Episode 02

12 0 0
                                    

Namaku Son Chaeyoung. Aku baru memperkenalkan diri, maaf tapi aku memang anak yang tidak suka memperkenalkan diri sendiri, bahkan kemarin adalah hal yang sangat aneh dan tak wajar, kenapa aku reflek berkenalan lebih dulu didepan gadis yang sekarang menjadi teman sebangku ku, namanya Myoi Mina.

Memang mirip seperti gadis Jepang, tapi aku tak tau juga. Sudah seminggu aku dengan nya duduk dimeja yang sama, tapi tak ada pertanyaan berbasa-basi yang keluar dari mulut kami, hanya pertanyaan formal dan sekedar tentang kelas. Walau begitu, aku menyukai keadaan seperti ini.

Aku duduk disebelahnya, sudah sebulan sejak kami pertama kali berkenalan dilorong sekolah itu dan menjadi teman sebangku dan sudah sebulan juga hanya dia teman ku satu-satunya dikelas. Atau hanya aku yang menganggapnya teman?

Diam ku, memainkan pulpen di jari-jari tangan, memantau seisi kelas yang hening karena sedang mendengarkan penjelasan guru bahasa inggris yang sedang menjelaskan didepan para murid.

Seantusias apa, para siswa itu hingga mendengarkan beliau hingga seantusias itu, sedangkan aku hanya asik memantau pergerakan para siswa disekitar ku, ada yang sedang menuliskan apa keterangan yang diberikan guru dan ada juga yang hanya menatap penjelasan beliau.

Hingga, aku tak sengaja menatap Mina, dengan lirikan biasa seakan aku hanya sekilas menatapnya lalu beralih mengindari menatap wajahnya. Aku melihat Mina duduk bersandar, dengan santai hanya melihat penjelasan guru.

"Kenapa kamu menatap ku begitu?" Mata Mina lurus, namun aku tau dia sedang berbicara dengan aku. Aku tertangkap basah.

"Tidak ada" Ujarku mengelak, lalu dengan santai melipat kedua tangan diatas dada, berpura-pura mendengarkan pelajaran.

Lalu dengan penasaran aku menoleh lagi kepada Mina yang kali ini disambut senyuman indah yang terukir diwajahnya. Hingga membuat gigi putihnya terlihat berjejer rapih disana.

Aku ikut tersenyum, sadar aku sudah benar-benar tertangkap basah telah terus memandangi nya dan juga memantaunya, kami tertawa bersama. Untuk pertama kalinya setelah sebulan aku berkenalan dengan nya dan untuk pertama kalinya kami bercanda walau hanya sekedar dari batin kebatin.

Dari sanalah aku sadar, ternyata kita memiliki selera humor yang sama.

*

Makan malam sedang aku siapkan dibantu oleh adik ku. Aku memasak makanan berkuah hari ini, dengan Tzuyu yang menyiapkan nasi dan beberapa piring dan dilengkapi juga dengan sendok dan garpu.

Rumah ku termasuk rumah yang menengah keatas, walau aku tau ibu bekerja sebagai salah satu direktur ditempat dia bekerja dan ayah salah satu CEO kepercayaan sang pemilik perusahaan, karena yang mempunyai perusahaan itu adalah sahabatnya sendiri dan ayah dipercaya untuk menjadi CEO disana.

Tapi walaupun kami dari keluarga berada, ayah dan ibu tak suka membuang uang untuk hal tak penting, bahkan untuk sekedar rumah, kami hanya tinggal diperumah kelas menengah keatas, tak terlalu mewah, namun sangat layak ditinggali.

Semua makanan sudah siap, aku sudah menaruh panci berisi sup diatas meja makan berbentuk kaca yang sudah digelar taplak meja dan beberapa makanan, alat makan dan empat buah piring diatas sana.

Kami. Aku, Tzuyu dan kedua orang tua ku, seakan hanya formal menjalankan aktifitas biasa, agar terlihat seperti keluarga pada umumnya. Aku memasak untuk keluarga ku, Ibu dan Ayah bekerja. Yah begitulah, walau aku dari keluarga kaya raya, tapi tetap saja rasanya ternyata tak lengkap jika diberikan uang, tapi tak ada kasih sayang dari mereka.

*Cklek

Suara pintu rumah terbuka, seseorang baru saja memasuki rumah. Tidak lain mereka lah kedua orang tua ku yang baru saja pulang berbarengan menggunakan mobil. Setelah aku dan Tzuyu mengetahui mereka pulang, aku dan adik ku duduk seakan sudah menunggu kehadiran mereka untuk makan bersama.

Seperti biasa, aku duduk disamping adik ku Tzuyu dan kedua orang tua kami duduk didepan kami dengan masih memakai baju mereka bekerja. Malam biasa yang dilingkupi rasa dingin didalam sini. Entah sampai kapan aku akan terus bertahan begini.

"Omma" Panggil Tzuyu, membuat aku hampir terselak sup yang sedang ku seruput. Aku terdiam dan berdoa, semoga adik ku tak berbicara yang aneh-aneh.

Ibu, langsung terdiam sejenak, namun pandangan masih menuju sendok yang ia suapkan kedalam mulutnya. Bisa dibilang dia tak peduli dengan panggil dari anak bungsunya.

"Besok, aku ingin pergi jalan-jalan. Boleh?" Lanjut Tzuyu.

"Pergi saja sendiri." Singkat, jelas dan padat. Membuat aku sakit, sangat sakit mendengarnya. Walau dahulu aku sering sekali dapat pernyataan seperti itu dari Ibu, tapi saat aku mendengar ucapan itu keluar untuk adik ku, tetap saja aku tak terima.

Kalian boleh membully ku, tapi tidak dengan adik ku.

Ku mulai menoleh kearah Tzuyu, raut mukanya berubah 180 derajat, terlihat dia hampir menangis dan sudah tak ingin memakan sisa makanan dipiring nya, lalu tak lama Tzuyu beranjak pergi darisana, membuat aku ikut, ingin mengejarnya.

"CHAE!" Ibu berteriak, aku terdiam sejenak disana.

"Jangan lupa cuci piring setelah ini. Kamu tau, akibat melawan aturan rumah kan Chae?" Suara Ibu berubah setelah berteriak memanggilku, saat ini dengan tenang ia berkata. Membuat ku hanya mengangguk dan berjalan mengejar Tzuyu.

*

Kurebahkan badan ku diatas kasur kamar yang sudah gelap karena lampu tak ku nyalakan. Kamar yang lumayan besar dan bertema modern inilah kamar ku, sedikit berantakan karena hampir setiap malam sebelum tidur, aku sangat suka membereskan kamar. Tapi tidak untuk hari ini, aku sudah sangat lelah dan ingin beristirahat.

Kubuka ponsel genggam saat aku berbaring diatas kasur. Nomor tak dikenal baru saja mengirim pesan. Entah siapa nomor itu yang jelas dia mengetahui namaku dan juga nomor ku, dia mengirim pesan 30 menit yang lalu.

 Entah siapa nomor itu yang jelas dia mengetahui namaku dan juga nomor ku, dia mengirim pesan 30 menit yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Begitu isinya. Entah apa yang terjadi, mungkin dia ingin melepas penat, atau ada sesuatu yang ingin dia bahas. Pesan itu yang membuat ku tanpa sadar tersenyum senang.

Ketika biasanya setiap hari libur aku akan berhibernasi, tapi tidak untuk esok. Aku akan keluar bersama teman baru ku. Aku melepas ponsel ku, lalu ku geletakan ponsel di sebelah ku, sebelum aku kembali berbaring, hingga tak terasa kedua mata ku tertutup, aku tertidur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mysterious GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang