02

6 2 0
                                    

🐻

ara sudah berada di dalam rumah. sedang menyiapkan makan malam. hanya memasak sebungkus mie instan saja, untuk dirinya sendiri. dia sendiri lagi di rumah. mama dan papanya tidak bisa pulang karna urusan pekerjaan, selalu sibuk. sebenarnya ada maid yang biasa berberes rumah, tapi hanya waktu pagi hingga sore hari, setelah tugasnya selesai, maid itu kembali pulang ke rumahnya. itulah kenapa ara sering kesepian, apa lagi dimalam hari.

saat sedang menyantap makanannya di meja makan, dia teringat kejadian sepulang sekolah tadi, setelah di antar pulang.

"bisa-bisanya gue gatau rumahnya kepsek sebelah rumah gue sendiri"

yap, karna tadi saat di sekolah, dia masih mengingat betul kalo lia bilang pria itu anaknya kepsek. dia juga baru tau kalo kepsek punya anak.

"siapa ya tadi namanya?, chan, hechan, haechan?, haechan bukan sih?" ara menggaruk kepalanya bingung, kenapa dia malah memikirkan ini?.

setelah makan malam, ara kembali ke kamarnya, bukan untuk tidur!. dia harus mengerjakan tugas. ara berjalan ke meja belajarnya, menyiapkan buku-buku tugas, dia harus menyelesaikan tugas sekolahnya malam ini, jika tidak dia bisa dalam masalah. ara tidak pernah membuat masalah di sekolah, tidak pernah membolos, tugas sekolahnya tidak pernah tidak di selesaikan. dia cukup mandiri.

tak lupa, ara juga memutar music yang selalu menemaninya belajar. 'blue' oleh yung kay. lagu itu cukup populer saat ini, dia selalu mendengarkannya. setelah memutar musik, ara langsung bergulat dengan tugas-tugas yang ada di depannya. sesaat, ara menghentikan aktivitas saat mendengar lirik lagu, tepat di detik ke 0.55.

'I think I'll picture us, you with the waves
The oceans colors on your face'

seketika pikirannya teralihkan, teringat saat dirinya bertatapan dengan sih haechan haechan itu.

deg.

ara memegangi dadanya yang mulai berdebar ga karuan.

"anjir gue ngapain sih!, ga, ngapain malah teringet dia sih, hari ini banyak cobaan gegara tuh cowo!" tegas ara pada dirinya sendiri. tapi tetap saja, wajah itu terus membayangi pikirannya. ara tidak pernah seperti ini sebelumnya, itu membuatnya frustasi tak nyaman.

"ara lo harus fokus!, ga boleh gini!" ara menepuk kedua pipinya dan mencoba kembali berfokus ke tugasnya. sedetik, dua detik, tiga detik.

"akhh apasihh, KENAPA MUKANGA ADA MULU SIHHH AKKKHH"

oke, ara berfikir dirinya tidak waras sekarang. lantas dia memutuskan untuk kembali keluar kamar dan turun ke bawah untuk ke dapur. dia sedikit bersyukur karna walau rumahnya ini bertingkat, tapi tidak besar, minimalis. berjalan menuju dapur, dia membuka kulkas dan mengambil sekotak susu di sana. mencoba menjernihkan pikiran.

saat sedang minum, ara sedikit kaget karna headphonenya yang tiba-tiba tiba berbunyi. segera dia mengambil ponsel yang dia simpan di saku piyamanya. panggilan video.

"sayang, kamu di rumah?" kata seorang wanita paruh baya di sebrang sana.

ara tersenyum manis saat melihat kedua orang tuanya beserta kakak laki-lakinya.

"iya ma ara di rumah, kalian berdua kapan pulang?, ara gaada temen di rumah, kangen"

"sayang maafin papa ya, papa bakal usahain buat cepet pulang"

"mama juga minta maaf ya, padahal baru aja pulang tadi malam, maafin mama yang sayang"

"iya ma, pa gapapa, yang penting kalian sehat-sehat aja, banyak-banyak istirahat juga"

mendengar ucapan putri semata wayangnya, kedua orang tua itu tersenyum lega.

"oh gitu gue ga di anggep ya?, ga ada yang kangen nih?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

There For You °| HAECHAN |°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang