Satu jam sudah Chaelisa menunggu, namun kedua anak perempuan itu masih asyik bermain. Raut wajah si kembar mulai masam, ingin sekali rasanya menjambak rambut mereka agar segera turun dari mobil-mobilannya.
"Tekalang dililan tita" ucap Chaeyoung, tapi kedua bocah itu hanya menggeleng dan menjalankan mobilnya menjauh.
"Daddy~," rengek si kembar mengadu.
"Biarkan sebentar lagi. Kalian ini pelit sekali" ketus ibu dari bocah tersebut, sementara Jaejoong hanya diam.
Tak tahu lagi harus melampiaskan kekesalan di mana, Chaelisa menangis sambil menendang-nendang angin. Jennie menghela napas panjang. Jaejoong memang tak pernah tegas jika berurusan dengan keluarganya. Pria itu lebih menyayangi mereka daripada anak dan istrinya sendiri.
"Adek" panggil Jennie. Namun Chaelisa belum sadar dipanggil dan masih saja menangis.
"Chaeyoung, Lisa" panggil Jennie sekali lagi dengan lebih tegas. Kali ini, mereka langsung melirik ke arahnya. Jennie meminta mereka mendekat.
"Kenapa?" tanya Jennie lembut.
"Mobilan tita" jawab Lisa sambil menunjuk ke arah bocah-bocah yang sedang asyik bermain dengan mobil-mobilannya, masih terisak-isak. Membuat Jennie iba.
"Adek mau mobil itu?" Jennie bertanya, dan keduanya mengangguk pelan. Jennie hanya bisa tersenyum kecil melihatnya. Ia pun mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang.
"Belikan dua mobil listrik anak-anak sekarang" ucapnya singkat, lalu menutup telepon.
"Sudah, jangan menangis lagi" bujuknya sambil menghapus air mata kedua adiknya.
Beberapa menit kemudian, sebuah truk memasuki halaman mansion. Saat mobil-mobilan baru itu dibawa masuk, Chaelisa langsung berseru kegirangan.
"Yeay, mobil-mobilan bayu!" teriak mereka bahagia.
Anak-anak itu kembali ceria bermain. Kini mereka punya mobil sendiri, tidak lagi harus berbagi. Bocah perempuan tadi pun terpaksa meninggalkan mobil lama Chaelisa, tetapi mencoba masuk untuk duduk di samping si kembar.
"Mindil!" seru Lisa sambil mendorong tubuh mereka, mencegah mereka menaiki mobil-mobilannya.
"Main bareng lebih seru, nak" ucap Jaejoong mencoba membujuk.
"Ndak mau. Ini mobil tita" geleng Lisa cepat.
Chaelisa langsung melajukan mobil-mobilannya, membuat bocah-bocah tadi terjatuh karena belum sempat duduk. Mereka pun menangis keras. Para ibu mereka segera datang untuk menggendong anak-anaknya.
"Chaeyoung, Lisa, kemari" interupsi Jaejoong tegas. Si kembar berhenti di depan sang ayah. Jennie yang melihat kejadian itu langsung bangkit dari duduknya.
"Daddy sudah bilang jangan pelit. Kenapa kalian tetap jalan? Adek kalian jadi jatuh kan?" tegur Jaejoong.
"Meleka dandu tita" sahut Lisa dengan lirih.
"Tapi tidak perlu sampai membuat adik kalian jatuh juga" tambah Jaejoong. Chaelisa menundukkan kepala, merasa bersalah sekaligus takut dimarahi oleh sang ayah.
"Jangan marahi mereka" potong Jennie seraya menarik kedua adiknya menjauh dari Jaejoong.
"Kalian mau naik mobil beneran nggak?" tawar Jennie dengan nada lembut. Kebetulan sekarang dia tidak ada jadwal di rumah sakit. Mengajak Chaelisa bermain diluar sepertinya bukan masalah.
Kepala mereka yang semula tertunduk lesu langsung mendongak penuh antusias. Jennie tersenyum melihatnya.
"Mobil benelan?" tanya mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Trouble Maker ✓
FanficJennie dan Jisoo memiliki adik lagi diusia mereka yang sudah dua puluh tahun. Saat lahir adik kembar mereka suka membuat ulah dan menjadikan mereka sebagai korban kenakalannya. - Blackpink Siblings -