my CEO ( Gavin & alana)

68K 256 5
                                        

Lanjut...
"Tolong saya"
dengan mata sayunya. Belum sempat menjawab,tubuhku seketika langsung di balik dan kini tubuhk dikungkkung tubuh gagahnya.
"Pak anda mau apa,tanyaku ketakutan"aku mulai was was dengan sifatnya saat ini. Namun bukanya menjawab gavin langsung membekap mulutku dengan bibirnya. Sebisa mungkin aku meronta tapi tenagaku tak sebanding denganya. Gavin menahan kedua tanganku dengan tangan kirinya.
"Ahhhh" satu desahan lolos dari bibirku saat gavin mengigit bibir bawahku.

Sebisa mungkin aku melawan tapi kekuatanya begitu besar tak sebanding denganku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebisa mungkin aku melawan tapi kekuatanya begitu besar tak sebanding denganku.
Ciumanya semakin menuntut, ku gelengkan kepalaku ke kana dan kekiri untuk melepaskan ciumanya. Namun kedua tangan gavin beralih mencengkram pipiku dan semakin memperdalam ciumanya.

Ini gila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini gila.. Aku ingin kembali menolak sentuhanya namun tubuh ini begitu menikmatinya.
Ciuman masih berlanjut, ntah keberanian dari mana ku lingkaran tanganku di lehernya dan meremas remas pelan rambut belakangnya untuk menyalurkan kenikmatan yang kurasakan.

Pasokan oksigen semakin menipis, kuremas pundak gavin dengan kencang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pasokan oksigen semakin menipis, kuremas pundak gavin dengan kencang. ia menyadarinya dan melepaskan tautan bibir kami.
Ku hirup oksigen sebanyak mungkin, mata gavin terus menatapku dengan inten. Tanganya terulur menyeka sisa saliva di bibirku.
"Manis" ucapnya dan kembali menciumku. Tangan kananya menyusup kedalam dresa yang ku kenakan dan meremas remas PD ku dengan kencang, membuatku terpekik tertahan. ciumanya kini mulai turun di area leher dan dada. Tak ingin kalah tangan kananya, tangan kirinya kini mulai turun dan menyingkap dress membelai perut dan merambat kedaerah sensitif ku yang masih terhalang gaun dan celana dalamku. Tanganku berusaha menahanya namun di hentikanya.
Namun dengan satu tarikan ia melepaskan CD yang ku kenak.

hot short storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang