bab 01

27 3 0
                                    

"Jangan menilai dari sifatnya yang periang dan ceria, tidak ada yang tau, wajah cerianya itu hanya ia gunakan untuk menutupi lukanya."

"Aku, Devindra Jaemin Prabaswara, memiliki banyak topeng untukku pakai setiap saat. Dan pastinya Di situasi yang berbeda."

~Devindra Jaemin Prabaswara.~




"Hiks...ampun yah, Hiks ampun!"

Ctazzsss

Teriakkan kesakitan dan tangisan memilukan itu, menggema di sebuah ruangan yang minim dengan cahaya.

Bau amis terasa menyengat kemana-mana di udara.

"DASAR ANAK TIDAK BERGUNA! KAMU BISA BIKIN SAYA MALU SAJA! ANAK SIALAN!"

Ctazzsss

Teriakkan dengan amarah dan suara cambukan memenuhi ruangan itu,

"Akhh! Hiks...ampun yah! Hiks...ampun! El janji, hiks...El gak akan ngulangi nya lagi ayah, hiks ampun!"

Dia, Devandra Jaemin Prabaswara, anak tunggal dari keluarga Prabaswara yang tidak di inginkan oleh ayah serta ibunya, terlahir dari keluarga yang sangat kaya raya.

Namun, meskipun Jaemin mempunyai itu semua, dia tak pernah merasakan yang namanya kasih sayang.

Penderitaan, kesakitan, cacian, hinaan, atau bahkan kelaparan sudah menjadi makanan setiap hari untuk Jaemin.

Kenapa dia bisa kelaparan? Itu karena orangtuanya terkadang kalau dia di hukum dia tak di beri makanan selama berhari-hari lamanya.

Dan, ayahnya, bernama Evilion Goong Min Prabaswara, yang selalu menyiksa anaknya setiap harinya, tidak perduli Jaemin salah atau tidak, dia akan menyiksanya hingga membuat keadaan Jaemin parah.

Dan ibunya, yakni, Ilaura Yoona Prabaswara, meskipun dia tau anaknya selalu di hukum setiap hari, dia tidak berniat untuk membantu atau membelanya, justru dia hanya memandang jijik dan dingin pada putra semata wayangnya.

"KENAPA KAMU LAHIR DI DUNIA INI HA?! KAMU ANAK YANG TAK BERGUNA YANG PERNAH SAYA LIHAT!"

"SUDAH SAYA BILANG BUKAN! JANGAN PERNAH MENDEKATI TEMAN BERANDALAN MU ITU!"

Ctazzsss

Bughh

Argggghg!

Ctazzsss

Suara pukulan, tendangan serta cambukan, dan teriakan kesakitan mengisi sunyinya malam.

Dan tangis yang sangat memilukan itu, membuat siapa saja ikut menangis, tapi tidak untuk Goong Min, ayahnya Jaemin.

Dia menghukum Jaemin sampai berjam-jam lamanya.

Setelah puas menyiksa anaknya, Goong Min keluar dari ruang bawah tanah meninggalkan Jaemin yang meringkuk kesakitan di ruangan itu.

"Hiks...kenapa ayah tega memukul ku hiks... Apa salah ku...hiks...aku hanya ingin berteman, hiks...hanya mereka yang bisa mengerti keadaan ku, ayah...hiks...."

Jaemin berjalan dengan susah payah untuk menuju kamarnya yang berada di lantai tiga, meski banyak bodyguard maupun maid, tak ada yang membantunya.

Bukan berarti mereka tak peduli atau apa, tapi. Itu adalah perintah tuan mereka untuk tidak membantunya, jika ada yang membantunya, maka mereka akan di hukum mati di ruang bawah tanah.

Sebab itulah mereka tidak berani membantu tuan muda mereka, meskipun hati mereka ikut sakit melihatnya, tetapi mereka tak bisa melakukan apa-apa.

Sesampainya di kamarnya, Jaemin masuk dengan menyeret kakinya dengan paksa untuk masuk, setelah itu, dia mengunci pintu kamar nya.

Jaemin berbaring di kasur empuknya dengan keadaan yang sangat mengenaskan, tubuhnya penuh dengan luka dan darah.

Tapi, ia tak memperdulikan itu. Dia menangis tanpa suara, melepaskan rasa kesedihan nya dengan menangis.

"Hiks...ayah...hiks...sakit....bundaa...sakit Bun... Tubuh ku sakit bunda...hiks...obatin aku Bun... Sakit....hiks....sakit bunda...."

"Hiks...aku gak kuat Bun...hiks...sakit... Ayah peluk aku ayah....tubuh ku sakit semua...hiks ayo peluk aku...aku kangen pelukan ayah dan bunda..."

"Aku emang gak berguna ayah...tapi... aku udah berusaha di sekolah biar bisa hiks...membuat ayah dan bunda senang....hiks..."

"Hiks...ugh...s-sakit....tolong.... tolongin aku...tubuh ku sakit...Mark... tolongin aku......"

Mark, adalah kekasih Elvan, bernama lengkap Wilkinson Mark Danendra. Mereka sudah menjalin hubungan selama lima tahun lamanya.

Namun, akhir-akhir ini, sifat Mark mulai berubah, dia menjadi dingin dan acuh tak acuh terhadap Jaemin.

Namun, Jaemin memaklumi itu, dia pikir mungkin Mark hanya lelah dan butuh waktu.

"Nenek... Aku capek Nek....aku udah gak kuat...." Lirihnya.

"Ayah, bunda, aku menyayangi kalian, walau kalian selalu menyiksaku selama ini, aku tetap menyayangi kalian...." Lirih Jaemin sebelum matanya tertutup tak sadarkan diri.

***


Byyuuurrr

"Bangun kamu anak sialan!"

"Uhuk...uhuk...bunda... Tubuh ku sakit semua Bun... Biarkan aku gak sekolah dulu hari ini... Aku mohon Bun....."

"Saya tidak perduli, cepat bangun sana! Mandi dan pergi sekolah sana. Anak bodoh seperti mu akan semakin bodoh kalau tidak sekolah, cepat pergi!"

Jaemin, mau tidak mau berangkat dengan luka yang bahkan belum di obati

"Shhh, perih...." Lirihnya saat luka yang berada di punggung nya terkena air dingin yang terasa sangat menusuk kulit.

Di kamarnya, orangtuanya memang tak menyediakan air hangat untuknya mandi, dia hanya mandi air dingin di setiap pagi.

~

~

~

Bersambung~~~

Assassin And The Player Nomin [BL√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang