8. Regret

284 59 5
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Can we be friends?"

Kalimat itu begitu saja keluar dari mulut Joya.

Apakah itu adalah sebuah penolakan untuk Arka. Apakah kalimat Joya barusan merupakan sebuah tanda agar ia berhenti mengejarnya. Arka menatap Joya dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Joy, kamu ngga serius kan?"

"Aku lebih serius dari apa yang kamu pikirin, Arka. Aku mohon kamu jangan berharap sama aku. Karena aku ngga akan pernah bisa memenuhi ekspetasi kamu. Pilihan aku udah bulat, aku ngga akan mau balikan sama kamu. Jangan jalan ditempat yang sam, Arka. It's been five years, move on. Get your life. Meet the one who loves you more than i loved you before, please." Ujar Joya memohon dengan suara yang pelan.

"Joy, kamu sebenci itu sama aku?" Tanya Arka lirih.

"Bukan gitu--"

"Joy rasanya aku pengen banget benci kamu, tapi aku ngga bisa. Aku ngga pernah bisa." Arka memotong ucapan Joya.

"Then hate me as much as you want." Ucap Joya setengah berteriak.

Hening. Arka tak menjawab.

"Benci aku Arka. Itu jauh lebih baik, dari pada kamu terus-terusan muncul dihadapan aku." Lanjut Joya, tiap kata yang ia ucapkan penuh dengan penekanan.

"Joy, kamu satu-satunya orang yang bisa nyakitin aku. Dan bodohnya, aku ngga peduli dengan itu. Aku pernah bilang, kalo kamu mau pergi, pergi aja Joy. Pergi sejauh yang kamu bisa. Tapi, aku akan selalu temuin kamu. Jangan suruh aku untuk jatuh cinta lagi. Semuanya habis di kamu. I love you more than you might believe." Ujar Arka lirih.

"Arka, stop. Tolong ngertiin aku."

"Then tell me the truth, Joya Ardanne!" bentak Arka kehilangan kesabarannya.

Tubuh Joya bergetar saat mendengar bentakan Arka. Suaranya terdengar begitu menusuk hatinya.

"Gimana caranya aku ngertiin kamu? Sedangkan kamu ngga pernah kasih aku alasannya. Dari dulu sampai detik ini, kamu ngga pernah coba jelasin ke aku apa yang sebenarnya terjadi." Ucap Arka dengan nada yang masih saja tinggi.

"Kamu yang ngga pernah percaya alasan aku!" Jawab Joya tajam.

"Gimana bisa aku percaya, kalau semua ucapan kamu bohong. Kamu pikir aku ngga tau, selama seminggu kamu ngga pergi ke luar kota. Kamu cuma diam dirumah. Kamu ngga kemana-mana saat itu!"

Joya terkejut mendengar penuturan Arka, ternyata selama ini Arka mengetahui kebohongannya. Dalam diam Joya berdoa supaya Arka tak mengetahui kenyataan yang lebih dalam. Karena Joya bertekad untuk tak akan gentar, susah payah upayanya untuk menjauhi Arka.

"Arka jangan buat semua ini makin susah." Jawab Joya menghindari ucapan Arka.

"Kamu yang buat ini susah. Apa susahnya sih untuk cerita sama aku? Kamu dengan pikiran kamu yang buat semua ini makin susah, Joya." Ucap Arka masih terus menyerang Joya.

More Than I Might BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang