-2-

87 22 10
                                    

Happy Reading

🔥

Tidak ingin berdebat lebih panjang dengan Wu Mu, akhirnya Fu Gui hanya bisa menghela nafas pelan, kemudian ia menyuruh pelayan untuk memanggil tabib keluarganya. Namun, belum selesai mengurus adik bungsunya, Fu Gui teringat adiknya yang lain.

"Dimana Jiu Shi?" Tanyanya pada pelayan yang berdiri tak jauh darinya.

"Tuan Muda kedua belum kembali sejak tadi pagi, Tuan."

Mendengar jawaban dari pelayannya membuat Fu Gui refleks memijat kening, sungguh adiknya yang satu itu ada saja tingkahnya, lagi-lagi membolos dari akademi dan pergi dari kediaman tanpa ingat waktu. Jika sang ayah tahu, entah hukuman apa yang akan ayahnya berikan kepada Jiu Shi. Padahal terakhir kali uang jajannya sudah dipangkas habis oleh ayahnya, namun hukuman seperti itu masih belum membuat adiknya jera. Memikirkannya saja sudah membuat kepala Fu Gui pening.

"Tuan Muda Fu Gui, Tabib sudah datang." Ujar pengawal pribadi Fu Gui yang bernama Wen Hao.

" Ujar pengawal pribadi Fu Gui yang bernama Wen Hao

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fu Gui mengangguk, "Bawa Tabib Hua Jin masuk."

🪷🪷🪷

PAVILIUN BAIHUA

Di salah satu tempat yang ramai pengunjung, terlihat banyak penari yang sedang menari dengan lihai diiringi permainan alat musik yang indah. Harmonisasi antara musik dan gerakan tarian yang menyatu dan elegan membuat banyak mata betah untuk menontonnya. Termasuk tiga sekawan yang harusnya kembali ke kediaman mereka karena waktu sudah hampir tengah malam, tapi malah sempat-sempatnya mengunjungi Paviliun Seratus Bunga (Bǎihuā tíng).

Entah siapa yang mengajak, kini 3 pemuda yang kabur dari kediaman terlihat begitu menikmati pemandangan yang disuguhkan oleh para penari. Jiu Shi bahkan tidak berkedip sekalipun. Ini memang pertama kalinya mereka masuk ke tempat seperti ini. Awalnya mereka kaget, tapi setelah di seret oleh nona-nona berbaju merah dan di dudukkan di tempat yang mereka pilihkan, ketiganya justru terlarut dalam buaian musik dan tarian yang disuguhkan.

Setelah tarian dan musik berhenti, riuh tepuk tangan menguar begitu saja. Para pengunjung yang memang semuanya laki-laki tersenyum penuh semangat. Kemudian para nona berbaju merah mulai mendekati para pengunjung untuk mencari kawan bermain. Bahkan ada pengunjung yang langsung menarik tangan salah satu nona tanpa menunggu tawaran. Suara Guqin kembali terdengar membuat para nona dan tamu terlihat semakin bersemangat. Minghao yang mulai sadar ketika melihat beberapa pengunjung lain mulai pergi ke lantai atas dengan para nona tentu tidak bisa menutupi keterkejutannya. Ia lalu menyikut lengan Jiu Shi yang duduk disebelahnya.

"Bukankah tempat ini hanya untuk orang-orang dewasa? Sepertinya kita salah masuk tempat."

Jiu Shi hanya melirik sekilas, lalu menjawab dengan enteng, "Bukankah kita sudah dewasa? Apa masalahnya?"

Minghao menghela nafas melihat tingkah acuh sahabatnya, "Kita bisa di bantai jika para tetua tahu kita datang ke tempat seperti ini!"

Jiu Shi mendengus kesal, "Kalau kau diam, mereka juga tidak akan tahu!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE JOURNEY OF WANGQUAN FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang