Life After Married
; Bab, 10.Song; Kamu dan Kenangan.
(By : Maudy Ayunda) Ost. Habibie Ainun 3.Hujan deras mengguyur halaman rumah, menciptakan genangan air yang berkilauan di bawah cahaya redup. Di tengah irama hujan yang menenangkan, dua Anak perempuan kembar sedang berlarian. Fahlada juga ikut berpatisipasi, mereka bertiga tertawa bersama, di depan rumah dengan rerumputan yang tidak tinggi.
Tidak lama kemudian, Earn, ia muncul. Dia membawa secangkir susu coklat hangat dalam genggamannya, dengan suara lembut namun tegas, ia berkata, "Dokter, anak-anak. Masuk ke dalam, sebelum hujan semakin deras."
Seolah tidak mendengar apapun, suara Earn seakan tenggelam oleh tawa mereka dan juga hujan yang turun. Mereka terlalu asyik dengan dunia mereka sendiri.
Earn mendekat, sedikit frustasi. "Kalian tidak mendengar? Masuk sekarang!" serunya lagi, kali ini dengan nada yang lebih tegas. Fahlada dan kedua anaknya akhirnya menoleh, terkejut oleh nada suara Earn. Dengan ragu, mereka mulai bergerak menuju pintu.
Fahlada menuntut anak perempuan kembarnya, untuk berjalan dengan perlahan agar tidak terpeleset. Sementara Fahlada dan kedua anaknya membersikan diri, tiga cangkir susu coklat hangat telah Earn siapkan.
Tidak lama ketiga perempuan kesayangan Earn telah datang. Earn tersenyum hangat. "Ran-lada, jangan menjahili adikmu." Anak dengan nama Ran-ada menampilkan senyumannya tanpa rasa bersalah. Sedangkan Rinlada, ia yang di jahili cemberut dan sedikit berjalan cepat untuk memeluk Earn.
"Bunda." Earn membalas pelukan anaknya, dan mengelus pucuk kepala Rin-lada. Earn juga sedikit memerahi Ran-lada, hanya sebuah candaan untuk supaya ia tidak terus mengulangi hal yang serupa.
Fahlada memandang kedua anaknya serta sang istri dengan senyumannya. Sambil meneguk secangkir susu coklat hangat, yang telah Earn seduh kan.
Namun, seiring Fahlada meneguk, ia tiba-tiba merasakan gelap menyelimuti pandangannya. Fahlada melihat bagaiman sang istri serta kedua anaknya begitu panik, namun semuanya hilang begitu saja setelah ia menutup mata sepenuhnya.
Fahlada tidak tahu berapa lama ia terlelap. Ketika terbangun, suasana sekelilingnya terasa asing, suasana yang sering sekali dirinya lihat. Dengan lambat, ia membuka mata.
"Di mana ini?" Gumamnya, menggerakkan lehernya yang kaku. Ia melihat sekeliling, dinding putih yang dingin dan peralatan medis di sekitar. Perasaannya bercampur aduk; tidak ada Earn, bahkan Ranlada atau Rinlada di sisinya. Tiba-tiba, ingatan mulai kembali, menyusup seperti bayangan gelap.
Fahlada teringat. Ia berusaha mengingat apa yang terjadi sebelum kegelapan itu. Lalu, suara lembut memanggilnya. "Lada, sayang... Kamu sudah bangun!" Itu suara Ny. Thananusak.
"Mama?" Fahlada merasakan haru menyelimuti hatinya. Dia mengulurkan tangan, dan ibunya meraih dengan lembut.
"Ya, Mama di sini Lada. Kamu sudah terbangun, setelah koma hampir sebulan," Mama menjelaskan dengan suara penuh kasih. "Kami semua sangat khawatir padamu."
Fahlada menatap Mama, ketakutan mulai menyelimuti pikirannya. "Tapi... bagaimana dengan Earn? Dan anak-anak?" tanyanya panik.
Ny. Thananusak, ia merasa cukup kebingungan mengenai penuturan Fahlada mengenai 'Anak-anak'. "Anak-anak? Kamu dan Earn belum memiliki anak." Jawaban sang Mama tidak dapat Fahlada bantah. Benar, "Bukankah.." Saat ia ingin menjelaskan, Fahlada teringat bahwa keinginan dirinya dengan Earn untuk memiliki anak masih dalam tahap berkonsultasi. Ah.. ia paham, ternyata hanya mimpi ketika dirinya koma.
![](https://img.wattpad.com/cover/377327970-288-k864420.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Life After Married || LingOrm (Hiatus)
RomanceKehidupan setelah Menikah. Fahlada Thananusak seorang Dermatologist, di haruskan tetap selalu terlihat baik-baik saja di depan Pasiennya. Apakah rumah tangga Fahlada dan Earn Sanithada akan terus berjalan mulus, atau tidak seperti yang telah di baya...