke warung nak, gimana barang hari ini?."

"Alhamdulillah hasil hari ini cukup memuaskan bi, zee udah nyetor tiga karung botol bekas sama mang Udin" bi Wati tersenyum sebagai tanda turut bahagia, Zee menyalimi telapak tangan wanita itu untuk menyalurkan rasa hormatnya kepada orang yang lebih tua.

"Yaudah bibi duluan ya nak, semangat Zee." sebelum melenggang pergi, bi Wati sempat memberikan pelukan hangat untuk zee, semoga hal itu bisa membantu menghilangkan rasa kesendirian nya di dunia ini.

"Punten bi, hati-hati."

Acara berkomunikasi pun selesai, Zee berbalik dan kembali fokus dengan area pembuangan sampah di sana. Dia merasa sedikit lelah dan mengantuk, tetapi aqua botol kemasan harus segera di angkutnya keburu sang agen istirahat. Lalu lalang terlihat banyak transportasi, debu-debu berhamburan terhembus angin ke seragam sekolahnya, menghiraukan itu semua dia hanya bisa pasrah dan sabar.

"Cape sih tapi kalau ngga mulung ngga makan" zee bergumam di tengah banyaknya para pemungut sampah.

Tempat itu tercium aroma tak sedap, banyak barang rongsokan dan bekas-bekas kemasan plastik yang bisa di daur ulang berantakan di sana. Setiap orang menimbang hasil mulung mereka dan akan di bayar sesuai kilogram beserta jenis barangnya, itu adalah gudang barang bekas, tempat dimana menjadi pusat bertahan hidupnya seorang Zee.

Memasuki gilirannya setelah menunggu panjang antrian, karungnya mulai di angkat untuk di timbang. "Semoga cukup."

"Botol bekas semua? Hasil timbangya 8 kg, tunggu ya saya ambil dulu uangnya."

Agen barang bekas, yang biasa di sebut zee mang Udin, dia salah satu orang yang begitu perduli dengan zee, berapa pun zee ingin meminjam uang nya, dia persilahkan dengan sepenuh hati. Mang Udin kembali dengan beberapa lembar uang lima ribu dan dan sepuluh ribu.

"Nih, semuanya 20.000 makan ya nak Jangan ngga makan, mamang udah pesankan sebungkus nasi di warung bi Ina nanti zee tinggal ambil aja" tutur lembut mang Udin pada gadis lusuh itu.

Zee tersenyum bahagia. " M-makasih mang Udin, zee ngga tau lagi harus balas gimana kebaikan mamang, zee harap mamang tetap jadi orang baik kesemua orang ya mang, apapun sedekah yang mamang berikan untuk zee semoga berkah, mamang akan ada di setiap doa Zee agar Tuhan melindungi mamang selalu."

"Sama-sama gadis ayu, gadis baik sepertimu pasti akan di balas kebaikan juga oleh orang terdekat kamu, semoga kelak anak mamang kalau udah dewasa bisa bijak seperti kamu" mang Udin mengusap lembut surai rambut zee, dan di balas senyuman olehnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY QUEEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang