Selamat membaca🥰
Sore hari seorang gadis cantik merebahkan tubuhnya ke sofa panjang. Ia baru saja pulang dari sekolah karena latihan basket.
tuk
Gadis itu membuka mata melihat siapa yang datang dan membawa segelas jus mangga kesukaan nya.
"Bunda," gumam nya.
Bunda menatap gadis itu jengah, "kapan kamu mau mendengarkan bunda untuk berhenti ikut basket, Nakara? "
Nakara Algatama, anak perempuan satu satunya Tuan Narendra dan Nyonya Nadia Algatama. Ia anak bungsu dari 3 bersaudara, ia mempunyai 2 abang yang sangat memanjakan nya. Nakara, atau kerap disapa Kara oleh orang terdekat nya sedang menempuh pendidikan di salah satu sekolah terkenal di jakarta, SMA ANGKASA. Ke dua abang Kara juga menempuh pendidikan di SMA yang sama.
"Bunda, Kara gabisa berenti basket itu udah menjadi kegiatan favorit Kara, " jawab Kara dengan lesu.
Sedari kecil Kara memang sangat suka main basket, berawal dari iseng ikut main bersama abang dan Ayah nya, Kara jadi keterusan sampai sekarang.
"Bunda tau, tapi kamu nggak cocok main basket kamu perempuan bunda nggak suka anak perempuan tomboy, " balas Bunda.
"Serah bunda deh, Kara cape bahas ini terus sama bunda," Kara meneguk habis jus mangga yang dibawa bunda lalu pergi ke kamar.
Bunda menghela nafasnya, Kara sangat susah diberitahu, sebenarnya bukan itu alasan utama bunda melarang Kara tapi, imun tubuh Kara bukan seperti anak remaja pada umumnya yang kuat.
Arkan datang lalu mengelus bahu bunda menenangkan, adik bungsunya memang selalu suka berdebat dengan bunda."Lihat gara gara kalian yang sangat memanjakan, dia jadi keras kepala begitu, " celetuk bunda dengan nada marah. Arkan tak membalas apapun takutnya bunda semakin marah.
Malam hari dengan senang hati Kara duduk menonton tv bersama Arsen, sedangkan Arkan sudah pergi main.
Arsen mengelus elus rambut Kara yang panjang itu dengan sayang, sesekali ia kecup. "Jangan cepat dewasa ya dek, abang masih mau manjain kamu seperti ini, " ucap Arsen dengan tulus.
Kara mengangguk lalu tersenyum tipis, "Kara akan selalu jadi adik kecil abang. "
"Assalamu'alaikum, " ucap Ayah yang baru saja pulang dari kantor.
Mata Kara berbinar melihat Ayah nya pulang, ia segera beranjak bangun dan memeluk Ayah.
"Kara kangen ayah, " kata itu yang selalu Kara ucapkan ketika bertemu dengan Ayah nya.
Ayah tersenyum tipis sambil mengecup puncak kepala Kara.
"Kara kebiasaan banget deh ayah baru pulang langsung di peluk, " tegur bunda sambil menarik Kara.
"ish bunda kenapa sih selalu melarang kara, " kesel Kara.
"Ayah baru pulang dari luar, ada banyak virus yang kita nggak tau nempel di baju Ayah dan nan- "
Kara menghela nafas, bunda begitu posesif.
"Jangan marah terus, " Ayah mengelus pipi bunda. "Princess Ayah bersih bersih dulu ya nak, " Ayah menyempatkan untuk mengecup ke dua pipi Kara.
"Ayah udh sana, " bunda memisahkan ayah dan anak itu.
"Bunda pasti cemburu ya Ayah lebih deket sama Kara, " goda Kara.
Bunda mendorong pelan bahu Kara, "Bukan cemburu, bunda cuma nggak mau repot mengurus kamu yang sakit akibat virus luar. "
Ucapan bunda bak pisau tajam, hati Kara ter gores mendengar hal itu, tapi sebisa mungkin ia mempertahankan senyum nya.
"Iyaa bunda, lain kali Kara ngga begitu lagi kok. "
"Tumben kamu mau dengerin bunda, biasa juga membantah? "
"Salah mulu deh kara, nurutin bunda salah, ngga nurut juga salah, mending Kara nonton lagi aja ah sama bang Arsen, " ucap kara lalu pergi kembali ke tempat.
Bunda tak bergabung ia memilih nyusul Ayah ke kamar.
Arsen melihat wajah Kara yang kesel, "berantem lagi sama bunda? " Kara mengangguk.
"Kadang Kara heran loh bang, kenapa Kara selalu salah dimata bunda apa bunda ngga sayang kara ya? "
Tak
Arsen menjitak kepala Kara pelan, "kamu ngomong nya ngelantur banget, itu cuma perasaan kamu doang dek. "
"Tap-"
"Gaada tapi tapi bunda sayang semua anaknya!"
"Wih wih lagi pada bahas apa nih? " Arkan pulang langsung bergabung.
"Ganti baju sono, diliat bunda lo langsung nempelin adek bakal kena amuk, " titah Arsen.
Kara terkekeh kecil
"Lupa gue," Arkan cengir tak berdosa lalu mengecup pipi Kara sebelum pergi.
"Besok Kara berangkat sekolah sama bang Arkan aja ya," Kara mengalihkan perhatian nya mendengar penuturan Arsen.
"Besok abang harus ke bandara jemput teman, " lanjut Arsen.
"Okeyy tapi Kara ngga mau berangkat sama bang Arkan, Kara mau sama Ayah aja, " balas Kara.
"Kenapa gitu, lo malu punya abang kaya gue, " saut Arkan yang baru datang. "Harusnya lo tuh bangga punya abang setampan dan sebaik gue. "
"Preett gantengan juga Esa, " balas Kara.
Mahesa adinata, cowo yang Kara pacarin 7 bulan yang lalu. Mahesa atau kerap disapa Hesa oleh temannya, seangkatan dengan dua abang Kara. Laki laki itu berjabat sebagai ketua osis di SMA Angkasa. Berperilaku sopan, cuek, manja, soft spoken kalo sama kara, sama yang lain dia akan berubah jadi pemarah.
"Esa mulu gedeg gue dengernya, lo pokoknya besok berangkat sama gue!"
Nada bicara Arkan seketika berubah, mengenai hubungan Kara dengan Mahesa Arkan tak pernah setuju karena Mahesa orang yang selalu ikut campur dalam masalahnya hingga sampai BK.
"Ihh gamau abang nyebelin, Kara sama Ayah aja, " balas Kara sedikit merengek.
"Nyebelin begini tetap gue paling sayang sama lo, " Arkan mengapit kepala Kara menggunakan Tangan nya. Dan kejahilan tersebut terus berlangsung sampai bunda datang menyuruh mereka untuk tidur.
Jangan lupa vote dan komen
Dan follow akun aku yaa💗
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SMILE WITH GIRL
Teen FictionGaada deskripsi yang penasaran langsung masuk dan follow akun author ya💗