Part 1

25 4 1
                                    

Selamat membaca💓


Kara melambaikan tangannya ke Ayah sebelum masuk ke dalam sekolah. Kara terkejut saat membalikkan badan melihat Mahesa yang sudah berada di belakang nya.

"Aku ngagetin kamu? maaf yaa, " ucap Mahesa.

Kara menggeleng pelan lalu tersenyum tipis. Mahesa mengulurkan tangannya untuk Kara genggam. Kara tersipu malu, sederhana namun tidak semua cowo peka.

"Ayo nanti kamu terlambat masuk kelas," Suara soft spoken Mahesa berhasil membuat Kara semakin jatuh cinta.

"Kamu ngga nge razia anak yang terlambat?" tanya Kara.

"Itu nanti, sekarang aku mau nganterin pujaan hati dulu ke kelas, " jawab Mahesa.

Kara memukul pelan lengan Mahesa,

"Kok pipi kamu merah padahal sinar matahari masih redup, " goda Mahesa.

Kara melepaskan tangannya dari Mahesa lalu menutupi ke dua pipinya. Mahesa semakin gemes dengan tingkah Kara.

Tanpa mereka sadari ada perempuan yang menatap cemburu melihat kemesraan mereka.

"Gih masuk nanti pose aku jemput ya kita ke kantin bareng, " ucap Mahesa sambil merapikan rambut Kara yang sedikit berantakan.

Kara mengangguk pelan, ia sedang mengontrol hatinya yang sedang berdetak tak karuan. Meski sudah lama mereka bersama tapi tetap saja jantung Kara tidak aman jika berada di dekat Mahesa.

Kara masuk ke dalam kelas lalu memeluk teman sebangku nya. "Aaaa nabel, hati gue meleyot di anterin ke kelas sama esa. "

Nabella anastasya atau nabel yang sering Kara panggil menatap Kara jengah, Kara akan selalu seperti cacing kepanasan kalo sedang kasmaran.

"Hai guys, " sapa Alya, dia bestinya kara juga. Alya latisha namanya gadis cantik, berkulit putih, pinter dan berjabat sebagai wakil ketua osis.

"Hii Alya ku sayangg, " Kara beralih memeluk sahabat nya satu lagi.

"Gue tebak lo pasti abis dibuat baper sama hesa," tebak Alya.

"Apa lagi coba yang bisa bikin dia blingsatan gini kalo bukan karena pacarnya, " jawab Nabella.

"Hehe luv deh kalian, " Kara begitu bahagia punya teman yang selalu peka terhadap nya.

Pelajaran sedang berlangsung, tiba tiba Alya pamit minta izin karena ada rapat osis.

"Enak banget ya si Alya ketemu mulu ama cowo gue," gumam Kara tanpa tau nabella dapat mendengarkan.

"Salah sendiri kemarin udh diajak bergabung lo ngga mau, " ucap Nabella membuat Kara kaget karena Nabella mendengar gumam nya.

"Lo kan tau bel, gue paling nggak suka disuruh suruh begitu, apalagi nanti banyak tugas ah gamau gue. "

"Nakara, " panggil Bu Sita.

Kara tersentak karena keasikan ngobrol sampai lupa masih ada guru. "Iyaa bu, " jawab Kara sopan.

"Antarkan ini ke kantor, dan letakkan di meja pak Zainal ya, " pinta bu Sita membuat Kara kegirangan karena bisa keluar apalagi kantor guru itu melewati ruang osis.

"Siap bu Sita cantik, "balas Kara dengan semangat. Sebelum keluar ia menyempatkan untuk kiss bye ke nabella.

Kara melangkah kegirangan sambil bernyanyi nyanyi kecil. Kara melirik sekilas, ruang osis kosong tapi tadi Alya izin rapat. Ah kara tak memikirkan itu ia memilih mengantarkan amanah bu sita terlebih dahulu.

Perasaan Kara menjadi tidak enak, ia buru buru meletakkan tugas bu sita lalu kembali ke ruang osis. Kara tak masuk, ia memilih mengintip dari jendela yang tidak tertutup gorden. Dapat ia liat siluet seorang laki laki dan perempuan sedang bercumbu mesra, Kara terkejut ia mengenal mereka.

Kara luruh ke lantai dengan air mata yang tak dapat di tahan, pacar yang selama ini ia kira setia malah berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Dada Kara terasa begitu sesak.

Kara bangun dan menghapus air matanya dengan kasar, ia tidak boleh lemah ia harus melabrak mereka.

Brakkk

Pintu ruang osis di buka kasar oleh Kara, sehingga dua sejoli yang sedang bermesraan itu terkejut bahkan sangat terkejut ketika melihat siapa yang membuka pintu.

" Kenapa kaget liat gue disini? hah? gue ngga nyangka kalian bisa sebejat ini, pacar yang gue anggap setia malah selingkuh dengan sahabat yang sudah gue anggap saudara, "Kara tertawa miris.

" Ra, aku bis-"

"Gue nggak perlu penjelasan apapun lagi dari lo brengsek, kita putus! "

Mahesa mendekati Kara, "nggak ra aku ngga mau, aku mohon jangan putusin aku."

"Jangan putusin? setelah lo selingkuhin gue? lo pikir gue cewe menye menye yang bakal maafin lo, " marah Kara.

"Kar tolong jangan gini, kita bisa jelasi-"

"Gue ngga butuh penjelasan kalian, dan buat lo alya sahabat tercinta gue mulai hari lo bukan teman gue lagi, dan itu artinya lo berdua bisa bersama tanpa sangkut paut sama gue. " Setelah mengatakan itu Kara pergi keluar.

Kara pergi dengan perasaan marah tanpa diliat ia menginjak plastik alhasil ia tersungkur. Kara menggeram marah kenapa hari ini ia sangat sial?

"Sini gue tolong, " seseorang datang mengulurkan tangannya. Kara sempat terperangah sejenak, melihat kegantengan laki laki di hadapan nya.

Tanpa sadar Kara menerima uluran tangan itu.

"Lain kali kalo jalan hati hati, lihat lutut lo jadi terluka. " Kara baru tersadar lututnya terluka.

"Eh iya makasih, " jawab kara kikuk.

"Perlu gue anter ke uks? "

Kara menggeleng, "gapapa gue bisa sendiri. "

Laki laki itu mengangguk lalu pergi tanpa pamit. Kara ter bengong, siapa lelaki itu? apakah dia anak baru?

bye💓

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE  SMILE WITH GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang