Loving someone is not a sin but love can make you be a sinner.
Xiao zhan lupa kapan semua hal indah yang dia lalui berubah menjadi salah. Dia lupa kapan terakhir kali senyum yang dia tampilkan akan berubah menjadi amarah. Dia hilang arah. Dia lupa k...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
"Kamu... suka cookies?" Yibo hanya terpaku untuk seperkian detik. Diam memandang Xiao zhan dengan mata nya yang tajam. Dia sendiri mungkin tidak menyadari itu, sampai pemuda berkacamata didepannya putuskan untuk ambil langkah mundur. Xiao zhan pikir, Yibo mungkin tidak suka dengan kue yang dia bawa atau bagian terparahnya, lelaki itu justru tidak suka dengan kedatangannya. "Anu... itu... sebagai permintaan maaf."
Nani lah yang berinisiatif mencairkan suasana. Dia dekati Xiao zhan dengan senyum lebar, ulurkan tangan untuk menerima kotak putih yang diisi dengan cookies hangat. "Tuan muda suka kok." mendengar ucapan Nani, sedikit banyak membuatnya merasa lega. Melihat Yibo yang tak kunjung bicara dan hanya menatap nya dalam diam, Xiao zhan merasa harus segera menyingkir dari sana. Maka setelah ucap maaf dan terimakasih sekali lagi, pemuda itu langsung berlari menuju pintu utama. Ada perasaan yang tak bisa dijelaskan. Semacam penolakan yang entah mengapa membuat Xiao zhan merasa sedih.
Dia berbalik sekali lagi, tatap bangunan besar dan pintu yang kini sudah tertutup sempurna. Xiao zhan edarkan pandangan kesekelilingnya, masih merasa tak nyaman dengan puluhan penjaga yang berdiri diluar rumah. Tampaknya dia baru tersadar, bahwa Yibo bukanlah orang biasa.
"Ini kaya novel yang sering aku baca." dia bergumam.
"Akan lebih lucu lagi kalau ternyata keluarga Yibo itu mafia." Xiao zhan tertawa mendengar ocehan nya sendiri. Rasa sedih yang semula hinggap kini sudah menghilang entah kemana. Kakinya kembali melangkah, begitu pagar besar itu terbuka otomatis, Xiao zhan bergegas masuk kedalam mobil milik nya. Namun, belum sempat mobil itu melaju pelan, Yibo terlihat berdiri disisi kanan nya. "Sebentar paman." Xiao zhan memberitahu supir sang ayah. Kaca jendela dibuka, Xiao zhan menoleh keluar dengan mata lucu yang tampak bertanya-tanya.
"Ada apa?" katanya. 10 detik telah berlalu.
"Paman harus pergi mengantar ibu kerumah temen nya Yibo, kalau ada yang ingin kamu sampaikan, lebih cepat akan lebih baik."
