Bab 6

4 2 0
                                    

Terlalu cinta akan membuatmu buta
-Fayra

FLASHBACK OFF

"Ikut gue" ujar seseorang dengan suara berat yang mampu membuat Myli membeku. Dia tetap diam ditempat, namun pegangan nya mengerat pada jemari Fayra.

"Lo ga tuli kan?" Tanya Raka dengan suara dingin yang mampu membuat Myli menggeleng, gadis itu membalikkan tubuhnya dan disana Raka telah berdiri menatap dirinya.

"Ikut gue" ujar Raka menekan setiap kata yang keluar dari mulutnya, Myli menggeleng pertanda ia tak ingin ikut. Raka mendekat dan memegang tangan gadis itu, ia menarik Myli keluar dari ruangan Fayra.

Fayra be like: lagi lagi gue ditinggal:)

❄❄❄

"Lo... mau apa?" Tanya Myli mencoba untuk membuka percakapan.

Saat ini mereka berada di lorong rumah sakit yang sedang sepi, tadinya Raka ingin menarik Myli ke Rooftop Rumah Sakit tapi gadis itu berteriak seperti ingin dipotong.

"Kenapa lo bisa tau?" Tanya Raka.

"T- tau apa?" Tanya Myli berlagak tidak mengerti, gadis itu mengalihkan pandangan nya dari wajah Raka.

"Lihat gue, jangan pura pura dungu" ujar Raka menarik wajah Myli agar melihat ke arahnya.

Mata mereka bertabrakan untuk beberapa saat sampai Myli memutuskan terlebih dahulu.
"Gue dengar lo bicara sama... Alvian"  ujar Myli.

"Dari kapan?" Tanya Raka, pandangannya tak sedikitpun lepas dari gadis di hadapannya ini.

"Dari awal sampai lo tuduh Alvian" ujar Myli mengangkat bahu acuh, Raka mengangguk samar.

"Berarti lo tau masalahnya, bukan?" Tanya Raka berjalan semakin mendekat ke arah Myli.Gadis itu tampak sedikit gugup, namun ia masih dapat menutupi kegugupan nya tersebut.

"Tau" balas Myli singkat, ia sedikit takut melihat Raka yang seperti ini.
Pemuda itu berhenti sejengkal dari Myli, ia menatap mata gadis dihadapan nya tersebut lamat.
"Lo memang teman Fayra, tapi apa lo bisa dipercaya?" Tanya Raka masih tak mengalihkan pandangan nya dari Myli.

Myli mengangguk mantap, dia adalah teman yang dapat dipercaya.
"Gue ga akan bocorkan masalah ini ke siapapun"

Raka tampak mengangguk samar, ia membalikkan tubuhnya membelakangi Myli.
"Andai gue ajak lo kerjasama, lo mau?" Tanya Raka.

Myli mengerutkan keningnya nya, bagaimana mungkin ia bekerja sama dengan pemuda di hadapannya ini?
"Kerja... sama?" Tanya Myli memastikan telinga nya tak salah mendengar.

Raka berdehem sebagai jawaban, Myli terdiam.
"Dalam hal?" Tanya Myli ragu.

"Mencari dalang kecelakaan Fayra"

"Tapi, bukannya itu kasus lama? Aneh banget tiba tiba dibuka lagi" ujar Myli sedikit tidak setuju, takut usaha mereka nanti hanya akan sia sia.

"Lo tenang aja" ujar Raka berjalan pergi dari lorong tersebut, namun pertanyaan dari Myli mampu membuat nya berhenti melangkah.

"Kapan lo bisa suka balik sama gue, Raka?" Tanya Myli.

"Sampai kapan pun, gue ga akan pernah suka sama lo" ujar Raka menekan setiap kata dalam perkataan nya.

Myli sedikit menunduk, lalu kembali mendongak.
"Setidaknya, kasih tau gue alasan nya" ujar Myli mengepalkan tangannya.

Raka tak berbalik atau melangkah sedikit pun, ia hanya diam.
"Ada banyak alasan, suatu hari nanti, lo sendiri yang akan tau alasannya" ujar Raka meninggalkan Myli di lorong tersebut.

Gadis itu hanya diam, ia tak dapat memaksa Raka untuk memberi tau nya.
"Gue harap, perasaan gue ke lo, dapat pudar secepatnya"

💔💔💔

"Selamat pagi semua"

"Pagi buk"

"Ibu sita waktu kalian sebentar saja, ibu ingin memberitahu bahwa sekolah akan mengadakan acara camp untuk kelas 11 dan 12 dan tidak boleh tidak ada yang ikut. Semua murid diharuskan untuk ikut" ujar Guru tersebut.

