Prolog.

159 5 2
                                    

"Dia tidur."

Rumah berwarna hitam abu yang terdiri dari dua lantai itu tampak lengang. Disana, diantara lemari yang dipenuhi buku-buku, Yibo duduk sambil menatap layar laptop nya. Tanpa memindahkan pandangan, dia berdehem atas laporan yang baru saja Nani sampaikan.

"Kalau dibiarin terus yang ada dia sakit wahai tuan muda yang terhormat." Nani berlalu dengan langkah kesal. Biarkan Yibo larut dalam pikiran dan pekerjaan nya sendiri.

Terhitung sudah 6 bulan. Setengah tahun sudah berlalu begitu saja, namun tidak ada tanda-tanda bahwa pemuda dibalik pintu hitam itu akan menyerah. Nani frustasi. Meskipun posisi nya disini hanyalah pembantu yang harus menyiapkan segala keperluan rumah, dia merasa tetap harus bertanggung jawab pada satu nyawa yang kian hari kian melemah. Dan sampai sekarang, dia tidak mengerti kenapa Yibo harus mengurung seseorang yang merupakan teman baiknya.

Dan diantara semua pikiran-pikiran yang membuatnya sakit kepala, Nani berhasil dibuat kaget saat sosok dibalik pintu hitam kini tengah berdiri didepan kitchen bar.

"Aku... haus." dengan wajah pucat dan suaranya yang selalu terdengar sendu.

Nani diam-diam menahan tangisan nya.

"Itu karena kakak belum keluar kamar sejak kemarin. Kakak laper?" sosok itu menggeleng lemah.

Sebelum benar-benar pergi meninggalkan dapur, langkah yang tertatih itu putuskan untuk berhenti ketika Nani berkata, "Jangan benci Yibo. Dia ngelakuin semua ini, karena dia sayang kakak Zhan."

Jika mengunci nya dari dunia luar dan membuatnya seperti seekor burung yang harus hidup didalam sangkar, maka Xiao zhan tidak butuh perasaan sayang itu. Dia... ingin lari.

Sekarang, Xiao zhan mulai menyesali dirinya sendiri. Menyesali sifat dan sikap nya yang menganggap bahwa semua orang yang dia temui... adalah orang baik.

"Tapi Nani... kamu harus mengerti bahwa apa yang dia lakukan, justru membuat kakak ingin mati."

Dan begitu saja, kedua sosok yang ada disana terperanjat hebat kala mendapati pecahan gelas yang Yibo lempar telak mengenai pipi pucat xiao zhan.

"Balik ke kamar." titahnya. Terdengar dingin, seperti biasa. Bukan hanya Xiao zhan, Nani yang menyaksikan adegan singkat itu kini turut bergetar ketakutan.

Xiao zhan masuk kekamarnya, membanting pintu lalu bergegas mengubur diri dibalik selimut. Yibo jelas saja ikut menyusul, ikut membanting pintu lalu berdiri tepat disebelah Xiao zhan.

"Aku mau ketemu ibu..."

***

Wang Yibo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wang Yibo.

Xiao zhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Xiao zhan.

Criminal Love (YiZhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang