01 - Family Mean Overthinkingly?

0 0 0
                                    

Tok tok tok

"Sayang? Udah selesai belum yang?"

Tanya seseorang dari balik pintu. Itu adalah Chandra. Ini sudah keempat kalinya laki-laki tersebut mengetuk pintu kamar, tempat istrinya berada.

"Udah yang. Ini aku nyusul keluar nih." ucap Ralia sembari berdiri dari kursi meja riasnya.

Sebelum benar-benar pergi Ralia kembali lagi ke arah pantulan kaca. Ia melihat tampilan dirinya lantas mengulas senyuman.

Sudah sangat bagus dandanannya kali ini. Ya, walaupun sekilas ia menampilkan raut wajah getir, mengingat kejadian yang terjadi beberapa jam lalu. Tapi semuanya sudah aman, sudah dibereskan olehnya. Pipinya yang meninggalkan bekas cap tangan Chandra sudah hilang, sudah ditutup dengan foundation yang tebal. Dan juga matanya yang sembab, kini sudah tidak terlalu parah kok. Beberapa saat lalu, sebelum make up sudah dikompres menggunakan sendok yang ditaruh di freezer.

Sudahlah, semuanya sudah aman terkendali.

"Aku siap."

"Wahhh... Cantik sekali istriku." ucap Chandra tatkala melihat Ralia keluar dari pintu.

Chandra tidak henti-hentinya kagum, memandangi dari ujung kepala hingga ujung kaki istrinya itu.

Ralia sungguh cantik dengan balutan dress berwarna pink pastel dan rambut bergelombang yang terurai rapi. Dress nya lah yang menjadi poin utama. Dress yang dibelikan Chandra itu sangat cocok untuk bentuk tubuhnya yang langsing kecil namun masih membentuk lekukan yang indah. Apalagi kulit Ralia yang putih bersih dan mulus itu. Benar-benar perpaduan yang cantik dengan warna dress nya.

"Sayang jangan terlalu cantik. Awas aja ya kalo ada yang ngelirik kamu di acara makan malem ulang tahun papa nanti? Aku ajak berantem orang itu. Aarrggh."

Ralia tertawa kecil, dirinya sebenarnya tersipu malu dengan pujian suaminya itu.

"Kamu jangan marah kalo aku cantik gini yang. Kan yang beliin aku baju itu kamu, kamu juga yang beliin aku alat make up, sampai aku bisa berubah jadi cantik seperti ini."

"Emang dasar kamunya itu udah cantik sih yang."

"Alah gombal."

"Ih aku serius. Cupp..." ucap Chandra lantas mendaratkan ciuman gemas di pipi Ralia.

Chandra kemudian menggandeng tangan Ralia dengan cepat. Sepertinya waktunya sudah mepet. Mereka harus segera berada di lokasi acara.

***

Perjalanan memakan waktu kurang lebih 30 menit. Hingga akhirnya mobil jeep Mercedes-benz yang dikendarai Chandra bersama Ralia masuk ke arah pintu gerbang mansion mewah bergaya klasik dengan halaman golf yang sangat luas dan dilengkapi dengan air mancur di tengahnya.

Ralia selalu melongo jika berkunjung ke kediaman mertuanya. Pasalnya rumah milik mertuanya itu benar-benar seperti rumah di film-film.

Begitu tidak nyata untuknya.

"Ayo sayang kita sampai." Chandra menggandeng Ralia keluar, sembari menyerahkan kunci mobilnya kepada pegawai di sana untuk diparkir.

Ralia memposisikan tangannya di lengan Chandra. Seperti yang Chandra ajarkan 3 tahun lalu ketika mereka berjalan bersama di atas karpet pesta pernikahan.

Terlihat sudah banyak orang yang berada di ruang utama. Chandra dan Ralia bisa melihatnya dari kejauhan.

"Lohh kita telat ya?" tanya Ralia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Till We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang