Dafian Alvian Dirgantara, seorang pemuda yang selalu berjuang keras dan melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.Salah satunya adalah mendapatkan pengakuan dan kasih sayang dari sang ayah.
Dafiandra atau kerap dipanggil Dafi
me...
"selagi ayah gue masih bisa tertawa dan tersenyum,maka gue akan selalu bahagia" _Dafian Alvian Dirgantara.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Seorang pemuda yang memiliki paras yang cukup tampan dengan bulu mata yang lentik dan alis yang cukup tebal tengah memainkansebuah gitar di atas balkon rumahnya.
"Pokoknya gue harus bisa menang di lompa cipta lagu ini,supaya gue bisa banggain ayah"gumam pemuda itu dengan tersenyum tipis.
Ketika ia tengah fokus memetik senar gitar dengan jarinya, tiba-tiba saja ingatan nya memutarkan memori-memori yang sama sekali tidak ingin ia ingat.Dan hal itu sukses membuat senyuman tipis diwajahnya memudar.
...
"Ayah lihat!,aku mendapatkan peringkat keempat dikelas,aku hebatkan?"
"Ftt hebat?, tidak usah sombong anak sialan,kamu baru mendapatkan peringkat empat saja sudah sombong seperti itu"
...
"Ayah kepala aku sakit,aku mau ayah usap-usap kepala aku,bolehkan ayah?"
"Saya tidak akan Sudi untuk melakukan hal itu,ingat! Saya tidak akan pernah mau menyentuh anak sialan seperti kamu!"
...
"Anak sialan!, apa-apaan ini kamu balapan liar lagi?, tidak capek kamu membuat masalah untuk saya,dasar anak tidak tau diuntung!"
...
"Saya tidak akan pernah menganggap kamu sebagai anak saya, sampai mati pun saya tidak akan Sudi untuk mengakui kamu!"
...
Pemuda itu langsung menjambak rambutnya dengan kuat ketika ingatan-ingatan itu mulai bermunculan di pikiran nya.
"Sialan,enyah Lo dari pikiran gue!"teriaknya dengan penuh emosi.
Nafasnya masih terengah-engah dengan tangan yang masih mencekram kuat kepalanya.
"Kenapa ingatan-ingatan itu harus muncul lagi sih?"lirih pemuda itu dengan memukul-mukul kepalanya sedikit keras, berharap ia dapat melupakan memori-memori menyakitkan yang terus berputar di kepalanya.
"Heh Lo ngapain bangsat?"teriak seseorang yang berlari menghampiri dan langsung menghentikan aksi pemuda itu.
"Ngapain Lo kesini?"lirih pemuda itu menatap sinis orang yang tengah menahan tangan yang sedang mencekram kuat kepalanya.
Orang tersebut hanya abai dengan ucapan pemuda itu, tujuan utamanya sekarang adalah menghentikan aksi pemuda itu.
"Apa yang udah Lo lakuin?, ngapain mukul-mukul kepala kayak gitu coba?"bentak orang tersebut kepada pemuda di hadapannya.