Prolog
Dahulu kala, ketika kekosongan masih menjadi penguasa tunggal alam semesta, Sang Pencipta, yang bosan dengan kehampaan abadi, membagi jiwa dalam dirinya menjadi sembilan bagian. Setiap bagian menjadi cikal bakal suku yang akan menghuni dunia baru yang Ia ciptakan. Meski berasal dari esensi yang sama, setiap suku berkembang dengan caranya masing-masing, berbeda dalam budaya, bahasa, dan cara hidup.
Sembilan suku ini, dengan elemen dan keahlian unik, disebar ke berbagai wilayah di dunia tersebut. Mereka dipisahkan oleh gunung, lautan, dan hutan belantara, masing-masing menempati wilayah yang selaras dengan elemen mereka. Namun, ketidakmampuan mereka untuk saling memahami menciptakan jurang pemisah yang tak terelakkan.
Klan pertama menyala terang, api yang membara, penuh gairah dan semangat yang tak terkendali. Mereka adalah ras yang akan hidup dengan api dalam hati mereka, selalu bersemangat, selalu ingin menaklukkan dunia di sekitar mereka.
Klan kedua mengalir lembut seperti air, namun di dalamnya tersimpan kekuatan dahsyat yang tersembunyi. Ras ini hidup dalam ketenangan dan kedalaman, namun bisa berubah menjadi badai yang menghancurkan saat mereka terprovokasi.
Klan ketiga bergerak seperti angin, tak terlihat namun selalu hadir, membawa kekuatan yang tidak bisa dikendalikan. Ras yang menguasai langit ini bergerak cepat dan tak terduga, penuh kebebasan, seperti angin yang menyapu dunia tanpa hambatan.
Klan keempat, kuat dan kokoh, berasal dari tanah yang membentuk segala sesuatu. Mereka bersandar pada kekuatan bumi, stabil dan tak tergoyahkan, dengan kemampuan untuk membangun peradaban yang terhubung erat dengan tanah dan batu.
Namun, tidak semua jiwa membawa elemen alam yang terlihat.
Klan kelima adalah cahaya itu sendiri—cahaya yang menembus kegelapan, membawa kebenaran dan keadilan. Mereka adalah penjaga cahaya, pelindung kebenaran di dunia yang penuh ketidakpastian dan ketidakjelasan.
Klan keenam adalah kebalikannya—kegelapan, bayangan yang menutupi cahaya, penuh rahasia dan misteri. Ras ini beroperasi dalam bayangan, membawa kekuatan yang tidak terlihat namun mematikan, bergerak dalam diam namun memiliki dampak besar.
Klan ketujuh tidak memiliki kekuatan alamiah. Tidak ada api, air, atau angin. Sebaliknya, mereka membawa kekuatan akal, kecerdasan, dan pengetahuan. Ras ini tidak memiliki kekuatan magis, tetapi mampu menciptakan teknologi yang jauh melampaui imajinasi ras lain.
Klan kedelapan bisa dekat dan menyatu dengan binatang, perubahan bentuk. Mereka adalah esensi dari kehidupan binatang, naluri, dan kekuatan transformasi. Ras ini dapat bertransformasi menjadi binatang buas, hidup dalam harmoni dengan alam liar yang mereka kuasai.
Dan terakhir, Klan kesembilan tampaknya kosong. Tidak ada kekuatan magis, tidak ada kemampuan luar biasa. Namun di dalamnya tersembunyi kebijaksanaan dan pemahaman mendalam. Ras ini tampaknya lemah, namun memiliki kemampuan untuk memahami bahasa dan budaya dari semua ras lainnya.
Setelah kesembilan ras ini tercipta, Sang Pencipta menurunkan mereka ke dunia yang baru ia bentuk. Setiap ras ditempatkan di wilayah yang berbeda, jauh dari satu sama lain. Mereka tidak diberi panduan, tidak ada instruksi tentang bagaimana hidup. Mereka dibiarkan berkembang sendiri, membangun peradaban berdasarkan kekuatan dan keinginan mereka.
Lalu kisah dimulai dengan klan api, ras pertama yang menyala terang dengan semangat yang membara.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
EKSPLORASI KLAN API
Di awal waktu, ketika Sang Pencipta membagi jiwa-Nya, sembilan klan tercipta. Salah satunya adalah Klan Api, klan yang menyala dengan semangat api dan kekuatan yang membara. Saat mereka pertama kali tiba di bumi, Fire Clan dipimpin oleh seorang raja bernama Bara, yang memiliki kekuatan jiwa api lebih besar dari semua anggota suku lainnya. Bara adalah simbol semangat dan kekuatan, memandu Fire Clan menemukan tempat mereka di dunia yang baru ini.

YOU ARE READING
Soul forge
Fantasía"Dahulu kala, ketika Sang Pencipta bosan dengan kehampaan, Ia membagi jiwa-Nya menjadi sembilan elemen yang menciptakan suku-suku dengan kekuatan dan budaya unik. Terpisah oleh alam liar dan perbedaan bahasa, mereka tidak dapat saling memahami, menc...