"Kalau ada yang ga mampu bayar buk?" Tanya salah satu siswa.

"Ini sekolah elit, tidak mungkin ada yang tidak mampu" balas guru itu.

"Murid beasiswa buk" teriak seorang murid dari bangku paling belakang.

"Murid beasiswa akan didanai oleh sekolah, jadi tidak ada alasan untuk tidak ikut. oh ya, camp akan dilaksanakan minggu depan. Jadi kalian masih memiliki waktu untuk mempersiapkan barang barang" ujar Guru tersebut.

"Enak banget murid beasiswa, gue juga mau didanai sekolah" ujar jeffran, murid bar bar dan buaya di IPS 1.

"Makanya lo pintar, biar dapat beasiswa, lagipula bokap lo kan kaya, masih ngarep beasiswa lo?" Sahut rachel, murid jilid.

"Dia ga hadir pas pembagian otak, chel. Makanya bodoh, dan ga mungkin dapat beasiswa" balas asya, teman rachel.

Mereka semua tertawa melihat muka masam jeffran, tak terkecuali Myli dkk.
"Sudah sudah, pokoknya kalian harus sudah mempersiapkan barang yang kalian butuhkan, nanti surat izin pada orang tua kalian akan ibu kirim melalui email" ujar ibu itu lagi.

"Baik buk" balas mereka serentak.

💔💔💔

Kringg...

Waktu istirahat telah tiba, mereka semua bersemangat untuk ke kantin.
Myli dkk sudah berada di kantin sebelum bel berbunyi, ya mereka membolos.

"Nanti ke mall yuk, belanja bareng" ujar Laura disela makan mereka.

"Boleh, biar bisa beli barang yang sama" setuju Natta.

Yang lain hanya mengangguk mengiyakan, mereka kembali makan dengan keheningan.
Tak berapa lama, tiba tiba datang seorang gadis dengan pakaian yang sangat ketat sampai mencetak lekuk tubuhnya.

"Gue numpang duduk ya, tempat lain udah penuh" ujar gadis itu menatap mereka, jangan lupa dengan pandangan yang merendahkan.

"Ya" balas Natta singkat, mereka kembali makan. Sesekali Myli bergeser tak nyaman karena gadis di samping nya ini.

Laura dapat menangkap raut wajah tak nyaman Myli, ia hanya tersenyum.

Ting!

Ponsel Myli yang terletak diatas meja bergetar pertanda pesan masuk, ia langsung mengambil benda pipih tersebut.
Matanya membulat membaca pesan yang tertera di ponselnya.

"Kenapa lo li?" Tanya Lucy heran melihat raut wajah Myli, gadis itu menatap lucy dan temannya bergantian dengan mata yang berkaca kaca.

"Lo kenapa li?" Tanya Natta juga, Myli hanya menggeleng ia menghapus cairan yang turun dari matanya.

"F-fayra... udah sadar" ujar Myli, mereka otomatis terdiam.
Gadis yang duduk disamping Myli tampak mengangkat sebelah alisnya.

"Ayo ke Rumah Sakit" ujar Natta bersemangat.

Mereka mengangguk lalu bangkit dari sana tanpa pamit dengan gadis yang tadi menumpang di meja mereka.

"Ohh... gadis itu sudah sadar" batin seseorang di kantin itu.

💔💔💔

"Fayra" pekik mereka setelah memasuki ruangan tersebut.
Yang namanya dipanggil hanya menatap datar namun lesu.

"Lama banget lo sadar, enak banget ya koma?" Cerocos Myli.

"Bosan hidup kali, btw rasanya koma gimana?" Tanya Lucy, dia duduk di sebelah kiri brankar.

"Jangan banyak tanya dulu, dia baru sadar" tegur Raka.
Mereka langsung terdiam, Natta menggenggam jemari Fayra, karena ia tau jika gadis itu sudah sembuh total, dia tidak akan mau digenggam seperti saat ini.

"Myli, ikut gue" ujar Raka bangkit dari sofa dan berjalan keluar.
Mereka semua termasuk Myli keheranan dengan Raka.

"Gue keluar bentar ya" pamit Myli.

MWEHEHE.... GANTUNG KAN???
Aku ini memang suka menggantung, apalagi ke readers semua😝😆

Jangan lupa vote and follow akun auth yaww😘😘
See you next part....

just admire Where stories live. Discover now