Congrats

82 11 0
                                    

Tiada hari yang bisa terlewati dengan mudah. Namun, menikah dengan Johnny membuat Jeno merasa bisa melewati seribu masalah.

Pria Februari itu sosok suami yang baik dan bertanggungjawab. Bahkan Jeno berpikir kalau Johnny melakukannya lebih baik dibandingkan Daddy-nya pada sang Mommy.

Jeno memang bertanggungjawab akan sarapan suaminya. Tapi, pria itu selalu pulang di jam makan malam dengan keadaan sudah makan karena tidak ingin Jeno kelelahan masak makan malam untuknya. Johnny juga memijat pinggang, punggung, serta kakinya. Selalu meluangkan waktu mengantarnya sekolah dan memastikan ia pulang ke rumah dengan selamat.

Memang benar apa yang dikatakan Haechan, nafsu Johnny untuk sex cukup tinggi. Salah gerak dikit, Jeno berhasil membuat junior Johnny bangun. Tapi, suaminya gak pernah memaksanya untuk berhubungan badan. Jeno sering melihatnya menuntaskan nafsunya sendirian.

Bahkan Johnny berhasil menghilangkan pikiran-pikiran negatif yang kerap kali menghampirinya. Jeno sama sekali tidak merasa menyesal menikah dengan Johnny.

"Om Jo ...."

Seruan Jeno membuat semua mata tertuju padanya. Johnny yang menunggu di depan mobil, tersenyum hangat menyambut suami kecilnya.

"Akhirnya, hari terakhir ujian sudah lewat." katanya mengungkapkan kebahagiaannya.

"Kamu hebat." Johnny mengusap lembut rambut Jeno. Membuat pemuda Taurus itu tersenyum malu.

"Kita langsung ke butik atau mau makan dulu?" tanya Johnny. Waktu menunjukkan pukul 11.15 KST, memasuki jam makan siang.

"Makan dulu boleh? Aku lapar. Tapi, kalau aku gak ikut makan sama anak-anak gak papa?" ucap Jeno.

Johnny tersenyum, "Nanti kamu makan cemilan aja. Mereka pasti mengerti kamu gak bisa makan telat."

Hari ini, Johnny dan Jeno akan berkunjung ke panti asuhan untuk berbagi rezeki dan sedikit kebahagiaan dengan anak-anak di sana sebagai bentuk rasa syukur karena di usia kandungan memasuki 28 Minggu, Jeno sehat wal afiat.

"Om Jo, ayo berangkat sekarang."

| | |

"Happy graduation, anak Mommy."

"Finally, we're graduation!"

"Baby, congrats for you."

Jeno tersenyum, mendengar banyak ucapan selamat dari keluarganya karena dinyatakan lulus. Walaupun kondisinya saat ini kurang fit. 1 bulan terakhir menuju usia kandungan 32 Minggu, Jeno sering mengalami kontraksi rahim, sampai membuat tubuhnya lemas dan berakhir di rawat di rumah sakit saat ini.

"Cepat sembuh anak Mommy, setelah itu kita makan besar untuk merayakannya." Taeyong memeluk Jeno penuh cinta.

"Mom, bukankah sebentar lagi 7 bulan Haechan? Kalian harus melakukan syukuran juga buat Haechan." ucap Jeno menatap sendu keluarganya.

"Ah, aku gak mau kalau gak ada kamu, Jeno." ucap Haechan.

"Jangan bicara seperti itu, Haechan. Mark Hyung, tolong jelaskan pada Haechan, kalau acara itu penting buat Haechan."

"Baby, kenapa memikirkan orang lain? Pikirkan kesehatan mu lebih dulu." Johnny menatap datar pada Jeno.

"Om Jo, Haechan bukan orang lain." sergah Jeno membalas tatapan suaminya dengan berani.

"Benar kata Johnny, Jeno. Pikirkan dirimu sendiri. Tentang Haechan, kamu tidak perlu khawatir. Daddy dan Mommy udah menyiapkannya." ucap Jaehyun, tatapannya tidak kalah datar dari Johnny.

Jeno tersenyum, namun senyum itu tak bertahan lama, tangannya menjulur memegang perutnya yang sudah membuncit. Keringat dingin mulai bercucuran, keningnya mengerut, menahan sakit yang tiba-tiba datang menyerangnya.

Young Husband [JOHNJEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang