Prolog

15 1 0
                                    

Di tengah hamparan hutan Kalimantan yang lebat, lima remaja—Tama, Kinar, Lila, Fajar, dan Aris—berkemah untuk menikmati akhir pekan. Mereka mencari petualangan kecil dan ketenangan dari hiruk-pikuk kota. Api unggun menyala hangat di tengah malam, sementara suara burung hutan dan gemerisik dedaunan menemani obrolan mereka.

Di bawah langit berbintang, Kinar memulai cerita tentang legenda Dayak kuno yang pernah diceritakan oleh neneknya:
"Konon, ada lima dunia yang terhubung oleh kekuatan alam. Dunia-dunia itu hanya bisa bertahan selama elemen-elemen penting di dalamnya tetap seimbang. Jika keseimbangan itu terganggu, kelima dunia akan terpecah dan menjadi dimensi yang berbeda, tidak lagi terhubung satu sama lain."

Suasana di sekitar mereka berubah seiring kata-kata Kinar, seperti ada energi tak kasatmata yang ikut mendengarkan. Udara menjadi dingin, angin tiba-tiba berembus kencang, dan kabut tebal mulai merayap di sekitar perkemahan. Api unggun bergoyang liar, seolah-olah ingin memperingatkan mereka tentang sesuatu.

Saat mereka mulai merasakan ada yang janggal, Aris, yang penasaran, menemukan sebuah batu ritual tua tertanam di bawah tumpukan daun kering dekat api unggun. Batu itu terlihat seperti peninggalan kuno, penuh ukiran misterius yang tampak menyala samar. Tanpa sadar, mereka telah mengaktifkan kekuatan batu tersebut. Cahaya terang menyembur dari batu itu, mengirimkan gelombang energi yang terasa seperti menembus hingga tulang.

"Ada yang tidak beres!" seru Tama, namun sudah terlambat.

Kabut semakin tebal, dan sebelum mereka sempat bergerak, celah-celah tak kasatmata terbuka di udara di sekitar mereka. Masing-masing remaja melihat bayangan dan kilasan dunia aneh yang tampak seperti cerminan ketakutan atau beban batin mereka sendiri. Dalam sekejap, satu per satu terseret ke dalam dimensi yang berbeda—dunia-dunia yang asing, penuh teka-teki, dan terpisah dari realitas yang mereka kenal.

Saat mereka menghilang, sosok besar berbulu muncul dari balik pepohonan—Mariaban, siluman penjaga hutan. Mata makhluk itu memancarkan amarah dan kekecewaan. Kekuatan batu ritual telah membangkitkan sesuatu yang seharusnya tetap terkunci, dan alam kini berada di ambang kehancuran. Mariaban mencoba menutup celah yang terbuka, namun semuanya sudah terlanjur terjadi. Dunia telah pecah, dan para remaja terperangkap dalam dimensi mereka sendiri.

Hutan kembali sunyi. Api unggun padam, dan yang tersisa hanya abu serta jejak samar dari keberadaan mereka. Lima dunia kini terpecah, masing-masing mencerminkan kekacauan dan ketidakseimbangan dalam diri Tama, Kinar, Lila, Fajar, dan Aris. Satu-satunya jalan untuk kembali adalah dengan menghadapi ketakutan, menelusuri misteri di setiap dunia, dan menyatukan elemen-elemen yang tersebar di antara mereka.

Namun, perjalanan mereka baru saja dimulai. Mariaban tahu bahwa tugas berat menanti mereka semua—untuk memperbaiki kesalahan yang telah dibuat dan mengembalikan keseimbangan sebelum segalanya hancur.

FractureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang