Sudut pandang Nereia
Autumn, 24 Sept 2XX4.
Fraden CityIndah, daun daun berguguran dimana mana, berwarna oranye kecoklatan dan terbang kesana kemari berkat hembusan angin.
Disinilah dia membawaku bersamanya, di sebuah jalanan di antara banyaknya pohon maple yang menggugurkan dedaunnya, disinilah aku tertawa bersamanya, berlarian, dan bahkan merebahkan diri di antara tumpukan daun di tanah.
Di tempat ini, tempat paling penting dalam memori hidupku, tempat dimana aku bisa sangat bahagia. Tertawa dengannya, berbagi lelucon hangat, menikmati angin musim gugur, mengingat saat dimana ia membetulkan syalku yang nyaris lepas. Romantis, bukan..?
Namun, tak pernah terpikir di benakku bahwa ini juga akan menjadi tempat terakhirku bersama dirinya. Karena selepas itu, dia pergi meninggalkan ku dan belum pernah kembali, hingga saat ini aku masih mengharapkannya kembali. Tapi, bagaimana jika dia memang tak akan pernah kembali dalam hidupku, bagaimana jika dia telah pergi jauh? Astaga, jauhkan pikiran ini dariku.
Autumn, 24 Sept 2XX7
Fraden CityMusim yang sama, tanggal dan bulan yang sama dengan tahun yang berbeda. Aku tetap disini, berada di antara daun daun maple yang berguguran, berdiri di tengah jalan yang dulu kita gunakan untuk berlarian, terus menunggu dan menunggu entah sampai kapan.
Udara dingin menembus pakaian hangat yang aku gunakan, masih tetap disini. Menatap dengan sendu ke arah pohon Maple dimana ukiran nama kita masih disana, aku hanya bisa mengelus batang pohon itu. Kupikir itu akan hilang karena waktu, ternyata masih disana ya? Sama seperti rasa ini yang belum luntur walau sudah terkikis waktu.
Aku rindu dengan tawamu, senyum hangat mu, aku rindu segala hal tentangmu. Kembalikan, kumohon.. kembalilah, aku akan selalu disini menunggumu setiap tahunnya, aku disini siap untuk melihat sosokmu yang telah lama tak kulihat sejak 3 tahun yang lalu.
Autumn, 24 Sept 2XX9
Fraden CityTahun kelima, aku disini untukmu. Masih menatap daun daun yang berguguran itu, tapi kali ini berbeda. Ya, sangat berbeda dari tahun tahun sebelumnya. Walau udara dan rasa ini masih sama, kali ini aku tak lagi bahagia mengingat kenangan kita disini.
Aku berdiri disini, dengan air mata yang mengalir sambil menggenggam erat foto kecil yang kita ambil saat itu, aku mencetaknya agar aku selalu mengingatmu. Aku sangat merindukanmu, aku hanya bisa menatap kenangan lama kita dari foto ini.
Walaupun terlambat, terimakasih atas rasa yang kau berikan 5 tahun lalu, terimakasih atas segalanya. Selamat tinggal, untuk selamanya.