43. Kasih Sayang Seorang Anak

1.1K 118 5
                                        

Begitu Jennie melangkah keluar dari perusahaannya, ia dikejutkan oleh kerumunan wartawan yang menyerbu dengan berbagai pertanyaan yang tidak pernah ia duga akan muncul di hadapannya. Kilatan kamera terus menyilaukan matanya, dan suara mikrofon yang ditodongkan ke arahnya membuat Jennie hampir kehilangan keseimbangan. Setiap pertanyaan yang dilontarkan lebih mengejutkan dari yang sebelumnya.

"Apa benar kalau Ok Taecyeon adalah ayah kandung anda?"

"Apa Jessica berselingkuh saat masih menjadi istri Jaejoong?"

"Apakah ini alasannya mengapa Jaejoong menyuruh anda menjadi dokter alih-alih mengurus perusahaan?"

Jennie terkejut. Pertanyaan-pertanyaan ini menyerang dengan brutal, menyentuh titik terlemah dari kehidupan pribadinya yang selama ini ia coba sembunyikan. Sekilas, wajahnya tampak bingung dan panik. Seluruh dunia tampaknya menuntut jawabannya dalam hitungan detik. Namun, dengan napas dalam-dalam, Jennie mengumpulkan keberaniannya.

"Maafkan saya" katanya, menatap langsung ke arah kamera, suaranya terdengar tenang meski hatinya bergemuruh.

"Saya minta maaf telah menyembunyikan ini. Taecyeon memang ayah kandung saya, tapi saya tegaskan bahwa bukan berarti ibu saya, Jessica, pernah berselingkuh. Ini masalah yang sangat pribadi, dan saya harap kalian semua bisa menghormati itu. Tolong jangan sebarkan kebencian, terutama kepada ibu saya"

Dengan anggun, Jennie membungkukkan badannya hingga 90°, memberi hormat kepada media, lalu berbalik cepat menuju mobilnya. Segera setelah pengakuannya, nama Jennie menjadi trending di media sosial, diiringi dengan gelombang komentar dari netizen yang menghujat keluarganya. Jessica mendapat porsi kebencian paling besar, membuat Jennie tidak bisa tinggal diam.

Sesampainya di rumah, Jennie disambut oleh wajah-wajah cemas keluarganya yang menonton siaran berita dari ruang keluarga.

"Mommy, tolong jangan buka ponsel dulu" kata Jennie lembut, memeluk ibunya yang tampak bingung.

Jessica, yang biasanya tangguh, merasa tak berdaya dalam situasi ini. Ia mencoba tersenyum, tapi sorot matanya penuh dengan kekhawatiran. Jennie tahu ibunya terluka, meski tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir Jessica.

"Aku akan menyelesaikan ini, Mom. Aku janji" kata Jennie tegas. Malam itu juga, Jennie bekerja keras, menghubungi kontak-kontak penting, menghapus artikel-artikel negatif yang beredar tentang ibunya.

Meski Jennie berhasil membuat beberapa berita hilang, ia tahu badai ini tidak akan berlalu begitu saja. Hujan kebencian mungkin akan terus turun, tapi Jennie bertekad untuk melindungi orang-orang yang paling ia cintai, apapun yang terjadi.

Ditengah badai yang menghantam keluarganya, Jennie terus maju dengan keyakinan yang kuat. Meskipun reputasi keluarganya sedang diserang, perusahaannya tetap berdiri kokoh. Jennie berhasil menjaga stabilitas bisnisnya berkat kepercayaan dari klien dan mitra yang telah lama mengenalnya, serta kemampuannya untuk mengatasi setiap krisis yang muncul.

Namun, situasi berbeda terjadi di perusahaan Jaejoong. Setelah publik mengetahui bahwa Jennie bukanlah putri kandungnya, beberapa mitra bisnis penting Jaejoong mulai menarik diri. Mereka merasa bahwa Jaejoong tidak lagi memiliki kekuatan bisnis seperti dulu dan mulai melirik Taecyeon, dengan harapan bahwa kedekatannya dengan Jennie akan menguntungkan mereka. Dengan pengaruh luar biasa yang dimiliki Jennie, perusahaan-perusahaan besar mulai berpindah haluan, menjalin kerja sama dengan Taecyeon dan meninggalkan Jaejoong.

"Kenapa semua jadi berantakan!" ucap Jaejoong frustasi.

Kantor Jaejoong yang dulu selalu dipenuhi dengan kesibukan kini tampak sepi. Karyawan mulai khawatir akan masa depan mereka, dan beberapa bahkan sudah mulai mencari pekerjaan di tempat lain. Jaejoong duduk di ruang kerjanya, tangannya memegang kepala, bingung dan tertekan. Ia merasa tidak ada jalan keluar dari situasi ini.

Trouble Maker ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang