P R O L O G

216 33 11
                                    

Haloooo

selamat membaca di cerita baru aku, semoga kalian suka, aamiin.

-
-
-
-
-

Byurrr, seoranh siswa yang sedang di siram air
menggunakan ember, seluruh bajunya basah,
seorang siswa yang sering dapat bullyng dari
teman sekolahnya, ada yang seangkatannya, dan
ada juga dari kakak kelasnya.

"Dasar anak culun, lo nggak pantes sekolah disini!"
ucap seorang siswa yang sering kali membulinya.

Siswa yang di bully itu hanya diam menatap mereka
menunjukkan ekspresi seolah-olah ia takut.

Kenapa, ya? orang-orang hanya melihat kita dari pakaian saja? kenapa mereka tidak mencari tahu tentang diri kita? seolah-olah yang kita tunjukkan itu adalah sifat asli kita?

"Udah yuk, guys, mending kita ke kelas aja, takut
nanti ada guru," kata temannya.

Mereka semua pun meninggalkan siswa yang telah
mereka bully, siswa yang di bully itu hanya menatap
mereka dengan tatapan datarnya.

***

"Lagi?" ucap teman siswa yang di bully tadi.

Siswa itu hanya menganggukkan kepalanya,
tak mengeluarkan sepatah-katapun. Setelah
seluruh badannya bersih, dia segera bergegas
pergi, meninggalkan WC itu. Tapi sebelum ia
melangkah keluar ada temannya yang berkata seperti ini. "Lo nggak mau nunjukin identitas asli, lo?"

"Nanti aja," balasnya.

"Nanti kapan? gue udah muak lo bersikap seperti
ini, ayolah, come on bro, kata lo pas kita masih SMP,
kita akan terus bareng-bareng, tapi apa, lo malah
seolah-olah ngejauhin kita."

"Tunggu mereka yang kelewatan batas."

"Terserah lo aja, yok cabut."

***

Di sebuah mansion, terdapat keluarga yang sedang
bercengkrama dengan anak-anaknya, menanyakan
keseharian mereka, apa saja yang mereka lakukan di
sekolah.

"Gimana sekolah kalian, aman?" tanya Ayah dari mereka.

"Aman kok, Yah," jawab anak pertama.

"Kalau dedek? aman?"

"Aman juga kok, Yah, tapi abang..." ucapnya tergantung.

"Abang kenapa?" tanya Bunda nya. Sedikit khawatir.

"Abang dibully lagi, Bun, Yah,"

"Hufttt, anak itu," Ayahnya membuang nafas kasarnya, ini bukan berita pertama kalinya yang
ia dengar dari cerita anak bungsunya. Ini sudah
kesekian kalinya.

"Bunda nggak mau ngomong gitu ke abang? kan,
kalau bunda yang ngomong pasti langsung di iyakan," kata anak pertama mereka. Memberi saran.

"Nanti ya, Bunda coba ngomong sama abang," balas
Bundanya.

"Assalamualaikum," salam seorang pemuda, yang
berpenampilan seperti anak yang tidak di urus,
pakain yang besar, tambut belah tengah, dan
kacamata bulat besar yang bertengker di hidungnya.

"Walaikumsalam," balas mereka.

"Abis dari mana, Bang?" tanya Bundanya.

"Abis main sama teman-teman aku, Bun, kenapa?"
balasnya.

"Nggak apa-apa, Bunda cuma nanya," kata Bundanya.

"Kamu nggak mau ubah penampilan kamu, Bang?"
ucap Bundanya.

"Nanti aja, ya, Bun," balas anak tengahnya.

"Nanti kapan?" tanyanya sedikit kesal.

"Huftt, aku cuman nggak mau di hargai karena
aku lahir dari anak konglomerat," kata anaknya.

"Yaudah deh, terserah kamu, tapi ingat, bulan
depan Bunda nggak mau ngeliat kamu berpenampilan kayak gini, lagi," ucapnya.

"Iya bundaku sayang."

******

Segini dulu, ya?

Kalau nggak bagus komen.

Kasih masukan juga boleh untuk cerita ini.

kalian komen yaa.

ANAK CULUN?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang