Gemini berdiri gelisah di depan pintu toilet sekolah, menunggu sang kekasih keluar dari dalam untuk mengecek sesuatu.
Langkahnya mondar mandir seperti setrikaan, sambil sesekali melihat jam di tangan kirinya, melihat sudah 5 menit pacarnya berada di dalam tapi tak kunjung keluar.
Selang beberapa detik, pintu toilet dibuka, menampilkan wajah sembab kekasihnya yang merah padam, dengan air mata yang masih setia mengalir tanpa permisi, meski wajah kekasihnya itu terlihat datar.
Gemini menatapnya cemas, khawatir sesuatu telah terjadi.
"Gimana hasilnya?" ucap Gemini pada kekasihnya, Fourth.
Fourth menghela nafas berat, mencoba menahan tangisannya, tangan nya mengambil benda yang ada di saku celana seragam miliknya.
Tangan lentiknya mengangkat benda tersebut, menghadapkan nya tepat di depan wajah tampan Gemini, kekasihnya. Benda yang tak lain adalah testpack.
Dua remaja itu telah melakukan kesalahan fatal yang membuat mereka harus menanggung semua ini, hancur sudah masa depan mereka pada hari itu.
Gemini mencoba mengambil benda tersebut dari tangan kekasihnya, mata teduhnya mencoba memperjelas yang sedang dilihatnya.
Dan pada alat itu terlihat ada dua garis samar berwarna merah yang membuat Gemini melemas, menunjukkan bahwa kekasihnya itu sedang mengandung. Mengandung anaknya.
Netranya kini kembali menatap sang kekasih yang masih menangis, dengan perlahan di raih tubuh rapuh kekasihnya itu, ia bawa dalam pelukan nya.
Fourth menangis di pelukannya bersama Gemini, mengeratkan tangannya pada pundak lebar kekasihnya itu, dengan Gemini yang masih belum bisa mengatakan apa apa.
"Sayang, hei." ucap Gemini
"Gem, aku takut. aku takut gimana kita ngasih tau orang tua kita, mereka pasti marah banget sama kita, mereka pasti bakalan ngusir kita gem. aku takut, aku gakuat." gumam Fourth di sela sela tangisnya.
Gemini mengusap air matanya, meraih jemari lentik kekasihnya, menciumnya dengan lembut.
"Sayang, itu gabakal terjadi okay?" ucapnya mencoba menyakinkan Fourth.
"Kamu ga perlu takut, aku ada disini sama kamu, aku ga bakal kemana mana, aku bakal tanggung jawab soal ini. sementara kita tutupin dulu kehamilan kamu ini ya, tunggu aku cari waktu yang tepat untuk ngomong sama orang tua kita." lanjutnya.
"Kamu beneran bakal tanggung jawab kan?" gumam Fourth
"Iya. aku bakal tanggung jawab. aku ga akan kemana mana, kita jaga dia bareng bareng, jangan sampe dia kenapa kenapa. apapun konsekuensi yang kita dapet nanti, jangan pernah berpikir buat gugurin anak ini ya sayang? dia ga salah, yang salah itu kita." ucap Gemini sembari mengelus perut Fourth dengan lembut
Mencoba menyakinkan kekasihnya bahwa semua akan baik baik saja, meskipun dirinya sendiri tak bisa menjamin itu, namun ia tak mau membuat Fourth sedih dan stres, apalagi kondisinya yang sedang hamil.
"Kita berjuang sama sama ya, kamu jangan nyerah. aku selalu disini sama kamu sayang." ucap Gemini dan dibalas anggukan oleh Fourth.
Lanjut chapter satu gak?
YOU ARE READING
A Glimpse of Us
RomanceDi umur mereka yang sudah menginjak 17 tahun, mereka seharusnya tau apa konsekuensi yang harus mereka terima dari perbuatan mereka, namun mereka mengabaikan nya.