Oneshoot

95 3 2
                                    

Gadis itu tampak membenarkan letak kaca mata dan memeriksa buku diktat dan buku panduan yang ada digenggaman guna memastikan tak ada yang tertinggal.

"Lo mau langsung kelas atau gimana, Ve?" tanya gadis disebelahnya. Orang mengenalnya gadis cantik itu dengan panggilan Alvi.

"Gue ke perpus dulu, deh. Mau cari bahan malam ini lembur ngerjain makalah, Vi." Jawab gadis yang menjadi lawan bicara Alvi.

"Gue nginep boleh dong ya, sekalian kerjain tugas juga." Bujuk Alvi.

"Emang kalau gue gak ngasi lo bakal nyerah?"

"You know me so well, Venus!" Ujar Alvi sambil memeluk gadis yang bernama Venus tersebut.

"Idih dangdut banget lo, Vi." Venus menimpali.

"Sembarangan lo, itu bukan lagu dangdut kali." Jawab Alvi sambil terkekeh.

Alvi memang sudah bersahabat sejak SMA dengan Venus. Mereka satu kampus, hanya saja berbeda jurusan. Venus, mahasiswi semester 1 jurusan kedokteran, sedangkan Alvi, mahasiswi semester 1 jurusan bisnis manajemen.

"Aw, aw aduh baju gue ketarik!!!" Alvi berteriak refleks. Ditatapnya cowok yang berpapasan dengannya dan menjadi penyebab kejadian ini. Seketika ia termenung mengingat wajah sosok didepannya.

"Eh, sorry-sorry." Cowok tersebut segera melepas tasnya.

"Nyangkut, Ve. Bantuin gue dong." Alvi yang semakin risih karena kejadian ini mengundang perhatian orang-orang sekitar. Bukan menjadi pilihan bagus hari ini baginya yang memakai cardigan rajutan hingga tersangkut di tas orang.

"Astaga, Vi. Makanya jangan rusuh jadi orang." Venus meletakkan buku yang ia bawa lalu membantu melepaskan rajutan yang tersangkut dari tas cowok tersebut. Namun ketika ia mengalihkan pandangan, ia kaget, luar biasa kaget.

"Eh, kok lo jadi dua?" tanya Venus penuh ambigu. Alvi yang mendengarnyapun menutup muka merasa malu akan pertanyaan sahabatnya ini. Yang dilempari pertanyaan malah tertawa menanggapi pertanyaan aneh itu.

"Dia kembar oon, lo pinter-pinter bego, sih." Ujar Alvi berbisik ditelinga Venus. Namun masih bisa terdengar hingga dua pemuda tersebut dan membuat mereka semakin terkekeh geli.

"Lo muji ya muji aja, ngehina ya ngehina aja. Pilih salah satu jangan dua-duanya diembat." Ujar Venus kesal yang membuat Alvi tepok jidat.

"Ehm, sorry banget ya. Gue gak sengaja. Kita pergi dulu, permisi." Tanpa mengatakan apa-apa lagi Alvi menarik tangan Venus ketempat yang aman untuk menahan malu.

Dua pemuda yang sejak tadi memperhatikan tingkah kedua gadis tersebut masih belum beranjak dari tempat kejadian tadi.

"Cantik." Gumam seseorang yang tasnya menjadi korban insiden tersebut. Sedangkan kembarannya menatap tidak percaya.

"Gak salah denger nih? Seorang Titan baru kali ini bilang cewek, cantik. Wah, kakak gue udah berubah ya. Yang lo tabrak atau yang disebelahnya?" Dia tampak menggoda kakak kembarnya bernama Titan tersebut.

"Bukannya mereka adik tingkat kita waktu SMA?" tanya Titan berusaha mengalihkan pembicaraan ini sembari mengingat-ingat.

"Seinget gue, sih."

***

Mata Venus terus beradu dengan layar laptop, beberapa buku panduan, dan lembaran tugas kuliah yang belum selesai. Walaupun waktu sudah lewat tengah malam, belum ada niatan untuk tidur mengingat tugas yang ada belum terselesaikan. Entah sudah kopi gelas keberapa yang ia minum hanya demi membuat dirinya tetap terjaga. Baru menginjak semester 1 saja dirinya sudah dibuat pusing karena tugas yang datang bertubi-tubi.

CASAMENTEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang