sebelumnya gue mau ngucapin terimakasih buat semua orang yang udah mau mampir baca cerita gue. semoga kalian betah baca cerita gue sampe akhir.
gue menyadari akan ada banyak kekurangan disini. gue terbuka soal kritik dan saran kalian. tapi kalo misalnya alurnya nggak menarik buat lo, just don't read it! one votes, one comment, and one of your supports sangat berarti buat gue.
***
"Nyebat nggak, mas? Gue ada Marlboro nih kalo lo mau". Ucap seorang cewek entah ke siapa.
"Lo ngomong sama gue?". Tanya Dika saat tak melihat ada orang lain lagi selain dirinya disini.
"Menurut lo siapa lagi emangnya?". Jawab cewek itu terdengar agak ketus.
Ck. Menarik.
"Kenapa cewek lucu kayak lo bisa ada disini? Nyali lo gede juga nyebat sendirian ditempat kayak gini". Ungkap Dika merasa kagum dengan keberanian cewek itu.
Pasalnya tempat ini bukan pasar malam yang ramai dikunjungi oleh orang-orang, melainkan sebuah bar malam yang penuh dengan pria predator yang siap menerkam kapanpun.
"Ada aturan yang ngomong yang boleh nyebat cuma cowok doang? Gue bisa bela diri lagian, tinggal gue tendang aja penisnya kalo mereka macem macem sama gue".
Tak cukup dengan sebatang rokok Marlboro merah ditangannya, cewek itu juga meneguk tequila dengan kuat. Sudah gelas ketiga yang ia teguk, namun cewek itu belum mabuk sedikitpun.
"Nama lo siapa?". Tanya Dika pada akhirnya.
Cewek itu mengerutkan dahinya sebelum menatap Dika. "Jangan naksir sama gue, bokap gue punya banyak utang soalnya".
Bukan jawaban dari pertanyaannya yang ia terima, cewek itu malah mengatakan hal lain yang terdengar lucu ditelinga Dika.
"Gue bisa lunasin utang bokap lo kalo lo mau".
Cewek itu kemudian tertawa. Membuat Dika bingung, apakah ada yang lucu dari perkataannya?
"Gue emang bukan cewek bener, tapi gue nggak akan pernah jual badan gue buat lunasin utang si tua bangka itu".
Usai berkata demikian, cewek itu pun bergegas meninggalkan tempat tersebut. Hari sudah semakin pagi, ia harus segera pulang agar tak membuat neneknya khawatir.
"Kalo nanti lo ketemu sama gue lagi, lo harus kasih tau gue siapa nama lo!". Ucap Dika secara tiba-tiba hingga menginterupsi langkah cewek itu.
"Kenapa gue harus?".
"Nobody knows. Bisa jadi minggu depan lo jadi pacar gue". Jawab Dika sambil tersenyum.
Cewek itu kemudian ikut tersenyum. "You're not my taste, dude!".
Hingga bayangan cewek itu sudah tak terlihat lagi disana, Dika masih tersenyum. Hanya tersenyum tipis, tapi Dika tau bahwa ia tertarik dengan cewek itu.
Everybody moves, everbody walks, everybody meets their universe.
"Bisa nggak gue ngerasain rasanya jatuh cinta lagi? Everything feels so wrong, gue jadi pengen neguk tequila lagi".
YOU ARE READING
S'CAFFE LATTE
Romance"Gue punya hadiah buat lo" "Marlboro satu klop?" "Iya. Lo suka nggak?" "Tapi gue udah berhenti merokok" "Gapapa. Lo bisa sebat dulu sebelum besok kita nikah"